Rekomendasi Halaqah, Ulama NU Serukan Pakai Alkes Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Pusat menyelenggarakan Halaqah Kajian Islam Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) di Kantor PBNU Pusat Jakarta. Hasil Halaqah ini merekomendasikan agar masyarakat Indonesia, terutama yang beragama Islam wajib menggunakan barang yang dihasilkan oleh produsen lokal. Pasalnya, penggunaan produk lokal yang mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan memengaruhi keabsahan ibadah.
“Mengimbau kepada umat Islam agar selalu mengonsumsi produk yang dijamin kehalalannya, baik makanan, minuman atau produk yang bersentuhan dengan organ tubuh manusia. Misalnya alat swab antigen, PCR dan sebagainya karena akan memengaruhi keabsahan ibadah," jelas Ketua Kajian Halaqah yang juga pengurus MUI Pusat KH. Misbahul Munir Kholil, Rabu (15/12/2021).
Hadir dalam kegiatan Halaqah Kajian Islam Aswaja Pusat ini yaitu Wakil Panglima Santri KH Ahmad Shodiq, Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Mastur, Sekjen Aswaja Center Gus Asif, Ketua Umum Koperasi Jasa Usaha Kerja Kesejahteraan Masyarakat M Taufik Rusidi, dan ustaz Fahruddin serta ustaz Yusep Koma.
Menurut Kiai Misbahul, sertifikasi halal merupakan salah satu bentuk pemenuhan kewajiban negara dalam memberi perlindungan kepada warga negaranya. Hal ini menjadi penting mengingat jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai lebih dari 87%. Oleh karena itu, semua produk yang beredar di masyarakat harus terjamin kehalalannya. "Kami sebagai orang Islam, sangat bahagia sekali kalau produknya itu dijamin kehalalannya. Dan yang menjamin kehalalan ini dari MUI," terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Qur’an (PIQ) Al-Misbah Jakarta ini menegaskan, kepastian hukum mengenai kehalalan sebuah produk sangat penting. Untuk itu, dirinya mendorong pemerintah, BUMN, rumah sakit , pihak swasta agar menjamin penggunaan antigen maupun PCR yang sudah bersertifikat halal. "Saya kira, label halal ini gunanya memberikan rasa aman bagi para konsumen," terangnya.
Lebih lanjut, ulama pakar Ajaran Aswaja NU ini juga mendukung program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengedepankan produk dalam negeri. Hal ini sesuai dengan Peratuan Menteri Perdagangan (Permendag) No 12 tahun 2020 tentang Barang Dilarang Impor. Dalam pasal 2 ayat 1 huruf C Permendag ini menyebutkan barang dilarang impor untuk kepentingan nasional dengan alasan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup.
”Dengan menggunakan produk dalam negeri maka tenaga kerja akan lebih banyak terserap. Hal ini sekaligus mengurangi pengangguran sebagai dampak negatif mewabahnya Covid-19. Kami para ulama meminta pemerintah agar mengedepan produk alkes lokal. Kita sebagai anak bangsa harus bangga dengan produksi dalam negeri. Kalau kita mengandalkan produk impor, itu tidak memberikan benefit bagi ekonomi kita. Malahan yang terjadi kemudian, banyak pengangguran karena produk lokal kita tidak terserap dipasar," jelasnya.
Untuk itu, Kiai Misbahul menyerukan kepada anak bangsa agar mendukung kebijakan Presiden Jokowi untuk selalu mencintai produk lokal sehingga produk nasional menjadi tuan di negeri sendiri. "Saya berharap, ini bangsa Indonesia yang guyup dan bersatu, tolong menolong dan gotong royong. Ayo kita membantu saudara kita yang mampu memproduksi misalnya antigen atau produk alkes lainnya, mari kita dukung," harapnya.
Dia jugau berharap para pembantu presiden harus bijak mengambil kebijakan dan harus memiliki kecintaan dan kebanggaan terhadap produk lokal. "Produk lokal ini harus menjadi kebanggaan kita, apalagi kalau harganya murah. Kita tentu mencari yang murah. Nah, aneh kalau yng dipilih produk yang mahal. Ada apa? Ini patut dipertanyakan. Logika, kalau ada yang mahal dan murah, tentu kita pilih yang murah. Apalagi, kalau itu produk anak bangsa sendiri," ucapnya.
