93 Tahun Sumpah Pemuda, Ini 13 Tokoh Pentingnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober merupakan salah satu tonggak penting lahirnya Indonesia sebagai suatu negara. Inilah momentum ketika para tokoh pemuda dari berbagai suku mengikrarkan diri sebagai satu kesatuan wilayah, bangsa, juga bahasa dalam Kongres Pemuda II.
Boleh dikatakan, Sumpah Pemuda adalah puncak dari perjuangan masa kebangkitan nasional pasca politik etis menuju Kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat 13 tokoh penting di balik sukses Kongres Pemuda II melahirkan Sumpah Pemuda, 93 tahun silam. Berikut profil singkat ke-13 tokoh tersebut.
1. Soegondo Djojopoespito
Foto/ist
Soegondo Djojopoespito adalah ketua panitia Kongres Pemuda II. Lahir lahir di Tuban, Jawa Timur pada 22 Februari 1905, Soegondo dikenal sebagai aktivis pendidikan. Sebelum tinggal di kediaman Ki Hajar Dewantara, Soegondo semasa sekolah di HIS juga dititipkan pamannya di pondok HOS Tjokroaminoto di Surabaya. Soegondo meninggal di Yogyakarta di usia 73 tahun pada 23 April 1978.
2. Soenario Sastrowardoyo
Foto/wikipedia
Soenario Sastrowardoyo merupakan penasihat panitia Kongres Pemuda II. Lahir di Madiun, Jawa Timur pada 28 Agustus 1902, Soenario salah satu pencetus Manifesto 1925 ketika menjadi pengurus Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda bersama Muhammad Hatta. Dia merupakan pengacara peraih gelar Meester in de rechten yang sering membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda. Soenario meninggal pada 17 Mei 1997 di Jakarta.
3. Johannes Leimena
Foto/wikipedia
Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku, pada 1905 merupakan anggota Jong Ambon yang menjadi panitia Kongres Pemuda II. Dikenal sebagai aktivis pergerakan, J Leimena menjadi menteri paling lama di masa pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu 20 tahun tanpa terputus.
Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda sejak Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora III (1966), Posisi sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial pernah disandangnya.
Di luar itu, J Leimena juga menjabat sebagai anggota DPR dan Konstituante, dan mengetuai Parkindo antara 1950 hingga 1961. Tercatat sebagai Pahlawan Nasional, J Leimena meninggal pada 29 Maret 1977 di Jakarta
4. Djoko Marsaid
Foto/wikipedia
Djoko Marsaid merupakan ketua Jong Java yang menjadi wakil ketua saat Kongres Pemuda II berlangsung.
5. Muhammad Yamin
Foto/wikipedia
Muhammad Yamin lahir pada 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat adalah anggota Sumatra Bond. Dia dikenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan seklaigus politikus, dan ahli hukum yang dihormati. Yamin adalah salah satu perintis puisi modern Indonesia dan namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional.
6. Amir Sjarifoeddin Harahap
Foto/wikipedia
Lahir di Medan pada 17 April 1907, Amir Syarifudin banyak menyumbang ide-ide brilian pada saat perumusan Sumpah Pemuda. Dikenal sebagai politikus sayap kiri (sosialis), Amir kemudian menjelma menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) paling menonjol. Amir pernah menjabt sebagai menteri pada Kabinet Presidensial, Kabinet Sjahrir I, Kabinet Sjahrir II, dan Kabinet Sjahrir III.
Dia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri antara 3 Juli 1947 – 29 Januari 1948 dengan membentuk Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II. Amir Sjarifoeddin ditembak mati di Ngaliyan, Solo pada 19 Desember 1948 karena keterlibatannya dalam pemberontakan PKI Madiun tiga bulan sebelumnya.
7. WR Supratman
Foto/wikipedia
Wage Rudolf Suparman lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. Pada penutupan Kongres Pemuda II, WR Supratman memainkan sebuah lagu dengan instrumen biola yang sekarang dikenal sebagai kebangsaan Indonesia Raya. WR Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Jawa Timur. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan tanggal lahirnya ditetakan sebagai Hari Musik Nasional.
8. Sarmidi Mangoensarkoro
Foto/wikipedia
Lahir di Surakarta, 23 Mei 1904, Sarmidi Mangoensarkoro adalah tokoh penting Kongres Pemuda I dan II yang menyampaikan materi mengenai pentingnya pendidikan untuk Indonesia sebagai sebuah bangsa. Dikenal sebagai tokoh Taman Siswa, Sarmidi pernah dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949-1950.
9. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
Foto/wikipedia
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905. Dia adalah salah satu tokoh penting penyusunan naskah Sumpah Pemuda. Ia sempat tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto sekaligus menjadi sekretaris pribadinya.
