Muqowam: PBNU Masih Butuh Said Aqil

Kamis, 04 November 2021 - 03:04 WIB
loading...
Muqowam: PBNU Masih...
Forum Silaturahmi Pendukung Said Aqil Siradj mendeklarasikan dukungannya untuk jagoannya maju pada Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, Desember 2021. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Forum Silaturahmi Pendukung Said Aqil Siradj mendeklarasikan dukungannya untuk jagoannya maju pada Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, Desember 2021. Forum ini mengaku sudah mengantongi 60 suara pengurus Nahdlatul Ulama di cabang dan wilayah.

"Forum silaturrahim pendukung Kiai Said Aqil Siroj dengan ini memohon kesediaan KH Said Aqil Siroj untuk maju dan dipilih kembali sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Kami juga berkomitmen untuk bersama-sama menjaga berjalannya Muktamar ini," kata perwakilan pendukung Said Aqil, Ahmad Muqowam saat jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2021).

Dia berharap Said Aqil kembali memimpin PBNU periode 2021-2026. Menurut dia, tantangannya telah ditunaikan dengan luar biasa cemerlang.



"Kami semua sependapat bahwa PBNU masih membutuhkan dan masih menginginkan beliau sebagai pemegang estafet kepemimpinan menyongsong NU abad kedua. Langkah, sikap, dan kebijakan-kebijakan strategis NU di bawah kepemimpinan beliau sudah on the best track," kata Muqowam.

Dia mengatakan, kepemimpinan Said di periode emas ke depan sangat menentukan. Sebab di fase dan momentum inilah agenda-agenda strategis internal dan eksternal, nasional, dan internasional akan dituntaskan.

"Terkait upaya penguatan manajemen dan data base organisasi misalnya, PBNU telah merintis dan mulai menerapkan sistem pendataan secara nasional anggota NU melalui SispendaNU. PBNU juga telah menerapkan prinsip transparansi kebendaharaan yang sehat, yang terbuka jika setiap saat dibutuhkan audit publik," katanya.

Muktamar ke-34 NU dijadwalkan digelar pada 23-25 Desember 2021. Muktamar kali ini memuat momentum penting. NU akan memasuki fase tinggal landas dari perjalanan panjangnya di abad pertama menuju abad kedua yang diproyeksikan mampu meningkatkan peran sebagai jangkar kemakmuran bangsa.

NU sejak didirikan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pada 31 Januari 1926 di Surabaya telah senantiasa tegak lurus dalam memperjuangkan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Momentum abad kedua, haruslah menjadi tonggak untuk menambatkan tugas baru sebagai garda perekonomian bangsa.

"Menghadapi era society 5.0, PBNU, dalam kepemimpinan Kiai Said, juga telah dan terus menyiapkan diri. Antara lain melalui penguatan perguruan tinggi," tuturnya.

NU secara nasional mempunyai 274 perguruan tinggi di bawah naungan Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU). Tapi ini belum cukup. Sejak 2014, melalui Badan Hukum Perkumpulan NU, PBNU telah melahirkan 23 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dengan memfokuskan output di tiga isu terkini, yaitu sains, teknologi, dan engineering. 23 UNU ini sudah berjalan dan akan terus dikembangkan.

Dengan fokus pada tiga hal ini juga, Kiai Said masih menargetkan dalam waktu yang tidak lama sekurangnya satu wilayah NU akan mendirikan satu Institut Teknologi dan Sains (ITS NU). Keberadaan perguruan tinggi berbasis sains, teknologi, dan engineering ini krusial dalam kerangka mencetak kecakapan hidup era super smart society yang serba internet of things, dan serba artificial intelligence.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1655 seconds (0.1#10.140)