Hingga Akhir Mei, Kebutuhan APD Seluruh Indonesia Mencapai 15 Juta
loading...
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah menghitung pakaian pelindung di seluruh Indonesia untuk semua kelas rumah sakit mencapai lebih dari 15 juta buah. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah menghitung pakaian pelindung di seluruh Indonesia untuk semua kelas rumah sakit mencapai lebih dari 15 juta buah. Jumlah tersebut untuk mencukupi selama periode 1 April hingga 29 Mei 2020.
“Kebutuhan tertinggi ditempati di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah kasus positif terbesar di Indonesia,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan kepada SINDOnews (22/4/2020).
Gugus Tugas telah menghitung kebutuhan pakaian pelindung selama satu bulan, dari April hingga Mei 2020. Kebutuhan tersebut dikategorikan per kelas dalam rumah sakit. Kebutuhan tertinggi di kelas A dengan jumlah 1.136 buah per harinya, atau kebutuhan selama 59 hari sebanyak 67.024 per hari.
Agus mengatakan hingga saat ini tercatat telah mendistribusikan sejumlah alat pelindung diri (APD) ke seluruh wilayah Indonesia lebih dari 900.000 APD. “Jumlah terdistribusi sebanyak 931.700 buah. Jumlah tersebut di luar dari jumlah kapasitas produksi pakaian pelindung di dalam negeri,” katanya.
Gugus Tugas juga telah menerima lebih dari satu juta pakaian pelindung untuk tenaga medis. “Pakaian khusus tersebut dibutuhkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan para dokter dan perawat maupun mereka yang bersinggungan dengan Corona,” jelas Agus.
Agus mengatakan jumlah pakaian yang tersimpan di GOR Merpati Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur tercatat hingga kemarin tercatat sebanyak 1.165.750 buah.
Selain pakaian pelindung, Gugus Tugas juga mendistribusikan jenis APD lainnya seperti kaca mata, masker bedah, masker N95 dan sarung tangan medis. Termasuk, rapid test kit.
Berikut ini jumlah APD dan rapid test yang telah terdistribusikan ke wilayah-wilayah seluruh Indonesia yakni kaca mata 600 buah, masker bedah 763.334, masker N95 11.550, sarung tangan 302.000 dan rapid test 285.000.
“Kebutuhan tertinggi ditempati di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah kasus positif terbesar di Indonesia,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan kepada SINDOnews (22/4/2020).
Gugus Tugas telah menghitung kebutuhan pakaian pelindung selama satu bulan, dari April hingga Mei 2020. Kebutuhan tersebut dikategorikan per kelas dalam rumah sakit. Kebutuhan tertinggi di kelas A dengan jumlah 1.136 buah per harinya, atau kebutuhan selama 59 hari sebanyak 67.024 per hari.
Agus mengatakan hingga saat ini tercatat telah mendistribusikan sejumlah alat pelindung diri (APD) ke seluruh wilayah Indonesia lebih dari 900.000 APD. “Jumlah terdistribusi sebanyak 931.700 buah. Jumlah tersebut di luar dari jumlah kapasitas produksi pakaian pelindung di dalam negeri,” katanya.
Gugus Tugas juga telah menerima lebih dari satu juta pakaian pelindung untuk tenaga medis. “Pakaian khusus tersebut dibutuhkan untuk menjamin keselamatan dan keamanan para dokter dan perawat maupun mereka yang bersinggungan dengan Corona,” jelas Agus.
Agus mengatakan jumlah pakaian yang tersimpan di GOR Merpati Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur tercatat hingga kemarin tercatat sebanyak 1.165.750 buah.
Selain pakaian pelindung, Gugus Tugas juga mendistribusikan jenis APD lainnya seperti kaca mata, masker bedah, masker N95 dan sarung tangan medis. Termasuk, rapid test kit.
Berikut ini jumlah APD dan rapid test yang telah terdistribusikan ke wilayah-wilayah seluruh Indonesia yakni kaca mata 600 buah, masker bedah 763.334, masker N95 11.550, sarung tangan 302.000 dan rapid test 285.000.
(cip)
Explore More