Tekun...

Sabtu, 18 Desember 2021 - 06:09 WIB
loading...
Tekun...
Tekun...
A A A
Bandung Mawardi
Penulis buku Terbaca: Sejenak Bertema Anak (2021)

Selama puluhan tahun, buku berjudul Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak (2005) susunan Burhan N belum tergantikan atau mendapat pesaing ampuh. Buku itu terus digunakan dalam perkuliahan dan dipelajari publik. Keinginan mengerti sastra anak mengacu satu buku mungkin tak sempurna. Buku itu masih saja terpentingkan sambil kita menantikan buku-buku baru dari para penulis tak harus berada di ruang akademik.

baca juga: Terinspirasi Cerita Rakyat Nusantara, Erni Yurnita Hadirkan Buku Anak 'Ular Pelangi Berkepala Tujuh'

Masa demi masa, perkara sastra anak biasa terbaca oleh kaum ibu saat menikmati rubrik-rubrik di majalah Femina, Kartini, dan Sarinah. Majalah-majalah itu sering memuat masalah-masalah bacaan anak, menghadirkan biografi pengarang sastra anak, dan beriklan buku anak-anak. Peristiwa-peristiwa perbukuan berkaitan anak disimak dalam edisi tak berurutan atau bersambungan. Pengetahuan menjadi terpecah atau tercecer. Mereka menginginkan ada buku-buku menghimpun beragam hal dalam menguatkan perhatian untuk sejarah dan perkembangan sastra anak di Indonesia, terhubung pula ke masalah-masalah sastra anak di dunia.

baca juga: Literasi Anak Tetap Bersemi di Tengah Pandemi

Pada 2021, terbit Kitab Cerita: Esai-Esai Anak dan Pustaka 2 garapan Setyaningsih. Ikhtiar melakukan lacakan, pembuatan album ingatan, pencatatan hal-hal mutakhir mengenai kesusastraan anak dan industri perbukuan anak. Esai-esai tak dimaksudkan mencipta keutuhan tapi arahan-arahan mengurus hal-hal telanjur klise atau celah-celah terbiarkan sejak lama.

Setyaningsih mengingatkan: “Pada masa 1970-an, menguat perbincangan identitas bacaan anak Indonesia bertaut dengan penulis cerita anak ‘dalam negeri’. Indonesia tidak saja mengalami masalah kemandirian dan politik impor pangan, tapi juga impor bacaan.” Di situ, ia mengukan masalah pelik: politik, buku, dan bisnis. Lakon belum terlalu berbeda dengan masa sekarang. Buku telanjur “teremehkan” akibat diminta mematuhi segala undang-undang atau perintah pejabat tanpa berargumentasi matang mengenai keaksaraan dan peradaban.

baca juga: Blue Ivy Putri Beyonce Jadi Narator Buku Anak

Pesimis lumrah terkabarkan. Pembahasaan agak santun dan menolak pesimis disampaikan Burhan (2005) seperti tak pernah mendapat masalah-masalah ruwet dalam sastra dan perbukuan anak. Kita membaca ada ajakan bungah: “Dewasa ini perhatian orang akan pentingnya pemenuhan dan penyediaan buku-buku bacaan sastra bagi anak-anak – yang disebut sebagai sastra anak – semakin meningkat. Hal itu menunjukkan kesadaran orang dewasa bahwa pemenuhan kebutuhan bacaan anak merupakan sesuatu yang penting dan tidak dikalahkan oleh pemenuhan kebutuhan yang lain seperti barang-barang mainan.”

baca juga: 2 Hari Buka Kelas Dongeng Cilik, Langkah Awal Kembangkan Literasi Anak di Babel

Burhan tak mau lesu atau menjadikan para pembaca selalu murung gara-gara memikirkan sastra anak di Indonesia, belum di dunia. Impor cerita atau bacaan anak sering gubahan Eny Blyton. Kita simak penilaian Setyaningsih: “Membuka halaman-halaman Enid, kita memang cenderung dihadapkan pada kehidupan anak-anak dari keluarga nan harmonis dengan kemapanan ekonomi, sosial, dan kasih sayang. Konflik justru tidak datang dari internal keluarga, tapi pada masalah-masalah di sekita.”

Puluhan judul buku Enid diterjemahkan di Indonesia, menjadikan Gramedia sebagai penerbit teringat bagi anak-anak menggemari persembahan cerita diakui selera dunia. Kesanggupan Setyaningsih membaca ratusan buku dengan membuat tafsir memungkinkan pengamatan atas sastra anak teruji, terhindar dari omong kosong dan nasihat pasti bijak.

baca juga: Suara Merdu Anak-anak Penyandang Disabilitas Bikin Wali Kota Jakut Terpukau

Buku-buku itu dipelajari dalam beragam hal, mendapat catatan-catatan untuk dihajar dengan kritik atau termuliakan berdasarkan kebaikan dan keampuhan. Berurusan sastra anak mewajibkan keranjingan membaca dan teliti dalam membuat penafsiran. Semua tercatat dan terajukan dengan argumentasi meski ringan.

