300 Karya Denny JA Rampung Didigitalkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 300 karya Denny JA telah selesai didigitalkan. Dengan digitalisasi ini, setiap karya dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
"Tak ada tempat yang lebih tepat untuk menyimpan koleksi karya pribadi selain di internet. Di samping abadi di sana, karya itu juga mudah diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja," kata pengusaha yang juga seorang penulis, Denny JA saat merilis 300 karya selama 40 tahun, Sabtu (9/10/2021).
Menurutnya, proses digitalisasi ratusan karya tersebut dilakukan tim yang telah bekerja selama 8 tahun. Dari 300 karya Denny JA, 200 di antaranya sudah diterjemahkan atau diberi substitle bahasa Inggris. Antara lain 28 buku fiksi, 15 karya nonfiksi, 13 film, 66 video animasi.
Baca juga: 200 Karya Denny JA Diterjemahkan ke Dalam Bahasa Inggris
Juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebanyak 77 video opini yang terdiri dari 30 video tentang 30 tokoh Sufi, 18 video Isu sosial era Work From Home, dan 29 video tentang isu kemanusiaan.
Masih tersisa 83 buku lainnya masih dalam bahasa Indonesia (34 buku fiksi, 46 buku nonfiksi, 3 buku terkait). Saat ini 17 karya lainnya sedang berproses untuk ikut didigitalisasi.
Denny bercerita perubahan batinnya selama 40 tahun berkarya. "Dulu di era mahasiswa, saya menulis berorientasi komersial mencari tambahan untuk membayar uang kuliah. Saya datang dari keluarga yang sangat sederhana," katanya.
Namun sejak 8 tahun lalu, Denny tumbuh menjadi pengusaha sukses di bidang konsultan politik, properti dan hotel, convenience stores, Food and Beverages, serta tambang.
Baca juga: Satupena Disahkan Menkumham, Denny JA: Tenda Besar untuk Penulis
Ketika Denny mencapai financial freedom pada 2010, Denny JA memiliki waktu banyak untuk merenung dan menulis. Ia pun merasa terpanggil untuk kembali menulis. Namun orientasinya berubah. Ia tidak menerima penghasilan dari karyanya dan memutuskan menulis untuk berderma. Power of giving juga dapat diberilan melalui sumbangan karya yang digratiskan. Termasuk biaya digitalisasi 300 karya juga dibiayai sendiri.
Selama 40 tahun berkiprah, Denny juga mendapatkan penghargaan dalam dan luar negeri. Mulai dari penghargaan sastra tingkat ASEAN dari Malaysia, hingga penghargaan Time Magazine atas kiprahnya di dunia media sosial.
"Tak ada tempat yang lebih tepat untuk menyimpan koleksi karya pribadi selain di internet. Di samping abadi di sana, karya itu juga mudah diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja," kata pengusaha yang juga seorang penulis, Denny JA saat merilis 300 karya selama 40 tahun, Sabtu (9/10/2021).
Menurutnya, proses digitalisasi ratusan karya tersebut dilakukan tim yang telah bekerja selama 8 tahun. Dari 300 karya Denny JA, 200 di antaranya sudah diterjemahkan atau diberi substitle bahasa Inggris. Antara lain 28 buku fiksi, 15 karya nonfiksi, 13 film, 66 video animasi.
Baca juga: 200 Karya Denny JA Diterjemahkan ke Dalam Bahasa Inggris
Juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebanyak 77 video opini yang terdiri dari 30 video tentang 30 tokoh Sufi, 18 video Isu sosial era Work From Home, dan 29 video tentang isu kemanusiaan.
Masih tersisa 83 buku lainnya masih dalam bahasa Indonesia (34 buku fiksi, 46 buku nonfiksi, 3 buku terkait). Saat ini 17 karya lainnya sedang berproses untuk ikut didigitalisasi.
Denny bercerita perubahan batinnya selama 40 tahun berkarya. "Dulu di era mahasiswa, saya menulis berorientasi komersial mencari tambahan untuk membayar uang kuliah. Saya datang dari keluarga yang sangat sederhana," katanya.
Namun sejak 8 tahun lalu, Denny tumbuh menjadi pengusaha sukses di bidang konsultan politik, properti dan hotel, convenience stores, Food and Beverages, serta tambang.
Baca juga: Satupena Disahkan Menkumham, Denny JA: Tenda Besar untuk Penulis
Ketika Denny mencapai financial freedom pada 2010, Denny JA memiliki waktu banyak untuk merenung dan menulis. Ia pun merasa terpanggil untuk kembali menulis. Namun orientasinya berubah. Ia tidak menerima penghasilan dari karyanya dan memutuskan menulis untuk berderma. Power of giving juga dapat diberilan melalui sumbangan karya yang digratiskan. Termasuk biaya digitalisasi 300 karya juga dibiayai sendiri.
Selama 40 tahun berkiprah, Denny juga mendapatkan penghargaan dalam dan luar negeri. Mulai dari penghargaan sastra tingkat ASEAN dari Malaysia, hingga penghargaan Time Magazine atas kiprahnya di dunia media sosial.
(abd)