Dampak Pandemi COVID-19, Kepuasan terhadap Demokrasi Menurun

Minggu, 07 Juni 2020 - 18:46 WIB
loading...
Dampak Pandemi COVID-19, Kepuasan terhadap Demokrasi Menurun
Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mengenai persepsi publik terhadap penanganan COVID-19, kinerja ekonomi dan implikasi politik. Foto/SINDOnews/Raka Dwi
A A A
JAKARTA - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mengenai persepsi publik terhadap penanganan COVID-19, kinerja ekonomi dan implikasi politik. Dari hasil survei tersebut, adanya penurunan terhadap kepuasan demokrasi.

"Jadi di bulan Februari yang puas terhadap kinerja masih 75,6%, sekarang 49% yang mengatakan puas turun yang mengatakan tidak puas naik jadi sepertinya penanganan COVID inilah yang menjadi korban pertama adalah demokrasi," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam jumpa pers secara virtual, Minggu (7/6/2020). (Baca juga: Update Corona Minggu: Positif 31.186 Orang, 10.498 Sembuh dan 1.851 Meninggal)

Bahkan kata Burhanuddin, penurunan kepuasan terhadap demokrasi merupakan yang terburuk sepanjang 16 tahun terakhir. "Yang mengatakan puas terhadap demokrasi di bulan Mei 3 bulan setelah kita dihantam oleh pendemi itu total 49% di bawah mayoritas. Terus terang ini baru sekali dalam 16 tahun terakhir democratic support kita di bawah 50%," jelasnya.

"Ini kalau saya sebagai orang yang mengkaji demokrasi tentu punya keinginan normatif agar demokrasi bisa lebih baik, ini alarm," sambungnya.

Dari data yang disajikan, sebanyak 4,3% responden sangat puas, 45,2% cukup puas, 32% kurang puas, 5,2% tidak puas sama sekali dan 13,2% tidak menjawab. Burhanuddin mengatakan turunnya kepuasan terhadap demokrasi juga dirasakan oleh kedua pendukung pasangan calon presiden pada Pilpres 2019. Yakni kubu Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

"Baik pendukung Pak Jokowi atau pendukung Pak Prabowo sama-sama tidak puas dengan kinerja demokrasi ditengah masa pandemi," tuturnya.

Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020. Sebanyak 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Nusantara pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 2 tahun terakhir.

Secara rata-rata, sekitar 70% di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon sebanyak 5.408 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei dilakukan pada 16-18 Mei 2020. (Baca juga: Sebanyak 21 Provinsi Laporkan Jumlah Kasus Positif COVID-19 di Bawah 10 Orang)

Indikator Politik Indonesia telah melakukan survei nasional secara tatap muka pada 4-10 Februari 2020 kepada 1.200 responden dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling (margin of error ±2.9%) pada tingkat kepercayaan 95%. Beberapa variabel dari survei tatap muka tersebut ditampilkan dalam rilis ini sebagai perbandingan opini publik sebelum wabah COVID-19 merajalela.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1500 seconds (0.1#10.140)