Pantang Menyerah! Anak Tukang Pijat Ini Akhirnya Lulus Akmil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Namanya M David Fatoni. Dia berhasil mewujudkan mimpi menjadi seorang taruna Akademi Militer (Akmil)
meskipun sempat gagal seleksi Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI AD 2020. Dengan tekad kuat, dia menolak menyerah meskipun harus melewati jalan panjang berliku.
Sejak kecil, David mengaku tertarik masuk TNI lantaran jarak rumahnya yang berdekatan dengan Koramil 0826/06 Pademawu dan melihat para tentara bertugas. Menurut pandangannya, tentara merupakan pribadi yang gagah, berwibawa dan dihargai banyak orang.
"Dari situlah hal yang tumbuh dalam hati saya untuk menjadi seorang tentara itu muncul," tutur David dalam video TNI AD dikutip, Senin (27/9/2021).
Kondisi ekonomi keluarganya, jelas David kurang baik. Saat kecil, dia harus terbiasa berlindung di rumah kecil yang letaknya ada di tengah sawah. Baik depan maupun belakang rumahnya adalah kandang ayam, dan bahkan jika banjir rumah terendam yang akibatnya menjadi berlumpur.
Bapak David adalah seorang tukang pijit. Cibiran dan ejekan kerap datang ketika David mengemukakan mimpinya hendak menjadi seorang taruna Akmil. Tak ambil pusing, David tetap percaya atas apa yang akan dicapainya di kemudian hari dan menjadikan hal itu sebagai pelecut semangatnya.
"Bapak saya ini adalah tukang pijat, ada seseorang yang mencibir dan menghina saya ketika saya ingin menjadi taruna, mungkin karena kondisi ekonomi yAng dikatakan sederhana dan saya dari kalangan orang yang biasa aja. Tapi semangat saya tetap ada untuk menjadi seorang taruna. Cibiran dan cemohan orang saya jadikan bahan motivasi," ungkapnya.
David merasa bersyukur memiliki orang tua yang ogah untuk tidak memberikan anaknya kehidupan yang layak. Butuh waktu tujuh tahun untuk David bisa hidup di rumah yang layak. Semua itu didapat lantaran kedua orang tuanya terus-menerus menabung.
"Saya bersyukur sekali mempunyai orang tua yang sebaik dan setegar beliau dalam mendidik saya sampai saya dapat sukses seperti sekarang ini," jelasnya.
Olahragawan
Apa rahasia sukses kelulusannya? Sejak kelas 6 SD David mengaku sudah gemar olahraga atletik. Mula-mula hanya ikut lomba lari di tingkat kecamatan. Dia berhasil menyabet juara 3 ketika itu.
Menginjak bangku SMP, bakatnya mulai tercium Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Pamekasan, Madura. Sebulan setelah dilatih, David langsung unjuk gigi dengan mempersembahkan gelar juara tingkat kabupaten.
Berlanjut ke kelas 3 SMP, tingkatan lomba yang diikuti semakin tinggi. David diikutsertakan dalam lomba setingkat semi nasional bertajuk Jatim Open 2018.
"Dengan adanya bakat lari yang ada dalam diri saya itu sangat membantu dalam melaksanakan tes-tes yang berkaitan dengan Samapta," ucapnya.
Baca juga: 200 Prajurit TNI AD Ikuti Latma Wirajaya Ausindo 2021 di Australia
Sampai dengan sekarang, kerja keras dan perjuangan orang tua David untuk membuat dirinya sukses tetap terpatri dalam ingatannya. Menurut dia, semangat dari orang-orang yang selalu mendukung dan mendoakannya akan menjadi motivasi terbaik dalam dirinya untuk tetap melangkah maju.
"Saya mengingat orangtua saya, mengingat perjuangan saya dan Alhamdulillah saya bisa lulus. Dengan semangat perjuangan teman-teman orangtua para sahabat, para guru yang selalu memotivasi saya dan memberikan doa terbaik untuk saya, saya ingat itu," pungkasnya.
