Gubernur Lemhannas Harap Peserta Taplai Jadi Agent of Change
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kegiatan pembinaan dan pelaksanaan pemantapan nilai-nilai kebangsaan (taplai) serta pelatihan untuk pelatih/Training of Trainers (ToT) resmi ditutup di Ruang Dwi Warna Purwa, Gedung Panca Gatra Lemhannas RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat (29/11/2021). Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo berharap kegiatan itu dapat meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku, serta bertanggung jawab terhadap implementasi nilai-nilai kebangsaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka tercapainya cita-cita nasional dan tujuan nasional.
“Untuk memperluas implementasi dari nilai nilai wawasan kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, kemudian Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika harapannya bisa dihayati dan nanti di masyarakat bisa menjadi agent of change untuk perkuat wawasan kebangsaan,” kata Agus.
Dia juga berharap peserta kegiatan itu memahami nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika serta meningkatkan moral dan etika sebagai manusia pembangunan Indonesia yang bertanggung jawab terhadap implementasi nilai-nilai kebangsaan.
Seorang peserta yang merupakan akademi sekretaris manajemen Taruna Bakti Bandung Chandra Hendriyani berharap dapat menerapkan metode proses belajar mengajar dan sebagai elemen masyarakat juga komponen bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Selain itu, berbekal wawasan kebangsaan yang kuat, diharapkan berbagai perbedaan dan permasalahan yang dihadapi dapat diatasi dengan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang komprehensif, integral, dan holistik, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
“Saya sangat bangga sekali diberikan kesempatan sebagai trainer Lemhannas periode 2021, saya berharap kegiatan ini akan terus berlanjut saya mendapatkan banyak sekali pengalaman nilai-nilai kebangsaan yang akan menjadi agent of change di masyarakat,” kata Chandra.
Acara ini mengusung tema “Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bangsa Dapat Meningkatkan Kualitas Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”. Acara itu diikuti oleh 800 orang, di antaranya dosen, guru, tokoh masyarakat, organisasi profesi, akademisi, dan birokrat. Kegiatan berlangsung sejak 8 Juni 2021. Penutupan dilaksanakan secara hybrid.
“Untuk memperluas implementasi dari nilai nilai wawasan kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, kemudian Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika harapannya bisa dihayati dan nanti di masyarakat bisa menjadi agent of change untuk perkuat wawasan kebangsaan,” kata Agus.
Dia juga berharap peserta kegiatan itu memahami nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika serta meningkatkan moral dan etika sebagai manusia pembangunan Indonesia yang bertanggung jawab terhadap implementasi nilai-nilai kebangsaan.
Seorang peserta yang merupakan akademi sekretaris manajemen Taruna Bakti Bandung Chandra Hendriyani berharap dapat menerapkan metode proses belajar mengajar dan sebagai elemen masyarakat juga komponen bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Selain itu, berbekal wawasan kebangsaan yang kuat, diharapkan berbagai perbedaan dan permasalahan yang dihadapi dapat diatasi dengan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang komprehensif, integral, dan holistik, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
“Saya sangat bangga sekali diberikan kesempatan sebagai trainer Lemhannas periode 2021, saya berharap kegiatan ini akan terus berlanjut saya mendapatkan banyak sekali pengalaman nilai-nilai kebangsaan yang akan menjadi agent of change di masyarakat,” kata Chandra.
Acara ini mengusung tema “Implementasi Nilai-Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bangsa Dapat Meningkatkan Kualitas Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”. Acara itu diikuti oleh 800 orang, di antaranya dosen, guru, tokoh masyarakat, organisasi profesi, akademisi, dan birokrat. Kegiatan berlangsung sejak 8 Juni 2021. Penutupan dilaksanakan secara hybrid.
(rca)