Konvensi Rakyat Partai Perindo Berlandaskan E-Demokrasi dan E-Voting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Perindo menggunakan e-demokrasi dan e-voting sebagai landasan konvensi rakyat yang menggunakan sistem teknologi informasi. Dilakukan dengan transparansi, dalam menjaring setiap anak bangsa yang ingin menjadi Caleg Perindo .
"Mekanisme e-demokrasi dan e-voting, konvensi rakyat, sehingga setiap orang dengan berbagai macam profesi berpeluang untuk maju menjadi Caleg Partai Perindo. Sehingga setiap orang memiliki akses, lebih percaya diri, karena rekrutmen partai biasanya di ujung," ujar Heri Budianto.
Ia menyebutkan dengan sistem tersebut maka pemilih muda yang melek teknologi dapat semakin mengenal Partai Perindo. Apalagi selama hampir dua tahun terakhir situasi pandemi memaksa semua pihak untuk belajar dan bekerja dari rumah.
"Demokrasi digital dan konvensi ini menjadi visioner partai. E-voting ini bisa diakses oleh masyarakat, tidak harus kader. Kita sedang siapkan sistem ini, nanti ada panitia pengarah dan panitia pusat. Kita akan mengundang tokoh publik atau pakar untuk memantau proses rekrutmen menggunakan IT ini, sehingga tingkat kepercayaan tinggi," jelas Heri Budianto.
Ia mengungkapkan, nantinya proses konvensi rakyat dibagi menjadi tiga tahapan yakni tahap pra konvensi (pencalonan), konvensi (pemilihan di dapil-nya masing-masing), dan finalisasi.
"Basis dukungan melalui e-voting nanti yang akan menjadi caleg unggulan kita. Ada juga caleg perintis, ada mekanisme, bukan tim yang melakukan penilaian. Masyarakat yang menentukan. Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akses terbatas ke partai politik," kata Heru Budianto
Ia mengungkapkan Partai Perindo menjadi partai pertama yang mengusung demokrasi digital. Mulai dari pengajuan calon, e-voting, yang sedang disusun DPP Partai Perindo.
"Kalau e-voting wacana sudah lama, tapi belum siap untuk nasional. Kami di Partai Perindo sejak 8 Oktober 2021 itu telah memulai e-demokrasi dengan konsep konvensi rakyat. Jadi bukan lagi wacana tapi sudah dalam praktik," pungkas Heri Budianto.
"Mekanisme e-demokrasi dan e-voting, konvensi rakyat, sehingga setiap orang dengan berbagai macam profesi berpeluang untuk maju menjadi Caleg Partai Perindo. Sehingga setiap orang memiliki akses, lebih percaya diri, karena rekrutmen partai biasanya di ujung," ujar Heri Budianto.
Ia menyebutkan dengan sistem tersebut maka pemilih muda yang melek teknologi dapat semakin mengenal Partai Perindo. Apalagi selama hampir dua tahun terakhir situasi pandemi memaksa semua pihak untuk belajar dan bekerja dari rumah.
"Demokrasi digital dan konvensi ini menjadi visioner partai. E-voting ini bisa diakses oleh masyarakat, tidak harus kader. Kita sedang siapkan sistem ini, nanti ada panitia pengarah dan panitia pusat. Kita akan mengundang tokoh publik atau pakar untuk memantau proses rekrutmen menggunakan IT ini, sehingga tingkat kepercayaan tinggi," jelas Heri Budianto.
Ia mengungkapkan, nantinya proses konvensi rakyat dibagi menjadi tiga tahapan yakni tahap pra konvensi (pencalonan), konvensi (pemilihan di dapil-nya masing-masing), dan finalisasi.
"Basis dukungan melalui e-voting nanti yang akan menjadi caleg unggulan kita. Ada juga caleg perintis, ada mekanisme, bukan tim yang melakukan penilaian. Masyarakat yang menentukan. Sistem ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akses terbatas ke partai politik," kata Heru Budianto
Ia mengungkapkan Partai Perindo menjadi partai pertama yang mengusung demokrasi digital. Mulai dari pengajuan calon, e-voting, yang sedang disusun DPP Partai Perindo.
"Kalau e-voting wacana sudah lama, tapi belum siap untuk nasional. Kami di Partai Perindo sejak 8 Oktober 2021 itu telah memulai e-demokrasi dengan konsep konvensi rakyat. Jadi bukan lagi wacana tapi sudah dalam praktik," pungkas Heri Budianto.
(maf)