Hadapi Omicron, Disiplin Protokol Kesehatan Perlu Ditingkatkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat tidak perlu panik dalam menghadapi virus Covid-19 varian Omicron . Disiplin protokol kesehatan dinilai perlu ditingkatkan masyarakat dalam menghadapi Omicron.
Diketahui, kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia ditemukan pada Kamis (16/12/2021). "Tetap waspada, tapi tidak perlu panik. Pemerintah sudah sampaikan yang penting disiplin terhadap protokol kesehatan," ujar anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari, Kamis (16/12/2021).
Kemudian, menurut dia, akses pelayanan kesehatannya juga perlu disiapkan agar dapat terjangkau masyarakat. Dia pun menilai temuan kasus varian Omicron itu sebagai pengingat bahwa Covid-19 masih ada.
"Dan menurut para ahli juga kalau situasi pandemi akan menjadi endemi nantinya jadi mau tidak mau kita akan menjalani hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan kebiasan baru protokol-protokol kesehatan yang ada," tuturnya.
Putih Sari juga mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 tetap menjadi penting setelah adanya temuan varian Omicron itu. Sehingga, kata dia, akselerasi vaksinasi Covid-19 harus terus dilakukan.
"Walaupun secara capaian vaksinasi kita cukup baik, tapi dari hasil raker Komisi IX kemarin terlihat masih banyak ketimpangan, di beberapa daerah masih ada yang di bawah 70% capaian vaksinasinya," imbuhnya.
Selain itu, menurut dia, vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah dimulai pemerintah merupakan langkah maju. "Sebagai langkah pencegahan karena sistem belajar tatap muka sudah dimulai dan juga berdasarkan rekomendasi dari Komite ITAGI anak-anak perlu diberikan vaksin," pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh anggota Komisi IX DPR Nurhadi. "Protokol kesehatan harus terus kita perkuat. Juga mematuhi setiap larangan dan pembatasan aktivitas yang ditetapkan oleh pemerintah dan Satgas Covid-19," ujar Nurhadi.
Selain protokol kesehatan, lanjut Nurhadi, masyarakat harus mengikuti vaksinasi. Sejalan dengan itu, kata dia, vaksinasi harus dipercepat agar segera tercapai target 70% populasi untuk terbentuk kekebalan komunal.
"Masyarakat tetap harus waspada dalam menghadapi penularan virus Corona, terutama varian Omicron, yang terdeteksi lebih cepat menular. Pemerintah tetap waspada jangan lengah adanya jeda libur Nataru," ungkapnya.
Di samping itu, Nurhadi menyambut baik program vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah dimulai pemerintah. "Vaksinasi anak akan memberikan banyak manfaat dalam upaya mencegah penularan virus Corona mulai dari keluarga masing-masing," katanya.
Nurhadi pun mendukung pemerintah memperketat orang luar negeri masuk Indonesia. "Dan larangan masuk khususnya warga asing dari negara dengan kasus Omicron cukup tinggi," pungkasnya.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan juga berpendapat bahwa untuk menghadapi varian Omicron adalah dengan protokol kesehatan, tes lacak, isolasi, serta vaksinasi. "Prokes harus ditingkatkan kembali, apalagi saat Nataru banyak terjadi mobilitas dan kerumunan masyarakat," kata Iwan Ariawan.
Lebih lanjut dia mengatakan, cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata sangat penting. Iwan juga mendukung vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun. "Iya, ini langkah maju, untuk melindungi anak-anak kita," pungkasnya.
Diketahui, kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Indonesia ditemukan pada Kamis (16/12/2021). "Tetap waspada, tapi tidak perlu panik. Pemerintah sudah sampaikan yang penting disiplin terhadap protokol kesehatan," ujar anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari, Kamis (16/12/2021).
Kemudian, menurut dia, akses pelayanan kesehatannya juga perlu disiapkan agar dapat terjangkau masyarakat. Dia pun menilai temuan kasus varian Omicron itu sebagai pengingat bahwa Covid-19 masih ada.
"Dan menurut para ahli juga kalau situasi pandemi akan menjadi endemi nantinya jadi mau tidak mau kita akan menjalani hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan kebiasan baru protokol-protokol kesehatan yang ada," tuturnya.
Putih Sari juga mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 tetap menjadi penting setelah adanya temuan varian Omicron itu. Sehingga, kata dia, akselerasi vaksinasi Covid-19 harus terus dilakukan.
"Walaupun secara capaian vaksinasi kita cukup baik, tapi dari hasil raker Komisi IX kemarin terlihat masih banyak ketimpangan, di beberapa daerah masih ada yang di bawah 70% capaian vaksinasinya," imbuhnya.
Selain itu, menurut dia, vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah dimulai pemerintah merupakan langkah maju. "Sebagai langkah pencegahan karena sistem belajar tatap muka sudah dimulai dan juga berdasarkan rekomendasi dari Komite ITAGI anak-anak perlu diberikan vaksin," pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh anggota Komisi IX DPR Nurhadi. "Protokol kesehatan harus terus kita perkuat. Juga mematuhi setiap larangan dan pembatasan aktivitas yang ditetapkan oleh pemerintah dan Satgas Covid-19," ujar Nurhadi.
Selain protokol kesehatan, lanjut Nurhadi, masyarakat harus mengikuti vaksinasi. Sejalan dengan itu, kata dia, vaksinasi harus dipercepat agar segera tercapai target 70% populasi untuk terbentuk kekebalan komunal.
"Masyarakat tetap harus waspada dalam menghadapi penularan virus Corona, terutama varian Omicron, yang terdeteksi lebih cepat menular. Pemerintah tetap waspada jangan lengah adanya jeda libur Nataru," ungkapnya.
Di samping itu, Nurhadi menyambut baik program vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun yang sudah dimulai pemerintah. "Vaksinasi anak akan memberikan banyak manfaat dalam upaya mencegah penularan virus Corona mulai dari keluarga masing-masing," katanya.
Nurhadi pun mendukung pemerintah memperketat orang luar negeri masuk Indonesia. "Dan larangan masuk khususnya warga asing dari negara dengan kasus Omicron cukup tinggi," pungkasnya.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan juga berpendapat bahwa untuk menghadapi varian Omicron adalah dengan protokol kesehatan, tes lacak, isolasi, serta vaksinasi. "Prokes harus ditingkatkan kembali, apalagi saat Nataru banyak terjadi mobilitas dan kerumunan masyarakat," kata Iwan Ariawan.
Lebih lanjut dia mengatakan, cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata sangat penting. Iwan juga mendukung vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun. "Iya, ini langkah maju, untuk melindungi anak-anak kita," pungkasnya.
(rca)