BMKG Pastikan Indonesia Tidak Sedang Dilanda Gelombang Panas

Minggu, 17 Oktober 2021 - 11:02 WIB
loading...
BMKG Pastikan Indonesia Tidak Sedang Dilanda Gelombang Panas
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan informasi yang menyebutkan Indonesia sedang dilanda gelombang panas adalah hoaks. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memastikan informasi yang menyebutkan Indonesia sedang dilanda gelombang panas adalah hoaks. Pesan berantai hoaks itu beredar di berbagai platform media sosial dan WhatsApp.

"Berita yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (hoaks), karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko melalui keterangan tertulis dikutip pada Minggu (17/10/2021).

Dia menjelaskan gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.



Dia mengatakan gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca atau suhu panas yang tidak biasa, dan umumnya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih disertai oleh kelembapan udara yang tinggi. Hal ini sesuai dengan batasan dari Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO.

Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Dia memberikan contoh, 5 derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut. "Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama, maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas," tuturnya.

Dia memaparkan, gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari. Dalam sistem tekanan tinggi itu, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan atau subsidensi sehingga suhunya meningkat.

"Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," ujarnya.

Dia mengungkapkan berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, suhu tertinggi siang hari mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Tercatat suhu lebih dari 36 derajat celcius terjadi di Medan, Deli Serdang, Jatiwangi, dan Semarang pada catatan meteorologis 14 Oktober 2021.

"Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di bulan Oktober," ungkapnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)