Di masa kemerdekaan, Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sejak awal, Kartosoewirjo menginginkan Indonesia menjadi negara berdasarkan Islam. Karena itu, dia menolak tawaran menteri kabinet Amir Sjarifoeddin. Dia lalu membentuk kelompok Darul Islam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga 1962. Kartosoewrjo meninggal setelah dieksekusi mati di Pulau Seribu pada 5 September 1962.
10. Kasman Singodimedjo
Foto/wikipedia
Kasman Singodimedjo lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Februari 1904. Dalam Kongres Pemuda II, dia terlibat sebagai wakil dari Jong Islamieten Bond. Setelah Indonesia merdeka, dia pernah menjabat sebagai jaksa agung periode 1945-1946 dan Menteri Muda Kehakiman Kabinet Amir Sjarifuddin II, serta Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), cikal bakal DPR.
Kasman Singodimedjo meninggal dunia pada 25 Oktober 1982 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2018.
11. Mohammad Roem
Foto/wikipedia
Lahir pada 16 Mei 1908 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Mohammad Roem merupakan aktivis pemuda sekaligus mahasiswa hukum. Selama masa kebangkitan nasional Indonesia, dia aktif di beberapa organisasi seperti Obligasi Jong Islamieten pada tahun 1924 dan Sarekat Islam pada tahun 1925.
Pada masa kemerdekaan, Roem dikenal sebagai salah satu diplomat ulung Indonesia di meja perundingan melawan Belanda. Selama masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Roem dipercaya menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Dalam Negeri.
12. Adnan Kapau Gani
Foto/wikipedia
Pria bernama asli Adnan Kapau Gani ini merupakan aktivis pemuda kelahiran Palembang, Sumatra Selatan pada 1905 yang bergerak lewat Jong Sumatra Bond yang juga hadir dalam Kongres Pemuda II. Dikenal sebagai dokter, politisi, sekaligus tokoh militer Indonesia, Gani pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II.
Setelah revolusi berakhir pada 1949, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan dan diangkat menjadi rektor Universitas Sriwijaya pada 1954. Gani wafat pada 23 Desember 1968.
13. Sie Kong Liong
Foto/ist
Sie Kong Lian merupakan pemuda keturunan Tionghoa kelahiran 3 Januari 1878 yang menyediakan rumahnya di Jalan Kramat Raya 106 sebagai tempat Kongres Pemuda II. Setelah
Atas prakarsa Soenario, rumah Sie Kong Liong dipugar Gubernur DKI Ali Sadikin dan ditetapkan menjadi Gedung Sumpah Pemuda dan berubah nama menjadi Museum Sumpah Pemuda.
Boleh dikatakan, Sumpah Pemuda adalah puncak dari perjuangan masa kebangkitan nasional pasca politik etis menuju Kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat 13 tokoh penting di balik sukses Kongres Pemuda II melahirkan Sumpah Pemuda, 93 tahun silam. Berikut profil singkat ke-13 tokoh tersebut.
1. Soegondo Djojopoespito
Foto/ist
Soegondo Djojopoespito adalah ketua panitia Kongres Pemuda II. Lahir lahir di Tuban, Jawa Timur pada 22 Februari 1905, Soegondo dikenal sebagai aktivis pendidikan. Sebelum tinggal di kediaman Ki Hajar Dewantara, Soegondo semasa sekolah di HIS juga dititipkan pamannya di pondok HOS Tjokroaminoto di Surabaya. Soegondo meninggal di Yogyakarta di usia 73 tahun pada 23 April 1978.
2. Soenario Sastrowardoyo
Foto/wikipedia
Soenario Sastrowardoyo merupakan penasihat panitia Kongres Pemuda II. Lahir di Madiun, Jawa Timur pada 28 Agustus 1902, Soenario salah satu pencetus Manifesto 1925 ketika menjadi pengurus Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda bersama Muhammad Hatta. Dia merupakan pengacara peraih gelar Meester in de rechten yang sering membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda. Soenario meninggal pada 17 Mei 1997 di Jakarta.
3. Johannes Leimena
Foto/wikipedia
Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku, pada 1905 merupakan anggota Jong Ambon yang menjadi panitia Kongres Pemuda II. Dikenal sebagai aktivis pergerakan, J Leimena menjadi menteri paling lama di masa pemerintahan Presiden Soekarno, yaitu 20 tahun tanpa terputus.
Leimena masuk ke dalam 18 kabinet yang berbeda sejak Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora III (1966), Posisi sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial pernah disandangnya.
Di luar itu, J Leimena juga menjabat sebagai anggota DPR dan Konstituante, dan mengetuai Parkindo antara 1950 hingga 1961. Tercatat sebagai Pahlawan Nasional, J Leimena meninggal pada 29 Maret 1977 di Jakarta
4. Djoko Marsaid
Foto/wikipedia
Djoko Marsaid merupakan ketua Jong Java yang menjadi wakil ketua saat Kongres Pemuda II berlangsung.