Lihat Juga: Profil Gubernur Akmil Brigjen Arnold Aristoteles, Jebolan Kopassus dan Teman Seangkatan Panglima TNI
meskipun sempat gagal seleksi Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI AD 2020. Dengan tekad kuat, dia menolak menyerah meskipun harus melewati jalan panjang berliku.
Sejak kecil, David mengaku tertarik masuk TNI lantaran jarak rumahnya yang berdekatan dengan Koramil 0826/06 Pademawu dan melihat para tentara bertugas. Menurut pandangannya, tentara merupakan pribadi yang gagah, berwibawa dan dihargai banyak orang.
"Dari situlah hal yang tumbuh dalam hati saya untuk menjadi seorang tentara itu muncul," tutur David dalam video TNI AD dikutip, Senin (27/9/2021).
Baca Juga
Kondisi ekonomi keluarganya, jelas David kurang baik. Saat kecil, dia harus terbiasa berlindung di rumah kecil yang letaknya ada di tengah sawah. Baik depan maupun belakang rumahnya adalah kandang ayam, dan bahkan jika banjir rumah terendam yang akibatnya menjadi berlumpur.
Bapak David adalah seorang tukang pijit. Cibiran dan ejekan kerap datang ketika David mengemukakan mimpinya hendak menjadi seorang taruna Akmil. Tak ambil pusing, David tetap percaya atas apa yang akan dicapainya di kemudian hari dan menjadikan hal itu sebagai pelecut semangatnya.
"Bapak saya ini adalah tukang pijat, ada seseorang yang mencibir dan menghina saya ketika saya ingin menjadi taruna, mungkin karena kondisi ekonomi yAng dikatakan sederhana dan saya dari kalangan orang yang biasa aja. Tapi semangat saya tetap ada untuk menjadi seorang taruna. Cibiran dan cemohan orang saya jadikan bahan motivasi," ungkapnya.
David merasa bersyukur memiliki orang tua yang ogah untuk tidak memberikan anaknya kehidupan yang layak. Butuh waktu tujuh tahun untuk David bisa hidup di rumah yang layak. Semua itu didapat lantaran kedua orang tuanya terus-menerus menabung.
"Saya bersyukur sekali mempunyai orang tua yang sebaik dan setegar beliau dalam mendidik saya sampai saya dapat sukses seperti sekarang ini," jelasnya.
Olahragawan
Apa rahasia sukses kelulusannya? Sejak kelas 6 SD David mengaku sudah gemar olahraga atletik. Mula-mula hanya ikut lomba lari di tingkat kecamatan. Dia berhasil menyabet juara 3 ketika itu.
Menginjak bangku SMP, bakatnya mulai tercium Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Pamekasan, Madura. Sebulan setelah dilatih, David langsung unjuk gigi dengan mempersembahkan gelar juara tingkat kabupaten.
Berlanjut ke kelas 3 SMP, tingkatan lomba yang diikuti semakin tinggi. David diikutsertakan dalam lomba setingkat semi nasional bertajuk Jatim Open 2018.
"Dengan adanya bakat lari yang ada dalam diri saya itu sangat membantu dalam melaksanakan tes-tes yang berkaitan dengan Samapta," ucapnya.
Baca juga: 200 Prajurit TNI AD Ikuti Latma Wirajaya Ausindo 2021 di Australia
Sampai dengan sekarang, kerja keras dan perjuangan orang tua David untuk membuat dirinya sukses tetap terpatri dalam ingatannya. Menurut dia, semangat dari orang-orang yang selalu mendukung dan mendoakannya akan menjadi motivasi terbaik dalam dirinya untuk tetap melangkah maju.
"Saya mengingat orangtua saya, mengingat perjuangan saya dan Alhamdulillah saya bisa lulus. Dengan semangat perjuangan teman-teman orangtua para sahabat, para guru yang selalu memotivasi saya dan memberikan doa terbaik untuk saya, saya ingat itu," pungkasnya.
Lihat Juga: Profil Gubernur Akmil Brigjen Arnold Aristoteles, Jebolan Kopassus dan Teman Seangkatan Panglima TNI
(muh)