DPR: Indonesia Perlu Proaktif Sikapi Aliansi Militer AUKUS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menilai Indonesia perlu proaktif menyikapi langkah Amerika Serikat, Australia dan Inggris yang membentuk aliansi baru bernama AUKUS. Diketahui, AUKUS merupakan aliansi militer di kawasan yang salah satu tujuannya untuk membantu Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
“Menjadi keprihatinan kita, hal ini akan membawa implikasi pada situasi kawasan yang sudah sepatutnya terus diupayakan stabil, aman, dan damai,” ujar Christina dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Sabtu (18/9/2021).
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, Australia dan Indonesia memiliki rencana aksi kemitraan strategis komprehensif (2020-2024). “Salah satu poinnya adalah untuk bersama-sama tetap waspada menjaga perdamaian dan keamanan, antara lain di Kawasan Indo Pasifik,” katanya.
Dalam konteks ini, Christina menilai langkah Australia melakukan pengembangan militer secara agresif tentu membuka jalan serta peluang bagi perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer yang bisa menjadi ancaman bagi stabilitas di kawasan. “Indonesia perlu mengambil sikap atau langkah proaktif terhadap keputusan Australia ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, dalam ranah kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tidak pernah dimaknai tidak dapat mengambil sikap yang jelas dan tegas atas berbagai dinamika dan perkembangan. “Apalagi jika perkembangan dan dinamika tersebut berpotensi mengancam keamanan yang dampaknya dapat dirasakan baik langsung maupun tidak langsung oleh Indonesia,” pungkasnya.
“Menjadi keprihatinan kita, hal ini akan membawa implikasi pada situasi kawasan yang sudah sepatutnya terus diupayakan stabil, aman, dan damai,” ujar Christina dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Sabtu (18/9/2021).
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, Australia dan Indonesia memiliki rencana aksi kemitraan strategis komprehensif (2020-2024). “Salah satu poinnya adalah untuk bersama-sama tetap waspada menjaga perdamaian dan keamanan, antara lain di Kawasan Indo Pasifik,” katanya.
Dalam konteks ini, Christina menilai langkah Australia melakukan pengembangan militer secara agresif tentu membuka jalan serta peluang bagi perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer yang bisa menjadi ancaman bagi stabilitas di kawasan. “Indonesia perlu mengambil sikap atau langkah proaktif terhadap keputusan Australia ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, dalam ranah kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tidak pernah dimaknai tidak dapat mengambil sikap yang jelas dan tegas atas berbagai dinamika dan perkembangan. “Apalagi jika perkembangan dan dinamika tersebut berpotensi mengancam keamanan yang dampaknya dapat dirasakan baik langsung maupun tidak langsung oleh Indonesia,” pungkasnya.
(rca)