PGI Dicatut untuk Provokasi Bubarkan MUI, Minta Aparat Bertindak Tegas

Jum'at, 19 November 2021 - 13:59 WIB
loading...
PGI Dicatut untuk Provokasi Bubarkan MUI, Minta Aparat Bertindak Tegas
PGI menegaskan tidak pernah membuat provokasi pembubaran MUI dan meminta aparat bersikap tegas. Foto/mui.or.id
A A A
JAKARTA - Dorongan agar pemerintah membubarkan Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) disebarkan secara masif melalui media sosial. Salah satu pesan bernada provokatif tersebut bahkan mencantumkan nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia ( PGI ).

Mengenai hal ini, Humas PGI Philip Situmorang memastikan PGI tidak pernah membuat pesan provokatif tersebut. Sebaliknya PGI mengecam pencatutan nama PGI di dalam pesan itu.

"Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia mengecam keras perbuatan oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mengedarkan flyer hasutan untuk membubarkan MUI dengan mencantumkan logo PGI di dalamnya," ujar Philip dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (19/11/2021).



Kalimat hasutan yang diedarkan pada flyer di media sosial itu di antaranya “Mari terus Perkuat Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Bubarkan MUI". Philip menegaskan bahwa pernyataan tersebut bukan berasal dari PGI."Dengan ini disampaikan bahwa informasi tersebut bukan dari PGI, dan PGI tidak pernah membuat pernyataan provokatif tersebut," tegas Philip.

Informasi lewat flyer tersebut dikatakannya merupakan hasutan dan provokasi untuk memecah-belah persatuan umat. Ia memastikan bahwa Hubungan PGI dan MUI selama ini baik-baik saja dan ada kerja sama yang baik."PGI meminta masyarakat, dan secara khusus warga gereja, untuk tidak mempercayai informasi dimaksud dan tidak turut menyebarkannya," lanjut Philip.



Di sisi lain, PGI juga meminta aparat bersikap tegas terhadap upaya provokasi dan penghasutan yang mengatasnamakan kelompok agama tertentu oleh oknum yang kerap memainkan isu SARA untuk kepentingan politik.

"PGI mendesak aparat keamanan untuk mewaspadai dan menyikapi secara tegas upaya-upaya menghasut dan memprovokasi ketegangan antaragama, maupun antar kelompok-kelompok berbeda identitas, terutama menjelang tahun-tahun politik yang akan kita jalani bersama," pungkas Philip Situmorang. [Carlos Roy Fajarta]
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1871 seconds (0.1#10.140)