“Mengimbau kepada umat Islam agar selalu mengonsumsi produk yang dijamin kehalalannya, baik makanan, minuman atau produk yang bersentuhan dengan organ tubuh manusia. Misalnya alat swab antigen, PCR dan sebagainya karena akan memengaruhi keabsahan ibadah," jelas Ketua Kajian Halaqah yang juga pengurus MUI Pusat KH. Misbahul Munir Kholil, Rabu (15/12/2021).
Hadir dalam kegiatan Halaqah Kajian Islam Aswaja Pusat ini yaitu Wakil Panglima Santri KH Ahmad Shodiq, Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Mastur, Sekjen Aswaja Center Gus Asif, Ketua Umum Koperasi Jasa Usaha Kerja Kesejahteraan Masyarakat M Taufik Rusidi, dan ustaz Fahruddin serta ustaz Yusep Koma.
Menurut Kiai Misbahul, sertifikasi halal merupakan salah satu bentuk pemenuhan kewajiban negara dalam memberi perlindungan kepada warga negaranya. Hal ini menjadi penting mengingat jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai lebih dari 87%. Oleh karena itu, semua produk yang beredar di masyarakat harus terjamin kehalalannya. "Kami sebagai orang Islam, sangat bahagia sekali kalau produknya itu dijamin kehalalannya. Dan yang menjamin kehalalan ini dari MUI," terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Ilmu Qur’an (PIQ) Al-Misbah Jakarta ini menegaskan, kepastian hukum mengenai kehalalan sebuah produk sangat penting. Untuk itu, dirinya mendorong pemerintah, BUMN, rumah sakit , pihak swasta agar menjamin penggunaan antigen maupun PCR yang sudah bersertifikat halal. "Saya kira, label halal ini gunanya memberikan rasa aman bagi para konsumen," terangnya.
Lebih lanjut, ulama pakar Ajaran Aswaja NU ini juga mendukung program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengedepankan produk dalam negeri. Hal ini sesuai dengan Peratuan Menteri Perdagangan (Permendag) No 12 tahun 2020 tentang Barang Dilarang Impor. Dalam pasal 2 ayat 1 huruf C Permendag ini menyebutkan barang dilarang impor untuk kepentingan nasional dengan alasan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup.
”Dengan menggunakan produk dalam negeri maka tenaga kerja akan lebih banyak terserap. Hal ini sekaligus mengurangi pengangguran sebagai dampak negatif mewabahnya Covid-19. Kami para ulama meminta pemerintah agar mengedepan produk alkes lokal. Kita sebagai anak bangsa harus bangga dengan produksi dalam negeri. Kalau kita mengandalkan produk impor, itu tidak memberikan benefit bagi ekonomi kita. Malahan yang terjadi kemudian, banyak pengangguran karena produk lokal kita tidak terserap dipasar," jelasnya.
Untuk itu, Kiai Misbahul menyerukan kepada anak bangsa agar mendukung kebijakan Presiden Jokowi untuk selalu mencintai produk lokal sehingga produk nasional menjadi tuan di negeri sendiri. "Saya berharap, ini bangsa Indonesia yang guyup dan bersatu, tolong menolong dan gotong royong. Ayo kita membantu saudara kita yang mampu memproduksi misalnya antigen atau produk alkes lainnya, mari kita dukung," harapnya.
Dia jugau berharap para pembantu presiden harus bijak mengambil kebijakan dan harus memiliki kecintaan dan kebanggaan terhadap produk lokal. "Produk lokal ini harus menjadi kebanggaan kita, apalagi kalau harganya murah. Kita tentu mencari yang murah. Nah, aneh kalau yng dipilih produk yang mahal. Ada apa? Ini patut dipertanyakan. Logika, kalau ada yang mahal dan murah, tentu kita pilih yang murah. Apalagi, kalau itu produk anak bangsa sendiri," ucapnya.
(cip)