Muhammadiyah dan Kominfo Tekankan Kolaborasi untuk Tangani Dampak COVID-19
loading...
A
A
A
Ke depan dia berharap koordinasi pemerintah serta masyarakat saling menopang dan fokus menangani COVID-19. Termasuk kolaborasi untuk mendorong percepatan vaksinasi, penegakan disiplin protokol kesehatan dan pemulihan ekonomi bagi masyarakat yang paling terdampak.
Di kesempatan yang sama, Ketua IPM Nashir Effendi juga menyampaikan poin-poin penting aktivitas IPM dalam penangangan COVID-19. Salah satunya lewat Gerakan Yatim Berdaya, di mana sasaran program adalah pelajar Muhammadiyah yang kehilangan orang tua di saat pandemi.
“Jadi, kami ingin mereka berdaya dan mandiri. Dalam hal ini, kami bekerja sama dengan majelis sosial Muhammadiyah,” terang Nashir.
IPM juga berkomitmen untuk turut mendorong percepatan vaksinasi, utamanya di usia 6-12 tahun. Ini demi mempercepat pembelajaran tatap muka bisa kembali dengan aman. IPM juga siap menjembatani kebijakan pemerintah agar dapat diterima dan diterapkan oleh pelajar.
Permasalah perempuan dan anak juga turut mendapatkan porsi. Dyah Puspitarini, selaku Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah menyampaikan, “NA fokus pada perempuan dan anak, bahkan saat pandemi. Perempuan dan anak termasuk yang terdampak paling banyak,” tuturnya.
Aksi tanggap COVID-19 yang dilakuan NA sendiri meliputi pencegahan, penanganan, dan pemulihan. Adapun fokus areanya di sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Upaya pencegahan terus menerus dilakukan melalui edukasi online terkait COVID-19. Upaya penanganan juga dilakukan melalui penurunan kader NA sebagai tenaga kesehatan hingga pemulasaraan jenazah. Upaya Edukasi dan informasi harapannya bisa dilakukan tidak hanya di tingkat pusat, tapi juga sampai skala terkecil dan berspektif perempuan serta perlindungan anak terhadap dampak pandemi COVID-19.
Sementara itu, Ketua Umum IMM Abdul Musawir Yahya menyampaikan pentingnya pemberdayaan masyarakat terdampak pandemi COVID-19. Terutama dalam hal pengentasan pengangguran. “Penting untuk membantu masyarakat meningkatkan perekonomian,” ucapnya.
IMM turut membantu masyarakat desa dalam membentuk UMKM. Membantu ekonomi pedesaan oleh kader IMM penting karena banyak orang-orang kota pulang ke desa akibat kehilangan pekerjaannya di masa pandemi.
Sebagai penutup, Ika Ardina, Tim Komunikasi Publik PCPEN-Kominfo menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanganan COVID-19. “Kita butuh bantuan dari berbagai organisasi. Jadi, kami menggandeng baik dari pemerintah, organisasi, pengusaha, dan tentu saja dengan para pemuda. Dinamika masyarakat perlu didengarkan untuk menentukan kebijakan, jadi perlu kerja sama dan kolaborasi yang konkret,” tutupnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua IPM Nashir Effendi juga menyampaikan poin-poin penting aktivitas IPM dalam penangangan COVID-19. Salah satunya lewat Gerakan Yatim Berdaya, di mana sasaran program adalah pelajar Muhammadiyah yang kehilangan orang tua di saat pandemi.
“Jadi, kami ingin mereka berdaya dan mandiri. Dalam hal ini, kami bekerja sama dengan majelis sosial Muhammadiyah,” terang Nashir.
IPM juga berkomitmen untuk turut mendorong percepatan vaksinasi, utamanya di usia 6-12 tahun. Ini demi mempercepat pembelajaran tatap muka bisa kembali dengan aman. IPM juga siap menjembatani kebijakan pemerintah agar dapat diterima dan diterapkan oleh pelajar.
Permasalah perempuan dan anak juga turut mendapatkan porsi. Dyah Puspitarini, selaku Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah menyampaikan, “NA fokus pada perempuan dan anak, bahkan saat pandemi. Perempuan dan anak termasuk yang terdampak paling banyak,” tuturnya.
Aksi tanggap COVID-19 yang dilakuan NA sendiri meliputi pencegahan, penanganan, dan pemulihan. Adapun fokus areanya di sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Upaya pencegahan terus menerus dilakukan melalui edukasi online terkait COVID-19. Upaya penanganan juga dilakukan melalui penurunan kader NA sebagai tenaga kesehatan hingga pemulasaraan jenazah. Upaya Edukasi dan informasi harapannya bisa dilakukan tidak hanya di tingkat pusat, tapi juga sampai skala terkecil dan berspektif perempuan serta perlindungan anak terhadap dampak pandemi COVID-19.
Sementara itu, Ketua Umum IMM Abdul Musawir Yahya menyampaikan pentingnya pemberdayaan masyarakat terdampak pandemi COVID-19. Terutama dalam hal pengentasan pengangguran. “Penting untuk membantu masyarakat meningkatkan perekonomian,” ucapnya.
IMM turut membantu masyarakat desa dalam membentuk UMKM. Membantu ekonomi pedesaan oleh kader IMM penting karena banyak orang-orang kota pulang ke desa akibat kehilangan pekerjaannya di masa pandemi.
Sebagai penutup, Ika Ardina, Tim Komunikasi Publik PCPEN-Kominfo menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanganan COVID-19. “Kita butuh bantuan dari berbagai organisasi. Jadi, kami menggandeng baik dari pemerintah, organisasi, pengusaha, dan tentu saja dengan para pemuda. Dinamika masyarakat perlu didengarkan untuk menentukan kebijakan, jadi perlu kerja sama dan kolaborasi yang konkret,” tutupnya.