Kisah Indra dan Sheila Nasution Kakak Beradik Barengan Masuk Akmil
loading...
A
A
A
JAKARTA - M Indra Nasution dan Sheila Nasution ada di antara 700 calon perwira remaja (capaja) yang dilantik dan diambil sumpah Presiden Jokowi dalam upacara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri di halaman Istana Negara, Jakarta pada 13 Juli 2021 lalu. Kakak beradik itu satu angkatan dan sama-samamasuk Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Bukan perkara mudah masuk Akmil. Selain memiliki nilai akademik yang baik, calon perwira juga harus melewati beragam tes terlebih dahulu sebelum lolos ke tingkat pusat. Dari tes fisik hingga tes mental ideologi.
Hal itu juga yang dialami Letda Inf M Indra Nasution. Sejak lulus SMA pada 2013, ia mendaftar pendidikan Akmil tapi selalu gagal. Namun tekad kuat menjadi prajurit membuat Indra tak putus asa. Setelah mengalami empat kali kegagalan akhirnya pada 2017 ia berhasil lolos seleksi pendidikan Akmil.
Baca juga: Pimpin Upacara Wisuda Akmil dan Akpol 2021, Panglima TNI: Dunia Maya Mandala Perang Baru
Sementara jalan Letda Chb (K) Sheila Nasution lebih mulus. Meski awalnya mendaftar Akmil hanya untuk jaga-jaga jika tidak diterima di universitas selepas SMA pada 2017, tapi malah langsung diterima. Itulah mengapa Indra dan Sheila yang berselisih usia empat tahun, jadi satu angkatan di Akmil.
"Kami tidak pernah terpikirkan. Saya satu orang saja susah sekali masuk Akademi Militer. Saat kami ketemu di pusat, berdua, kami mikir ini siapa yang akan masuk, adik saya atau saya," kata Letda Inf M Indra Nasution dikutip dari tayangan video di Instagram resmi TNI AD, @tni_angkatan_darat, Senin (1/11/2021).
Sheila masih sangat ingat kata-kata kakaknya saat menjalani tes di Magelang. Waktu itu, Sheila bercucuran air mata setelah mengikuti tes mental ideologi. Indra yang melihat adiknya menangis, sedikit emosi. Dia mempertanyakan kenapa Sheila menangis saat tes. Indra mengingatkan kepada Sheila fokus menjalani tes untuk diri sendiri. Sebab, setelah seleksi selesai, ada empat kemungkinan yang terjadi. Indra lolos, Sheila gagal. Sheila masuk, Indra terpental. Indra dan Sheila sama-sama tidak lulus. Atau sebaliknya, Indra dan Sheila sama-sama lolos.
"Pada saat lulus, kami berdua di lapangan itu otomatis sujud syukur, karena dia nggak nyangka dia bisa, dan dia nggak nyangka saya bisa," tutur Sheila dalam video wawancara yang sama.
Baca juga: Pantang Menyerah! Anak Tukang Pijat Ini Akhirnya Lulus Akmil
Diakui Indra, tidak mudah menjalani tes Akmil bareng adiknya. Terkadang dia tidak tega melihat kondisi Sheila yang awut-awutan. Rambutnya dicukur pitak, memakai baju kegedean, plus wajah kusam. Belum lagi ketika adik kesayangannya itu diteriaki oleh pembinanya saat menjalani latihan.
"Adik saya tidak pernah mendapat perlakuan kasar. Apalagi saya juga sayang banget dengan adik saya ini, terus ngelihat adik saya digituin, bener-bener sedih saya rasanya," kata Indra.
Diam-diam Indra berusaha sedikit membantu Sheila. Dia selalu menemani adiknya saat di ruang makan. Indra tahu adiknya tidak terbiasa makan banyak, sehingga dia mengambil sebagian jatah makan Sheila agar tidak kekenyangan.
Sheila mengakui betapa sayangnya Indra kepada dirinya. Kakaknya itu tidak tega jika melihat dia menangis. Padahal ketika merasa sangat capek, Sheila selalu menangis. Karena itu, Indra selalu memarahi Sheila agar tidak menangis. Bahkan, tak jarang Indra terpaksa meninggalkan Sheila yang tetap menangis.
"Ini berdasarkan pengakuan temen-temen, temenku ngomong, Shel tahu nggak dia itu ngomong ke gue, gue nggak tega liat adik gue nangis tapi gue nggak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Menurut Indra, meski sayang, bukan berarti dia dan adiknya tidak pernah berantem. Waktu masih kecil, dia sering bertengkar lantaran rebutan remote tivi atau main game. Namun, menurut Sheila, saat SD dia kerap dibelikan jajan oleh kakak tercinta.