5. Muhammad Yamin
Foto/wikipedia
Muhammad Yamin lahir pada 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat adalah anggota Sumatra Bond. Dia dikenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan seklaigus politikus, dan ahli hukum yang dihormati. Yamin adalah salah satu perintis puisi modern Indonesia dan namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional.
6. Amir Sjarifoeddin Harahap
Foto/wikipedia
Lahir di Medan pada 17 April 1907, Amir Syarifudin banyak menyumbang ide-ide brilian pada saat perumusan Sumpah Pemuda. Dikenal sebagai politikus sayap kiri (sosialis), Amir kemudian menjelma menjadi tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) paling menonjol. Amir pernah menjabt sebagai menteri pada Kabinet Presidensial, Kabinet Sjahrir I, Kabinet Sjahrir II, dan Kabinet Sjahrir III.
Dia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri antara 3 Juli 1947 – 29 Januari 1948 dengan membentuk Kabinet Amir Sjarifoeddin I dan II. Amir Sjarifoeddin ditembak mati di Ngaliyan, Solo pada 19 Desember 1948 karena keterlibatannya dalam pemberontakan PKI Madiun tiga bulan sebelumnya.
7. WR Supratman
Foto/wikipedia
Wage Rudolf Suparman lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. Pada penutupan Kongres Pemuda II, WR Supratman memainkan sebuah lagu dengan instrumen biola yang sekarang dikenal sebagai kebangsaan Indonesia Raya. WR Supratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Jawa Timur. Dia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan tanggal lahirnya ditetakan sebagai Hari Musik Nasional.
8. Sarmidi Mangoensarkoro
Foto/wikipedia
Lahir di Surakarta, 23 Mei 1904, Sarmidi Mangoensarkoro adalah tokoh penting Kongres Pemuda I dan II yang menyampaikan materi mengenai pentingnya pendidikan untuk Indonesia sebagai sebuah bangsa. Dikenal sebagai tokoh Taman Siswa, Sarmidi pernah dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949-1950.
9. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo
Foto/wikipedia
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir di Cepu, Jawa Tengah pada 7 Januari 1905. Dia adalah salah satu tokoh penting penyusunan naskah Sumpah Pemuda. Ia sempat tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto sekaligus menjadi sekretaris pribadinya.
Di masa kemerdekaan, Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sejak awal, Kartosoewirjo menginginkan Indonesia menjadi negara berdasarkan Islam. Karena itu, dia menolak tawaran menteri kabinet Amir Sjarifoeddin. Dia lalu membentuk kelompok Darul Islam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga 1962. Kartosoewrjo meninggal setelah dieksekusi mati di Pulau Seribu pada 5 September 1962.
10. Kasman Singodimedjo
Foto/wikipedia
Kasman Singodimedjo lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Februari 1904. Dalam Kongres Pemuda II, dia terlibat sebagai wakil dari Jong Islamieten Bond. Setelah Indonesia merdeka, dia pernah menjabat sebagai jaksa agung periode 1945-1946 dan Menteri Muda Kehakiman Kabinet Amir Sjarifuddin II, serta Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), cikal bakal DPR.
Kasman Singodimedjo meninggal dunia pada 25 Oktober 1982 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2018.
Baca Juga
11. Mohammad Roem
Foto/wikipedia
Lahir pada 16 Mei 1908 di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Mohammad Roem merupakan aktivis pemuda sekaligus mahasiswa hukum. Selama masa kebangkitan nasional Indonesia, dia aktif di beberapa organisasi seperti Obligasi Jong Islamieten pada tahun 1924 dan Sarekat Islam pada tahun 1925.
Pada masa kemerdekaan, Roem dikenal sebagai salah satu diplomat ulung Indonesia di meja perundingan melawan Belanda. Selama masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Roem dipercaya menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Dalam Negeri.
12. Adnan Kapau Gani
Foto/wikipedia
Pria bernama asli Adnan Kapau Gani ini merupakan aktivis pemuda kelahiran Palembang, Sumatra Selatan pada 1905 yang bergerak lewat Jong Sumatra Bond yang juga hadir dalam Kongres Pemuda II. Dikenal sebagai dokter, politisi, sekaligus tokoh militer Indonesia, Gani pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Kabinet Amir Sjarifuddin II.
Setelah revolusi berakhir pada 1949, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan dan diangkat menjadi rektor Universitas Sriwijaya pada 1954. Gani wafat pada 23 Desember 1968.
13. Sie Kong Liong
Foto/ist
Sie Kong Lian merupakan pemuda keturunan Tionghoa kelahiran 3 Januari 1878 yang menyediakan rumahnya di Jalan Kramat Raya 106 sebagai tempat Kongres Pemuda II. Setelah
Atas prakarsa Soenario, rumah Sie Kong Liong dipugar Gubernur DKI Ali Sadikin dan ditetapkan menjadi Gedung Sumpah Pemuda dan berubah nama menjadi Museum Sumpah Pemuda.
(muh)