Tata cara itu terbedakan bila kita mengikuti penjelasan Murti Bunanta (1990): “Bacaan anak yang baik pada umumnya tercipta berdasarkan ilham pengarang yang diambil dari pengalaman dan prinsip hidupnya dengan tujuan yang berbagi dengan anak dan bukan semata-mata untuk ‘mengedukasikan’ anak atau memberi pesan dan wejangan-wejangan pada anak berdasarkan suatu misi atau program.”

Kalimat-kalimat itu bijak. Kita tak perlu membantah jika mengetahui ketekunan Murti Bunanta membuat tulisan-tulisan akademi bertema sastra anak. Ia mengerjakan skripsi, tesis, dan disertasi berdalih mengamati sastra anak, berharapan membekali kemaun besar memajukan sastra dan kepustakaan anak di Indonesia.

baca juga: Pacu Literasi Anak, Migo Indonesia dan Dinas Pendidikan Kota Cirebon Manfaatkan Kearifan Lokal

Di daftar pengarang Indonesia mau menulis cerita anak, Setyaningsih “meresmikan” Mansur Samin itu “salah satu yang paling tekun menulis bacaan anak”. Pengakuan setelah mengumpulkan dan membaca puluhan buku gubahan Mansur Samin. Ia tak lupa mewartakan bahwa buku-buku Mansur Samin sering berselera atau bercap Inpres diadakan oleh pemerintah sejak masa 1970-an. Kita diajak mengerti urusan sastra anak di Indonesia ada dalam “perintah” dan “ketergantungan” dengan kebijakan-kebijakan politis beranggaran besar.

baca juga: 2 Tips dari Franka Makarim untuk Tingkatkan Kemampuan Literasi Anak

Pemunculan nama Mansur Samin itu mungkin bakal diikuti dengan studi-studi Setyaningsih untuk puluhan pengarang cerita anak di Indonesia, dari masa ke masa. Kita pun memerlukan memuliakan mereka ketimbang selalu memuja pengarang-pengarang asal Amerika Serikat dan Eropa. Penerbit-penerbit di Indonesia terus saja keranjingan memihak menerbitkan buku-buku terjemahan diakui mentereng alias berselera dunia.

Perbukuan anak masih dikuasai buku-buku terjemahan gubahan ratusan pengarang dari pelbagai negara sudah memiliki keagungan sastra anak, sejak ratusan tahun lalu. Pemuliaan buku cerita anak gubahan para pengarang Indonesia pernah dilakukan oleh Riris K Sarumpaet. Studi itu diterbitkan oleh Pustaka Jaya berjudul Bacaan Anak-Anak: Suatu Penyelidikan Pendahuluan ke Hakekat, Sifat dan Corak Bacaan Anak-Anak Serta Minat Anak Pada Bacaanya (1976).

baca juga: MNC Peduli Serahkan Bantuan untuk Rumah Baca Literasi Anak Bangsa di Semarang

Masalah bacaan atau sastra anak makin ruwet bila kita kelelahan menjelaskan judul panjang. Studi itu menghasilkan pesan: “Bacaan yang sesuai untuk anak-anak haruslah bacaan yang sesuai dengan hakekat dan sifat dunia dan alam kehidupan anak-anak. Alam kehidupan anak-anak ditandai dengan dominannya faktor fantasi. Fantasi pada anak-anak bersifat kreatif dan antropomorfistis serta merupakan salah satu kebutuhan intrinsik bagi pertumbuhan mereka.”

Usaha tekun dengan memilih bacaan anak-anak di pelbagai penerbit. Buku menantikan lanjutan bagi orang-orang berpihak sastra anak selera Indonesia. Setyaningsih pun melakukan studi-studi kecil bukan di naungan akademik. Ia melakukan pembacaan ratusan buku anak dengan menghasilkan esai-esai, belum perlu masuk jurnal internasional berbahasa Inggris atau disampaikan dalam seminar megah.

baca juga: Sayur Kendal Ikut Tingkatkan Literasi Anak Lewat Sayembara Cerpen Anak

Setyaningsih kadang turut dalam pendapat-pendapat para pengamat telah menekuni masalah-masalah bacaan anak. Ia pun sempat membuat kalimat petuah setelah mengamati buku detektif diminati anak-anak: “Pesan ‘menyenangkan’ atau ‘bertualang’ saja tidak cukup. Cerita anak Indonesia harus berakhir dengan pesan baik bagi anak-anak demi menjaga ikatan persahabatan, keluarga, dan optimisme atas bakat-prestasi diri.” Ketekunan dalam menulis masalah sastra anak dan bacaan anak belum rampung. Kita menanti buku jilid ketiga. Begitu.

Judul : Kitab Cerita: Esai-Esai Anak dan Pustaka 2

Penulis : Setyaningsih

Penerbit : Babon, Boyolali

Cetak : 2021

Tebal : 118 halaman

ISBN : 978 623 6650 29 5
(hdr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1402 seconds (0.1#10.140)