Jelang HUT TNI Ke-76, KSAL Pimpin Ziarah di 5 Taman Makam Pahlawan

Senin, 04 Oktober 2021 - 00:15 WIB
loading...
Jelang HUT TNI Ke-76,...
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memimpin ziarah secara serentak prajurit TNI AL di lima Taman Makam Pahlawan (TMP), Minggu 3 Oktober 2021. Foto: Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL ) Laksamana TNI Yudo Margono memimpin ziarah secara serentak prajurit TNI AL di lima Taman Makam Pahlawan (TMP), Minggu 3 Oktober 2021. Hal ini dilakukan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI yang ke-76.

Yudo memimpin langsung ziarah di TMP Bumi Wana Samudera Kalibakung, Tegal, Jawa Tengah yang dihadiri pula oleh Wakil KSAL Laksdya TNIAhmadi Heri Purwono.

Sementara itu, ziarah di TMP Samudra Kuningan, Jawa Barat dipimpin oleh Pangkoarmada I Laskda TNI Arsyad Abdullah, TMP Penggarit Pemalang, Jawa Tengah dipimpin Aspers KSAL Laksda TNI Irwan Achmadi, TMP Prawira Reksa Negara Pekalongan, Jawa Timur dipimpin Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, dan TMP Kadilangu Batang, Jawa Tengah dipimpin Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono.

Dispenal menjelaskan, di 5 TMP itu bersemayam jasad para pejuang dan pendahulu TNI yang gugur di zaman revolusi kemerdekaan. Terkhususnya para prajurit ALRI, Wilayah Corps Armada III Cirebon, dan mantan Wilayah Corps Armada IV-Tegal.

"Khusus ziarah di Taman Makam Bumi Wana Samudera Kalibakung yang dipimpin KSAL merupakan makam para pejuang TNI AL dan para ulama, santri, dan masyarakat," tutur Dispenal dalam keterangan tertulisnya.

Dijelaskan pula oleh Dispenal, TMP ini merupakan makam pindahan para pejuangyang saling bekerja sama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947 di wilayah Tegal. Menurut dia, jasad para pejuang ini sebelumnya berada di Bukit Tempeh dimana para pejuang ini gugur dieksekusi pihak Belanda.

Adapun gugurnya para pejuang ini bermula adanya kolaborasi TNI AL dengan ulama dan santri melaksanakan perlawanan yang sengit terhadap Belanda, sehingga Belanda dengan segala cara untuk membungkam perlawanan ini. Menurut Dispenal, salah satu caranya menangkap 2 ulama, 10 santri, dan 4 prajurit TNI AL.

"Setelah diinterogasi, mereka dibawa di Bukit Tempeh, dieksekusi mati dimasukkan dalam kuburan yang sebelumnya digali mereka sendiri atas paksaan Belanda," paparnya.

Dispenal mengatakan, makna dan pesan yang diambil dari kegiatan ini, yaitu meskipun para pejuang ini telah mati dan jasadnya telah menyatu dengan bumi pertiwi, mereka gugur sebagai pejuang demi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara.

"Jasad para pejuang ditempatkan di Bumi Wana Samudera ini agar para generasi penerus bisa meneladani perjuangan dan pengorbanan para pahlawan guna mewujudkan Indonesia yang jaya," ujarnya.

Pesan untuk generasi muda penerus bangsa, kata Dispenal, bahwa menghormati para pahlawan adalah wajib. Perumpamaannya, meskipun menimbun para kuburan pejuang dengan pasir dari emas tak akan sebanding dengan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan.

KSAL menuturkan, dulunya makam-makam para pejuang ini tersebar di berbagai daerah. Sehingga atas saran dari para ulama, pemerintah daerah dan masyarakat untuk dijadikan satu saja, salah satunya TMP Kalibakung. Selain itu, Yudo menyampaikan bahwa para pejuang AL dulu berjuang bersama-sama para ulama untuk membela negara.

Sedikitnya ada beberapa ulama yang gugur, di antaranya para ulama yakni KH Muhammad Syafei Bin Mukti dan H. Yahya bin Sejan.

“Sebagai generasi penerus supaya kita selalu mengenang jasa-jasa pejuang, dan harus meneruskan perjuangan mereka, dalam bergiat mengisi kemerdekaan dimasa yang akan datang," pungkas Yudo.
(mhd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)