Ketimbang Panja, Pembentukan Pansus Garuda Indonesia Dinilai Lebih Efektif

Selasa, 21 Desember 2021 - 01:55 WIB
loading...
Ketimbang Panja, Pembentukan...
Ketua Fraksi Nasdem DPR Ahmad M Ali menilai pembentukan pansus lebih efektif mengurasi masalah Garuda Indonesia dari pada membentuk panja. Foto/antara
A A A
JAKARTA - Fraksi Partai Nasdem DPR mendorong pembentukan panitia khusus (pansus) Garuda Indonesia . Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI Ahmad M Ali menilai pansus lebih efektif ketimbang panitia kerja (panja) dalam mengurai polemik yang dihadapi maskapai pelat merah tersebut.

“Panja tidak cukup. Kita butuh Pansus untuk melakukan penyelidikan secara komprehensif,” tegas Ali dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/12/2021).

Pansus Garuda Indonesia, kata dia, bakal melibatkan berbagai komisi mulai dari Komisi III, V, VI, hingga XI DPR. Kolaborasi itu untuk menyelidiki akar permasalahan yang membelit Garuda Indonesia secara transparan.

Tetapi dia menegaskan pansus Garuda Indonesia dibentuk semata untuk menyelesaikan sengkarut yang ada. Niat NasDem semata-mata ingin mengembalikan kejayaan Garuda serta kepercayaan dunia terhadap maskapai itu sendiri. “Ini penting bagi Garuda untuk mengembalikan kepercayaan publik dan dunia,” papar anggota Komisi III DPR itu.



Setidaknya, saat ini sudah ada tiga fraksi di DPR yang setuju membentuk Pansus Garuda Indonesia. “Paling tidak tiga fraksi sudah diajak bicara dan setuju untuk dilaksanakan Pansus,” ungkap Ali.

Namun, Ali belum bisa membeberkan tiga fraksi tersebut. Yang jelas, Fraksi NasDem bakal mengusulkan pembentukan Pansus Garuda Indonesia pada masa sidang mendatang. “Menurut saya fraksi yang tidak terlibat juga akan mendukung,” terang Ali.

Dia pun berharap kedepan semakin banyak fraksi di DPR yang mendukung dibentuknya Pansus Garuda Indonesia. “Kami melihat permasalahan di Garuda bukan hanya manajemen tapi konspirasi jahat yang dijadikan bancakan kelompok-kelompok tertentu,” kata Ali.

Selain itu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem ini juga membeberkan polemik atau permasalahan yang ada di Garuda Indonesia tidak berdiri sendiri dan telah muncul sejak lama. Ali mencontohkan kasus korupsi yang menjerat mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Kemudian pernyataan Rolls Royce yang menyebutkan adanya upaya penyogokan, penyuapan, dan lain-lain.

Masalah lain, lanjut Ali, Garuda Indonesia memutus kontrak sewa 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Pemutusan kontrak lantaran biaya sewa dan perawatan yang terlalu mahal.



Tak hanya itu, terang Ali, Garuda Indonesia juga tidak bisa mengoperasikan seluruh unit pesawatnya. Sebab, Pertamina menyetop suplai avtur lantaran Garuda memiliki utang sebesar Rp16 triliun. “Kita miris melihat ada maskapai swasta murni begitu berkembang. Tapi Garuda yang sudah melegenda tidak berkembang,” tuturnya.

Bahkan, Ali juga mengutip pernyataan mantan Komisaris Garuda Indonesia Peter Frans Gontha. Peter menyebut adanya dugaan empat perusahaan asing berkongkalikong dengan Garuda Indonesia.

Semua permasalahan ini harus dituntaskan demi nama baik Indonesia di mata dunia. Kepercayaan publik sangat penting bagi maskapai sekelas Garuda Indonesia. Apalagi, Garuda Indonesia sudah dikenal di mancanegara.

“Niatan kita semata-mata ingin mengembalikan Garuda dan menjayakan Garuda serta kepercayaan dunia terhadap maskapai itu sendiri,” jelas dia.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1277 seconds (0.1#10.140)