Melihat Indra dan Sheila kini menjadi Perwira Remaja, sang ibunda merasa bangga. Dia tak menyangka kedua putra-putrinya menjadi prajurit TNI, terutama Sheila. Sebab, putrinya itu awalnya hanya minta izin mengantar temannya daftar Akmil di Gelora Bung Karno. Namun ternyata Sheila juga mengisi formulir pendaftaran dan dinyatakan berhak mengikuti karantina di Rindam Jaya hingga lolos ke seleksi tingkat pusat.
"Begitu lolos ke pusat, saya ditelepon Bu Gurunya, bahwa Sheila itu diterima di UI (Universitas Indonesia)," kata NY MH Nasution.
Mendengar kabar itu sang ibunda sempat ragu. Sebab, Sheila sudah pasti diterima di salah satu universitas terbaik di Indonesia, sementara di sisi lain belum tentu lolos pendidikan di Akmil.
"Dia bilang, Mah, ini kan perempuan langka masuk Akmil, jadi saya mau ini. Tapi kan Dek, belum tentu diterima di Akmil. Kalau di UI kan universitas oke dan sudah diterima. Adek bilang gini, saya maunya Akmil Mah, langka," tuturnya.
Pilihan Indra dan Sheila menjadi prajurit TNI ternyata mengikuti jejak sang ayah, Mayor Inf MH Nasution. Sang ayah mengawali karir di TNI setelah lulus dari Tamtama dengan pangkat Prada. MH Nasution kemudian menempuh pendidikan komando menjadi prajurit Kopassus dan masuk di Gru 2 Parako di Surakarta. MH Nasution pernah ditugaskan dalam Operasi Seroja di Timor Timor kemudian masuk dalam pasukan Antiteror Sat 81 Gultor Kopassus.
MH Nasution masih ingat ketika baru menikah ia ditugaskan ikut misi pembebasan sandra di Mapenduma Papua pada 1996. Saat itu, istrinya tengah mengandung Indra, buah cinta pertamanya dengan sang istri.
"Pada saat itu saya baru pulang dari Papua, saya kembali ke rumah, anak saya yang pertama, Indra, dia belum sempat lihat saya kan. Pada saat di tempat tidur, saya mau peluk saja, nggak mau dia. Terus saat saya istirahat, dia hanya nongolin kepala, bertanya siapa mungkin ya," kata Mayor Inf MH Nasution terharu.
Menurutnya, butuh waktu sekitar seminggu agar bayi Indra mengenalnya dan mau untuk dipeluk dan bermain bersama.
Melihat putra-putrinya kini telah menjadi Perwira Remaja, MH Nasution tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Dia pun menitipkan pesan agar kedua anaknya tidak neko-neko. "Saya sampaikan ke Indra, setiap berdua, ikuti saja mengalir ke mana, seperti air mengalir," katanya.
Sementara sang ibunda berharap Indra dan Sheila selalu menjadi pribadi rendah hati.
Bukan perkara mudah masuk Akmil. Selain memiliki nilai akademik yang baik, calon perwira juga harus melewati beragam tes terlebih dahulu sebelum lolos ke tingkat pusat. Dari tes fisik hingga tes mental ideologi.
Hal itu juga yang dialami Letda Inf M Indra Nasution. Sejak lulus SMA pada 2013, ia mendaftar pendidikan Akmil tapi selalu gagal. Namun tekad kuat menjadi prajurit membuat Indra tak putus asa. Setelah mengalami empat kali kegagalan akhirnya pada 2017 ia berhasil lolos seleksi pendidikan Akmil.
Baca juga: Pimpin Upacara Wisuda Akmil dan Akpol 2021, Panglima TNI: Dunia Maya Mandala Perang Baru
Sementara jalan Letda Chb (K) Sheila Nasution lebih mulus. Meski awalnya mendaftar Akmil hanya untuk jaga-jaga jika tidak diterima di universitas selepas SMA pada 2017, tapi malah langsung diterima. Itulah mengapa Indra dan Sheila yang berselisih usia empat tahun, jadi satu angkatan di Akmil.
"Kami tidak pernah terpikirkan. Saya satu orang saja susah sekali masuk Akademi Militer. Saat kami ketemu di pusat, berdua, kami mikir ini siapa yang akan masuk, adik saya atau saya," kata Letda Inf M Indra Nasution dikutip dari tayangan video di Instagram resmi TNI AD, @tni_angkatan_darat, Senin (1/11/2021).
Sheila masih sangat ingat kata-kata kakaknya saat menjalani tes di Magelang. Waktu itu, Sheila bercucuran air mata setelah mengikuti tes mental ideologi. Indra yang melihat adiknya menangis, sedikit emosi. Dia mempertanyakan kenapa Sheila menangis saat tes. Indra mengingatkan kepada Sheila fokus menjalani tes untuk diri sendiri. Sebab, setelah seleksi selesai, ada empat kemungkinan yang terjadi. Indra lolos, Sheila gagal. Sheila masuk, Indra terpental. Indra dan Sheila sama-sama tidak lulus. Atau sebaliknya, Indra dan Sheila sama-sama lolos.
