Mengenal Sersan Halima, Prajurit US Army yang Fasih Berbahasa Indonesia

Selasa, 31 Agustus 2021 - 18:22 WIB
loading...
Mengenal Sersan Halima,...
Program Latma Garuda Shield antara TNI AD dan US Army meninggalkan kesan tersendiri bagi Sersan H Fairchild. Tentara wanita US Army ini ternyata fasih berbahasa Indonesia. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Program latihan bersama (Latma) Garuda Shiel d antara TNI AD dan US Army meninggalkan kesan tersendiri bagi Sersan Halima Fairchild. Tentara wanita US Army ini ternyata fasih berbahasa Indonesia.

Halima sapaan akrabnya menceritakan pengalaman pertamanya tiba dan berkomunikasi langsung menggunakan bahasa Indonesia dengan para para prajurit TNI AD. Kata dia, mayoritas prajurit terkejut saat mendengar kalimat yang keluar dari mulutnya adalah bahasa Indonesia.

"Pertama kali saya bertemu TNI AD dan saya berkata saya bisa berbicara Bahasa Indonesia mereka berkata wah Anda mempunyai kulit putih, Anda bisa bicara bahasa Indonesia? Saya berkata ya saya bisa," ujar Halima Fairchild dalam video yang diunggah TNI AD, Selasa (31/8/2021).

Dia beralasan belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia merupakan pengalaman yang amat menyenangkan. Selama satu tahun Halimah belajar bahasa sebelum akhirnya mempraktikkannya langsung di lokasi Latma Garuda Shield.

Halima menerangkan tugasnya saat di Latma Garuda Shield ialah membantu para petinggi militer US Army dan TNI AD ketika menggelar rapat dan menemukan kosa kata yang sulit diterjemahkan. "Ada beberapa kosa kata yang rumit dalam Bahasa Inggris dan saya akan terjemahkan dan mungkin mencari kosa kata lebih baik untuk menjelaskannya," katanya.

Di momen ini, Halima juga berkesempatan bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan sang istri Hetty. Awal mula, Halima sempat kaget ketika diberitahu bahwasannya akan bertemu dengan orang nomor satu di jajaran TNI AD tersebut.

"What saya akan bertemu dengan KSAD? Dia dengan pangkat tinggi sekali, tugas tinggi sekali, saya hanya rendah sekali. Itu adalah kesempatan yang baik tetapi saya cukup gugup dan khawatir karena dia penting," tuturnya.

Namun, kegugupan yang menderanya perlahan memudar ketika sudah berbincang langsung dengan Andika. Menurut dia, Andika adalah sosok yang baik dan ramah karena mau bertemu dengannya yang merupakan seorang prajurit berpangkat rendah.

"Ketika saya bicara dengan dia (KSAD), dia berkata, biasanya tak ada banyak orang yang berasal dari Amerika yang bisa bicara bahasa Indonesia dan mau belajar sejarah Indonesia. Tetapi Anda mau," jelasnya.

Halima mengatakan jika wabah COVID-19 berakhir, ia akan menyempatkan diri untuk mengunjungi lagi Indonesia. Di waktu tersebut, dirinya akan berpergian dari satu pulau ke pulau lain untuk belajar tentang budaya Indonesia.

"Saya berharap setelah wabah Corona saya akan datang lagi dan pergi ke setiap pulau, karena saya tau setiap pulau berbeda kebudayaan dan orangnya berbeda. Saya mau belajar semuanya dan saya mau bisa berkumpul dengan orang-orang," ucapnya.

Secara spesifik, daerah yang akan pertama kali dia kunjungi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Halima mengaku tertarik dengan budaya Yogyakarta lantaran terdapat keraton dan wilayahnya masih dipimpin oleh seorang Sultan.

"Saya mau pergi ke Yogyakarta, karena saya pikir sejarahnya menarik sekali dan cukup berbeda. Karena masih ada keraton dan sultan di sana, itu menarik sekali. Saya juga mendengar sultan ke depannya adalah wanita dan saya pikir itu adalah berbeda sekali karena tak sesuai dengan sejarah saat ini," terangnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1242 seconds (0.1#10.140)