Dudung Abdurachman Jadi KSAD, Pengamat: Pati TNI yang Mampu Hadapi Perang Hibrida
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang diangkat menjadi Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/TNI Tahun 2021 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAD. Kemudian Keppres Nomor 108 Tahun 2021 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI. Dengan demikian, Dudung pun mendapat kenaikan pangkat dari Letnan Jenderal (Letjen) menjadi Jenderal.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, Jenderal TNI Dudung Abdurachman merupakan seorang perwira tinggi (pati) yang memiliki kemampuan baik dalam menghadapi peperangan hibrida. Di mana yang bersangkutan mampu membaca ancaman radikalisme maupun separatisme.
”Secara ideal KSAD diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal. juga pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan teknologi pertahanan baru termasuk siber,” katanya.
Menurut mantan anggota Komisi I DPR ini, KSAD harus mampu membangun TNI yang bisa melaksanakan interoperabilitas dan mampu meningkatkan kualitas prajurit TNI dalam menghadapi perang siber. Termasuk mengawaki teknologi militer terkini seperti pemanfaatan unmanned system baik berupa robot maupun Artificial Intelligent (AI), dan cyber defence juga memahami perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional.
Ketua Bidang Hankam dan Cyber Defense Partai Perindo ini menambahkan, KSAD juga harus mampu meningkatkan fungsi diplomasi pertahanan di tingkat internasional yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional seperti halnya tuntutan Panglima TNI.
“Sebagai KSAD (Dudung Abdurachman) harus piawai menyesuaikan rencana strategisnya dengan visi misi Panglima TNI. Siap menerapkan TNI Adalah Kita sehingga TNI AD menjadi institusi yang bisa turut menyelesaikan masalah radikalisme dan separatisme dengan cara yang tidak memberlakukan metode militeristik penuh, piawai dalam komunikasi antar budaya serta memiliki kemampuan kognitif yang bagus,” ucapnya.
Pelantikan ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/TNI Tahun 2021 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAD. Kemudian Keppres Nomor 108 Tahun 2021 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi TNI. Dengan demikian, Dudung pun mendapat kenaikan pangkat dari Letnan Jenderal (Letjen) menjadi Jenderal.
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, Jenderal TNI Dudung Abdurachman merupakan seorang perwira tinggi (pati) yang memiliki kemampuan baik dalam menghadapi peperangan hibrida. Di mana yang bersangkutan mampu membaca ancaman radikalisme maupun separatisme.
”Secara ideal KSAD diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal. juga pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan teknologi pertahanan baru termasuk siber,” katanya.
Menurut mantan anggota Komisi I DPR ini, KSAD harus mampu membangun TNI yang bisa melaksanakan interoperabilitas dan mampu meningkatkan kualitas prajurit TNI dalam menghadapi perang siber. Termasuk mengawaki teknologi militer terkini seperti pemanfaatan unmanned system baik berupa robot maupun Artificial Intelligent (AI), dan cyber defence juga memahami perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional.
Ketua Bidang Hankam dan Cyber Defense Partai Perindo ini menambahkan, KSAD juga harus mampu meningkatkan fungsi diplomasi pertahanan di tingkat internasional yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional seperti halnya tuntutan Panglima TNI.
“Sebagai KSAD (Dudung Abdurachman) harus piawai menyesuaikan rencana strategisnya dengan visi misi Panglima TNI. Siap menerapkan TNI Adalah Kita sehingga TNI AD menjadi institusi yang bisa turut menyelesaikan masalah radikalisme dan separatisme dengan cara yang tidak memberlakukan metode militeristik penuh, piawai dalam komunikasi antar budaya serta memiliki kemampuan kognitif yang bagus,” ucapnya.
(cip)