Pemerintah Dinilai Sudah Responsif Cegah Gelombang Ketiga Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah telah membuat beberapa kebijakan seperti memperketat akses masuk dari negara lain, meningkatkan layanan kesehatan, dan mengakselerasi vaksinasi . Terkait hal itu, pemerintah dinilai sudah responsif mencegah gelombang ketiga Covid-19 atau virus corona.
“Sudah cukup responsif,” ujar Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan kepada wartawan, Minggu (26/9/2021).
Dia menilai potensi gelombang ketiga jika mobilitas yang tinggi saat liburan tidak diikuti dengan protokol kesehatan, 3T dan cakupan vaksinasi yang luas. “Jika ada varian baru yang lebih menular, lebih tinggi lagi risikonya,” katanya.
Menurut dia, harus ada komunikasi yang baik tentang risiko tertular dan menularkan selama beraktivitas saat libur panjang akhir tahun. Pasalnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dinilai masih kurang.
Mengenai kebijakan yang perlu ditingkatkan untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 di akhir tahun, dia menilai perlu pembatasan pergerakan antarprovinsi dan masuk ke tempat-tempat umum dengan PeduliLindungi. Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menilai kondisi pandemi di dalam negeri sudah membaik dibanding dua bulan.
“Artinya kebijakan pemerintah sudah cukup berjalan efektif dan kasus Covid-19 bisa ditekan,” kata Nurhadi.
Nurhadi mengapresiasi kolaborasi aktif pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam hal penegakan aturan, disiplin prokes, dan langkah-langkah kuratif. Setiap momen peningkatan kasus Covid-19 harus menjadi pelajaran agar lebih hati-hati dan waspada.
“Oleh karenanya, kita semua, baik pemerintah dan masyarakat jangan sampai lengah untuk tetap disiplin mematuhi prokes. Kita semua tetap ikhtiar agar segera terbebas dari pandemi,” katanya.
Dia pun mendukung percepatan vaksinasi tetap menjadi prioritas utama agar tercipta kekebalan komunal (herd immunity) di masyarakat. “Selain tetap patuh dan disiplin protokol kesehatan,” pungkasnya.
“Sudah cukup responsif,” ujar Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan kepada wartawan, Minggu (26/9/2021).
Dia menilai potensi gelombang ketiga jika mobilitas yang tinggi saat liburan tidak diikuti dengan protokol kesehatan, 3T dan cakupan vaksinasi yang luas. “Jika ada varian baru yang lebih menular, lebih tinggi lagi risikonya,” katanya.
Menurut dia, harus ada komunikasi yang baik tentang risiko tertular dan menularkan selama beraktivitas saat libur panjang akhir tahun. Pasalnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dinilai masih kurang.
Mengenai kebijakan yang perlu ditingkatkan untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 di akhir tahun, dia menilai perlu pembatasan pergerakan antarprovinsi dan masuk ke tempat-tempat umum dengan PeduliLindungi. Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menilai kondisi pandemi di dalam negeri sudah membaik dibanding dua bulan.
“Artinya kebijakan pemerintah sudah cukup berjalan efektif dan kasus Covid-19 bisa ditekan,” kata Nurhadi.
Nurhadi mengapresiasi kolaborasi aktif pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam hal penegakan aturan, disiplin prokes, dan langkah-langkah kuratif. Setiap momen peningkatan kasus Covid-19 harus menjadi pelajaran agar lebih hati-hati dan waspada.
“Oleh karenanya, kita semua, baik pemerintah dan masyarakat jangan sampai lengah untuk tetap disiplin mematuhi prokes. Kita semua tetap ikhtiar agar segera terbebas dari pandemi,” katanya.
Dia pun mendukung percepatan vaksinasi tetap menjadi prioritas utama agar tercipta kekebalan komunal (herd immunity) di masyarakat. “Selain tetap patuh dan disiplin protokol kesehatan,” pungkasnya.
(rca)