PKPI Berganti Nama, Dipimpin Mantan Komandan Denjaka
loading...
A
A
A
Said juga mengatakan, Soesanto Tirtoprodjo pernah mengingatkan sejarah negara kita telah memberi pelajaran bahwa jatuhnya bangsa Indonesia ke dalam lumpur penjajahan ialah adanya perceraian diantara bangsa kita sendiri. Hal ini hakikatnya terjadi karena selain musuh yang dari luar, ada pula musuh yang datang dari dalam hati kita sendiri, yaitu egoisme dan sifat-sifat perseorangan. Tabiat egoisme itulah yang harus bisa kita atasi.
"Oleh sebab itu kita memerlukan persatuan. Persatuan berarti bebas dari perselisihan antara golongan (Sosrodiningrat). Marilah kita sekalian yang cinta pada Tanah Air, berduyun-duyun berjabat tangan. Diikat oleh perasaan cinta-mencitai, harga-menghargai satu sama lain, tak pandang apa agamanya. Kita harus bersatu, senasib sepenanggungan (Wiranatakoesuma)," katanya.
Menurutnya, pesan dari para penyusun dasar negara itulah yang menguatkan tekad dirinya untuk memulai perjuangan baru ini, merajut keharmonisan diantara seluruh komponen masyarakat yang heterogen, demi mewujudkan persatuan bangsa.
"Pesan itu pula yang selalu diingatkan Ketua Umum PKP Mayjen TNI Marinir (Purn) Yussuf Solichien, seorang prajurit Sapta marga, mantan komandan pasukan khusus Denjaka kepada seluruh kader PKP. Petuahnya PKP harus menjadi partai politik pemersatu, dan harus menjadi simbol persatuan," kata Said menegaskan.
"Saya tutup Pernyataan Terbuka ini dengan mengutip perkataan Sukarno. Berkata Putra Sang Fajar: Persatuan membawa kekuatan, kekuatan membawa persatuan. Siapa tidak bersatu, tidak kuat. Siapa tidak kuat, tidak bersatu. Dharma eva hato hanti," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi dari Said, Mayjen (Purn) Yussuf Solichien dan dirinya kemarin ikut diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara bersama partai politik nonparlemen yang lainnya.
"Oleh sebab itu kita memerlukan persatuan. Persatuan berarti bebas dari perselisihan antara golongan (Sosrodiningrat). Marilah kita sekalian yang cinta pada Tanah Air, berduyun-duyun berjabat tangan. Diikat oleh perasaan cinta-mencitai, harga-menghargai satu sama lain, tak pandang apa agamanya. Kita harus bersatu, senasib sepenanggungan (Wiranatakoesuma)," katanya.
Menurutnya, pesan dari para penyusun dasar negara itulah yang menguatkan tekad dirinya untuk memulai perjuangan baru ini, merajut keharmonisan diantara seluruh komponen masyarakat yang heterogen, demi mewujudkan persatuan bangsa.
"Pesan itu pula yang selalu diingatkan Ketua Umum PKP Mayjen TNI Marinir (Purn) Yussuf Solichien, seorang prajurit Sapta marga, mantan komandan pasukan khusus Denjaka kepada seluruh kader PKP. Petuahnya PKP harus menjadi partai politik pemersatu, dan harus menjadi simbol persatuan," kata Said menegaskan.
"Saya tutup Pernyataan Terbuka ini dengan mengutip perkataan Sukarno. Berkata Putra Sang Fajar: Persatuan membawa kekuatan, kekuatan membawa persatuan. Siapa tidak bersatu, tidak kuat. Siapa tidak kuat, tidak bersatu. Dharma eva hato hanti," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi dari Said, Mayjen (Purn) Yussuf Solichien dan dirinya kemarin ikut diundang Presiden Jokowi ke Istana Negara bersama partai politik nonparlemen yang lainnya.
(muh)