Terserempet Peluru Saat Tugas di Timor Timur, Jenderal Dudung: Cuma Panas Aja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengalaman Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam dunia kemiliteran tak bisa diragukan lagi. Salah satu contohnya, ketika dia bersama Yonif 744/Satya Yudha Bakti menumpas Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Timor Timur pada 1988 silam.
Keberadaan jenderal bintang empat itu di wilayah yang sekarang bernama Timor Leste itu cukup lama, sekira 7 tahun. Di sana, dia terpilih menjadi sebagai Danton (Komandan Pleton).
"Saya pertama kali lulus Letnan Dua tahun 1988, di Timor Timur 7 tahun. GPK. Perang kerjanya, tembak-tembakan masa tidur. Jadi di (Yonif) 744 begini misalnya seorang perwira bawa satu pleton, saya selalu bawa tim khusus. Tim khusus itu dipilih orang-orang yang bagus," ujar Dudung dalam Podcast Deddy Corbuzier, Selasa (30/11/2021).
Dudung mengaku sama sekali tak takut dengan kematian ketika sudah berada di medan tempur. Menurutnya, baik perwira atau prajurit memiliki potensi gugur yang sama.
"Siap matilah. Prajurit aja berani mati masa kita enggak berani. Prajurit itu kan puluhan tahun di situ, kita perwira baru lulus Letnan Dua di situ," katanya.
Selama menjalani pertempuran, dirinya mengaku belum pernah tertembak. Namun, pernah terserempet peluru saja di bagian paha.
"Kalau saya belum pernah ketembak. Keserempet aja pahanya dikit, enggak apa-apa cuma panas aja. hahaha," jelasnya.
Keberadaan jenderal bintang empat itu di wilayah yang sekarang bernama Timor Leste itu cukup lama, sekira 7 tahun. Di sana, dia terpilih menjadi sebagai Danton (Komandan Pleton).
"Saya pertama kali lulus Letnan Dua tahun 1988, di Timor Timur 7 tahun. GPK. Perang kerjanya, tembak-tembakan masa tidur. Jadi di (Yonif) 744 begini misalnya seorang perwira bawa satu pleton, saya selalu bawa tim khusus. Tim khusus itu dipilih orang-orang yang bagus," ujar Dudung dalam Podcast Deddy Corbuzier, Selasa (30/11/2021).
Dudung mengaku sama sekali tak takut dengan kematian ketika sudah berada di medan tempur. Menurutnya, baik perwira atau prajurit memiliki potensi gugur yang sama.
"Siap matilah. Prajurit aja berani mati masa kita enggak berani. Prajurit itu kan puluhan tahun di situ, kita perwira baru lulus Letnan Dua di situ," katanya.
Selama menjalani pertempuran, dirinya mengaku belum pernah tertembak. Namun, pernah terserempet peluru saja di bagian paha.
Baca Juga
"Kalau saya belum pernah ketembak. Keserempet aja pahanya dikit, enggak apa-apa cuma panas aja. hahaha," jelasnya.
(kri)