"Pada saat lulus, kami berdua di lapangan itu otomatis sujud syukur, karena dia nggak nyangka dia bisa, dan dia nggak nyangka saya bisa," tutur Sheila dalam video wawancara yang sama.
Baca juga: Pantang Menyerah! Anak Tukang Pijat Ini Akhirnya Lulus Akmil
Diakui Indra, tidak mudah menjalani tes Akmil bareng adiknya. Terkadang dia tidak tega melihat kondisi Sheila yang awut-awutan. Rambutnya dicukur pitak, memakai baju kegedean, plus wajah kusam. Belum lagi ketika adik kesayangannya itu diteriaki oleh pembinanya saat menjalani latihan.
"Adik saya tidak pernah mendapat perlakuan kasar. Apalagi saya juga sayang banget dengan adik saya ini, terus ngelihat adik saya digituin, bener-bener sedih saya rasanya," kata Indra.
Diam-diam Indra berusaha sedikit membantu Sheila. Dia selalu menemani adiknya saat di ruang makan. Indra tahu adiknya tidak terbiasa makan banyak, sehingga dia mengambil sebagian jatah makan Sheila agar tidak kekenyangan.
Sheila mengakui betapa sayangnya Indra kepada dirinya. Kakaknya itu tidak tega jika melihat dia menangis. Padahal ketika merasa sangat capek, Sheila selalu menangis. Karena itu, Indra selalu memarahi Sheila agar tidak menangis. Bahkan, tak jarang Indra terpaksa meninggalkan Sheila yang tetap menangis.
"Ini berdasarkan pengakuan temen-temen, temenku ngomong, Shel tahu nggak dia itu ngomong ke gue, gue nggak tega liat adik gue nangis tapi gue nggak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Menurut Indra, meski sayang, bukan berarti dia dan adiknya tidak pernah berantem. Waktu masih kecil, dia sering bertengkar lantaran rebutan remote tivi atau main game. Namun, menurut Sheila, saat SD dia kerap dibelikan jajan oleh kakak tercinta.
Melihat Indra dan Sheila kini menjadi Perwira Remaja, sang ibunda merasa bangga. Dia tak menyangka kedua putra-putrinya menjadi prajurit TNI, terutama Sheila. Sebab, putrinya itu awalnya hanya minta izin mengantar temannya daftar Akmil di Gelora Bung Karno. Namun ternyata Sheila juga mengisi formulir pendaftaran dan dinyatakan berhak mengikuti karantina di Rindam Jaya hingga lolos ke seleksi tingkat pusat.
"Begitu lolos ke pusat, saya ditelepon Bu Gurunya, bahwa Sheila itu diterima di UI (Universitas Indonesia)," kata NY MH Nasution.
Mendengar kabar itu sang ibunda sempat ragu. Sebab, Sheila sudah pasti diterima di salah satu universitas terbaik di Indonesia, sementara di sisi lain belum tentu lolos pendidikan di Akmil.
"Dia bilang, Mah, ini kan perempuan langka masuk Akmil, jadi saya mau ini. Tapi kan Dek, belum tentu diterima di Akmil. Kalau di UI kan universitas oke dan sudah diterima. Adek bilang gini, saya maunya Akmil Mah, langka," tuturnya.
Pilihan Indra dan Sheila menjadi prajurit TNI ternyata mengikuti jejak sang ayah, Mayor Inf MH Nasution. Sang ayah mengawali karir di TNI setelah lulus dari Tamtama dengan pangkat Prada. MH Nasution kemudian menempuh pendidikan komando menjadi prajurit Kopassus dan masuk di Gru 2 Parako di Surakarta. MH Nasution pernah ditugaskan dalam Operasi Seroja di Timor Timor kemudian masuk dalam pasukan Antiteror Sat 81 Gultor Kopassus.
MH Nasution masih ingat ketika baru menikah ia ditugaskan ikut misi pembebasan sandra di Mapenduma Papua pada 1996. Saat itu, istrinya tengah mengandung Indra, buah cinta pertamanya dengan sang istri.
"Pada saat itu saya baru pulang dari Papua, saya kembali ke rumah, anak saya yang pertama, Indra, dia belum sempat lihat saya kan. Pada saat di tempat tidur, saya mau peluk saja, nggak mau dia. Terus saat saya istirahat, dia hanya nongolin kepala, bertanya siapa mungkin ya," kata Mayor Inf MH Nasution terharu.
Menurutnya, butuh waktu sekitar seminggu agar bayi Indra mengenalnya dan mau untuk dipeluk dan bermain bersama.
Melihat putra-putrinya kini telah menjadi Perwira Remaja, MH Nasution tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Dia pun menitipkan pesan agar kedua anaknya tidak neko-neko. "Saya sampaikan ke Indra, setiap berdua, ikuti saja mengalir ke mana, seperti air mengalir," katanya.
Sementara sang ibunda berharap Indra dan Sheila selalu menjadi pribadi rendah hati.
(abd)