BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi hingga 6 Meter
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 4 hingga 5 Desember 2021. Sejumlah perairan di Indonesia berpotensi dilanda gelombang tinggi hingga mencapai 6 meter.
"Siklon Tropis Nyatoh (925 hPa) terpantau di Laut Filipina memberikan dampak tidak langsung pada ketinggian gelombang di wilayah perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Maluku, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua," kata Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko melalui keterangan resminya, Sabtu (4/12/2021).
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat-Utara dengan kecepatan angin berkisar 7 sampai 30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 7 - 30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, Laut Natuna Utara, lerairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, perairan Bintan, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa, Laut Halmahera, perairan utara Talaud, perairan Manokwari, Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua," jelasnya.
Pola angin di sejumlah wilayah tersebut, kata Hary, menyebabkan gelombang tinggi di beberapa perairan mulai dari 1,25 hingga 6 meter. Berikut sejumlah perairan di Indonesia yang berpotensi diterjang gelombang tinggi :
1. Gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter
Gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan P. Simeulue-Nias, Samudra Hindia barat Aceh, perairan selatan NTT, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu dan Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Kupang-Pulau Rotte.
Kemudian, perairan selatan Kepulauan Anambas, perairan timur Kepulauan Bintan, perairan selatan Kepulauan Sangihe-Talaud, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, Laut Maluku bagian selatan, Laut Sulawesi bagian timur, Teluk Cendrawasih, perairan utara Kepulauan Aru, perairan utara Kepulauan Banggai-Sula.
2. Gelombang setinggi 2,50 - 4,0 meter
Gelombang setinggi 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai-Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Nias-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Samudra Hindia selatan Banten-NTB, perairan selatan Anambas-Kepualaun Natuna.
Kemudian, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan utara Bawean, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan utara Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera bagian selatan.
3. Gelombang setinggi 4,0 - 6,0 meter
Gelombang yang sangat tinggi kisaran 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna utara, perairan Subi-Serasan, perairan utara Anambas-Kepulauan Natuna, perairan barat Kepulauan Natuna, Samudra Pasifik utara Halmahera bagian utara, Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua.
Menurut Hary, potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Oleh karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas di wilayah perairan tersebut.
Terutama, bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). "Dan mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," pungkasnya.
"Siklon Tropis Nyatoh (925 hPa) terpantau di Laut Filipina memberikan dampak tidak langsung pada ketinggian gelombang di wilayah perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Maluku, Laut Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua," kata Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko melalui keterangan resminya, Sabtu (4/12/2021).
Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat-Utara dengan kecepatan angin berkisar 7 sampai 30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan, dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 7 - 30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, Laut Natuna Utara, lerairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, perairan Bintan, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa, Laut Halmahera, perairan utara Talaud, perairan Manokwari, Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua," jelasnya.
Pola angin di sejumlah wilayah tersebut, kata Hary, menyebabkan gelombang tinggi di beberapa perairan mulai dari 1,25 hingga 6 meter. Berikut sejumlah perairan di Indonesia yang berpotensi diterjang gelombang tinggi :
1. Gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter
Gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan P. Simeulue-Nias, Samudra Hindia barat Aceh, perairan selatan NTT, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu dan Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Kupang-Pulau Rotte.
Kemudian, perairan selatan Kepulauan Anambas, perairan timur Kepulauan Bintan, perairan selatan Kepulauan Sangihe-Talaud, perairan Bitung-Kepulauan Sitaro, Laut Maluku bagian selatan, Laut Sulawesi bagian timur, Teluk Cendrawasih, perairan utara Kepulauan Aru, perairan utara Kepulauan Banggai-Sula.
2. Gelombang setinggi 2,50 - 4,0 meter
Gelombang setinggi 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai-Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Nias-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Samudra Hindia selatan Banten-NTB, perairan selatan Anambas-Kepualaun Natuna.
Kemudian, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan utara Bawean, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan utara Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik utara Halmahera bagian selatan.
3. Gelombang setinggi 4,0 - 6,0 meter
Gelombang yang sangat tinggi kisaran 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna utara, perairan Subi-Serasan, perairan utara Anambas-Kepulauan Natuna, perairan barat Kepulauan Natuna, Samudra Pasifik utara Halmahera bagian utara, Samudra Pasifik utara Papua Barat-Papua.
Menurut Hary, potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Oleh karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas di wilayah perairan tersebut.
Terutama, bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). "Dan mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," pungkasnya.
(zik)