Momen Pergulatan Gus Yahya Menjadi Kader hingga Menjadi Ketum PBNU

Jum'at, 24 Desember 2021 - 11:39 WIB
loading...
Momen Pergulatan Gus...
KH Yahya Cholil Staquf atau populer disapa Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. FOTO/DOK.iNews
A A A
JAKARTA - Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung Tengah telah menghasilkan keputusan penting bagi organisasi. KH Yahya Cholil Staquf atau populer disapa Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.

Keputusan ini diperoleh dari hasil pemilihan yang digelar di arena Muktamar NU, Jumat (24/12/2021). Gus Yahya mendapatkan 337 suara mengalahkan koleganya KH Said Aqil Siroj yang meraih 210 suara.

"Dan sesuai Pasal 28 ayat (2) Tata Tertib Muktamar ke-34, maka KH Yahya Cholil Staquf ditetapkan sebagai KETUA UMUM PBNU masa khidmat 2021-2026," tulis pimpinan Sidang Pleno IV Muktamar ke-34 NU dalam berita berita acara yang ditanda tangani Mohammad Nuh, Asrorun Niam Sholeh, Moh Mukri, dan Johari.

Baca juga: Breaking News: KH Yahya Cholil Staquf Terpilih sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026

Gus Yahya bukan orang baru di organisasi NU. Dia bahkan telah dikader oleh ayahnya, KH Muhammad Cholil Bisri yang juga tokoh NU sejak duduk di bangku SMP. Pengalaman pertamanya adalah menghadiri Muktamar ke-26 NU di Semarang pada 1979 silam.

"Secara tidak resmi saya dikader oleh ayah. SMP kelas 1, Muktamar ke-26 NU tahun 1979 di Semarang diajak ikut Muktamar. Saya memakai ID card sebagai peninjau," kata Gus Yahya dikutip dari NU Online, Jumat (24/12/2021).

Di arena muktamar itu, Gus Yahya bertemu dengan banyak tokoh NU, termasuk untuk pertama kalinya melihat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. "Di Muktamar ke-26 pertama kali lihat Gus Dur secara langsung. Ayah saya itu ketua cabang Ansor Rembang, lalu Ketua PCNU Rembang," ujar putra dari KH Cholil Bisri ini.

Momen yang paling penting hingga akhirnya NU menjadi pergulatan batinnya adalah ketika Gus Yahya memimpin pengumandangan lagu Indonesia Raya dalam pembukaan Muktamar ke-28 di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta asuhan KH Ali Maksud. Gus Yahya menghabiskan waktu sekitar 15 tahun belajar di pesantren ini. Sebelumnya ia telebih dulu belajar ngaji di Pesantren Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin di Leteh, Rembang milik orang tuanya.

"Saat pembukaan acara, saya memimpin lagu Indonesia raya. Saya kira sejak itu NU jadi pusat pergulatan mental saya," imbuhnya.

Baca juga: Profil KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026

Selain sang ayah dan Kiai Ali Maksum, tokoh lain yang mengadernya di NU adalah pamannya, KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Saat kuliah di FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM), dirinya sering diajak ayah dan pamannya ikut acara NU. Salah satunya pada 1987, Gus Mus mengajaknya ikut pertemuan para ulama di Jakarta. Di forum inilah, Gus Yahya bertemu langsung dan berbincang panjang lebar dengan Gus Dur.

"Saya beruntung, karena paman dekat dengan Gus Dur. Setiap ketemu paman, ngobrol tentang Gus Dur. Terutama saat Gus Dur jadi ketua umum. Obrolan saya dengan paman ini diceritakannya ke Gus Dur. Akhirnya Gus Dur juga tahu tentang saya," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1856 seconds (0.1#10.140)