Buka Muktamar NU, Jokowi Tawarkan Konsesi Minerba ke Nahdlatul Ulama

Rabu, 22 Desember 2021 - 12:17 WIB
loading...
Buka Muktamar NU, Jokowi...
Presiden Jokowi membuka Muktamar NU di Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021). FOTO/TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE SETPRES
A A A
JAKARTA - Presiden Jokowi menyinggung soal ekonomi umat saat membuka Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021). Jokowi menawarkan konsesi minerba kepada NU untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Awalnya Jokowi mengatakan bahwa salah satu permasalahan ekonomi umat adalah pemerataan. Dia mengakui tidak mudah untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan.

"Memang kita harus berbicara apa adanya pemerataan bukan sebuah hal yang gampang untuk dilakukan," katanya saat membuka Muktamar ke-34 NU di Lampung, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Jokowi Resmi Buka Muktamar ke-34 NU

Menurut Jokowi, saat ini NU memiliki kekuatan besar yakni anak-anak muda, santri, dan lulusan universitas ternama dunia. "Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif, saya meyakini ini bisa menarik gerbong-gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan kita semuanya," katanya.

Jokowi menyarankan agar anak-anak muda NU dibuatkan wadah, baik sebuah perseroan (PT) maupun kelompok usaha. Jokowi berjanji akan menyiapkan konsesi atau hak pengelolaan tanah.

"Kalau siap saya menyiapkan konsesi. Baik itu yang namanya konsesi, terserah mau dipakai untuk lahan pertanian, silakan," ujarnya.

Bahkan Jokowi tengah menyiapkan konsesi untuk minerba. "Saya juga ingin menyiapkan konsesi minerba. Yang pengen bergerak di usaha-usaha nikel misalnya, usaha usaha batubara, usaha-usaha bauksit, usaha-usaha copper, usaha tembaga silakan," katanya.

Baca juga: Menebak Siapa yang Berpeluang Memenangkan Muktamar NU

Namun dia menekankan bahwa hal ini harus dilakukan dalam kelompok usaha besar agar bisa menarik kelompok masyarakat lainnya. Dengan begitu tujuan pemerintah untuk menyejaterakan masyarakat bisa tercapai.

"Tetapi sekali lagi ini dalam kelompok usaha besar. Sehingga bisa menggeret, mengajak gerbong-gerbong yang lainnya untuk ikut menikmati. Ini memerlukan sebuah kerja besar tetapi saya melihat potensi di Nahdlatul Ulama itu ada, tinggal merajutnya," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1835 seconds (0.1#10.140)