Cak Imin: PKB Bersyukur Gus Dur Jadi Presiden tapi Tak Berkutik saat Lengser
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perjuangan dan tanggung jawab Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) di DPR sangat berat, menantang, tetapi sekaligus menggairahkan. Begitu kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dalam perayaan ulang tahun F-PKB ke-22 yang berbarengan dengan Hari Santri Nasional 2021 di Gedung Pustakaloka, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/11/2021).
Cak Imin, demikian dia akrab disapa, juga mengulas sejarah perjalanan F-PKB, sejak Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 1999. Dia ingat, kala itu PKB dan warga nahdliyin khususnya begitu bangga Gus Dur dipercaya menjadi presiden pertama yang dipilih MPR pasca reformasi.
“Ada kala kita sang bersyukur saat Gus Dur menjadi presiden di tahun 1999, tiba-tiba kita sangat tidak bisa berkutik saat Gus Dur turun dari kursi presiden,” kata Cak Imin.
Wakil Ketua DPR ini melanjutkan, Taufiequrrachman Saleh, ketua Fraksi PKB pertama, dulunya merupkan pengurus DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Lalu, ketika amendemen pertama sampai keempat UUD 1945, ada sosok almarhum Gus Yusuf Muhammad yang mengukir sejarah sehingga diberikan penghormatan dan penghargaan.
“Adalah figur yang bisa menggabungkan tantangan zaman sekaligus tanggung jawab konstituen, wabil khusus pesantren dan NU. Sampai hari ini yang tidak tertandingi adalah prestasi beliau dengan seluruh tokoh, memaksakan Pasal APBN 20% menjadi anggaran pendidikan nasional. Ini prestasi baik,” ungkapnya.
Kala itu, lanjut Cak Imin, usulan ini dikritisi ahli anggaran dan ekonomi karena dianggap terlalu memaksakan diri. Tetap MPR tetap pada komitmennya.
“Tidak ada jalan lain kecuali melalui pendidikan. Alhamdulillah kita rasakan pendidikan jauh lebih baik dan mengalami berbagai kemajuan. Meskipun sekjen menkeu menghitungnya sangat sulit dan menyiasatinya tidak mudah, banyak anggaran pendidikan yang dititipkan, diklaim, itu proses,” ujar Cak Imin.
Cak Imin, demikian dia akrab disapa, juga mengulas sejarah perjalanan F-PKB, sejak Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 1999. Dia ingat, kala itu PKB dan warga nahdliyin khususnya begitu bangga Gus Dur dipercaya menjadi presiden pertama yang dipilih MPR pasca reformasi.
“Ada kala kita sang bersyukur saat Gus Dur menjadi presiden di tahun 1999, tiba-tiba kita sangat tidak bisa berkutik saat Gus Dur turun dari kursi presiden,” kata Cak Imin.
Wakil Ketua DPR ini melanjutkan, Taufiequrrachman Saleh, ketua Fraksi PKB pertama, dulunya merupkan pengurus DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Lalu, ketika amendemen pertama sampai keempat UUD 1945, ada sosok almarhum Gus Yusuf Muhammad yang mengukir sejarah sehingga diberikan penghormatan dan penghargaan.
“Adalah figur yang bisa menggabungkan tantangan zaman sekaligus tanggung jawab konstituen, wabil khusus pesantren dan NU. Sampai hari ini yang tidak tertandingi adalah prestasi beliau dengan seluruh tokoh, memaksakan Pasal APBN 20% menjadi anggaran pendidikan nasional. Ini prestasi baik,” ungkapnya.
Kala itu, lanjut Cak Imin, usulan ini dikritisi ahli anggaran dan ekonomi karena dianggap terlalu memaksakan diri. Tetap MPR tetap pada komitmennya.
“Tidak ada jalan lain kecuali melalui pendidikan. Alhamdulillah kita rasakan pendidikan jauh lebih baik dan mengalami berbagai kemajuan. Meskipun sekjen menkeu menghitungnya sangat sulit dan menyiasatinya tidak mudah, banyak anggaran pendidikan yang dititipkan, diklaim, itu proses,” ujar Cak Imin.
(muh)