Penanganan Covid-19, Indonesia Minta Dunia Buka Lebar Akses Vaksin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia mendorong kesetaraan akses bagi semua negara terhadap vaksin corona. Kesadaran dan komitmen bersama ini diharapkan akan lebih mempercepat penanganan pandemi Covid-19 di dunia.
Langkah Indonesia mendorong akses vaksin Covid-19 bakal disampaikan saat menjadi tuan rumah dalam kegiatan Forum Global Public Health (FGPH) 2020 yang digelar secara virtual pada Selasa (2/6). Pertemuan virtual FPGH ditargetkan akan dihadiri sekitar 200 delegasi dari berbagai negara.
Direktur Sosial dan Budaya Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kamapradipta Isnomo mengatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan isu kesehatan menjadi isu bersama (public good), bersifat lintas sektoral, dan melewati lintas batas negara.
“Untuk mengatasinya, diperlukan kolaborasi antara negara dan antarpihak pada tata kelola kesehatan global yang harus dilakukan secara bersama dan kolaboratif baik dari sisi pemerintah, organisasi, maupun industri,” ucap Kamapradipta dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Target dari pertemuan global ini adalah lahirnya kerja sama yang nyata dan konkret untuk pembuatan vaksin atau obat-obatan. Pemerintah Indonesia mengharapkan obat atau vaksin nanti dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau dan pemerataan dalam pendistribusiannya. Dengan demikian, obat tersebut bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat. (Baca: RSD Wisma Atlet Masih Tangani 711 Pasien Covid-19)
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Acep Somantri menekankan pentingnya sinergi antara politik luar negeri (foreign policy) dan kebijakan kesehatan global (global health) untuk mendukung solidaritas dan kolaborasi global dalam penanganan Covid-19.
“Kita memiliki kemampuan untuk mendukung scalling-up produksi vaksin untuk kebutuhan global karena Indonesia memiliki Bio Farma yang produk vaksinnya sudah diakui WHO dan digunakan di lebih dari 140 negara,” ungkap Acep.
Satu di antara upaya dalam bidang kesehatan untuk mengatasi Covid-19, Indonesia telah berpartisipasi dalam WHO Solidarity Trial yang bertujuan untuk mempercepat penemuan obat dan vaksin yang berkualitas, manjur, dan aman.
Direktur Operasi Bio Farma M Rahman Roestan mengatakan, dalam menghadapi Covid-19, dari sisi industri, Indonesia memerlukan kolaborasi antara industri, regulasi, dan diplomasi. Saat pandemi, kolaborasi itu menjadi vital sehingga seluruh negara bergerak untuk mencari partner. (Baca juga: Derita Kanker Stadium 3, Bocah di Tangsel Ini Butuh Bantuan Donatur)
Terkait pembuatan vaksin dalam jangka panjang, Bio Farma tergabung dalam koalisi nasional bersama dalam konsorsium nasional pengembangan vaksin bersama Eijkman dan Litbangkes untuk kemandirian nasional.
Langkah Indonesia mendorong akses vaksin Covid-19 bakal disampaikan saat menjadi tuan rumah dalam kegiatan Forum Global Public Health (FGPH) 2020 yang digelar secara virtual pada Selasa (2/6). Pertemuan virtual FPGH ditargetkan akan dihadiri sekitar 200 delegasi dari berbagai negara.
Direktur Sosial dan Budaya Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kamapradipta Isnomo mengatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan isu kesehatan menjadi isu bersama (public good), bersifat lintas sektoral, dan melewati lintas batas negara.
“Untuk mengatasinya, diperlukan kolaborasi antara negara dan antarpihak pada tata kelola kesehatan global yang harus dilakukan secara bersama dan kolaboratif baik dari sisi pemerintah, organisasi, maupun industri,” ucap Kamapradipta dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Target dari pertemuan global ini adalah lahirnya kerja sama yang nyata dan konkret untuk pembuatan vaksin atau obat-obatan. Pemerintah Indonesia mengharapkan obat atau vaksin nanti dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau dan pemerataan dalam pendistribusiannya. Dengan demikian, obat tersebut bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat. (Baca: RSD Wisma Atlet Masih Tangani 711 Pasien Covid-19)
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Acep Somantri menekankan pentingnya sinergi antara politik luar negeri (foreign policy) dan kebijakan kesehatan global (global health) untuk mendukung solidaritas dan kolaborasi global dalam penanganan Covid-19.
“Kita memiliki kemampuan untuk mendukung scalling-up produksi vaksin untuk kebutuhan global karena Indonesia memiliki Bio Farma yang produk vaksinnya sudah diakui WHO dan digunakan di lebih dari 140 negara,” ungkap Acep.
Satu di antara upaya dalam bidang kesehatan untuk mengatasi Covid-19, Indonesia telah berpartisipasi dalam WHO Solidarity Trial yang bertujuan untuk mempercepat penemuan obat dan vaksin yang berkualitas, manjur, dan aman.
Direktur Operasi Bio Farma M Rahman Roestan mengatakan, dalam menghadapi Covid-19, dari sisi industri, Indonesia memerlukan kolaborasi antara industri, regulasi, dan diplomasi. Saat pandemi, kolaborasi itu menjadi vital sehingga seluruh negara bergerak untuk mencari partner. (Baca juga: Derita Kanker Stadium 3, Bocah di Tangsel Ini Butuh Bantuan Donatur)
Terkait pembuatan vaksin dalam jangka panjang, Bio Farma tergabung dalam koalisi nasional bersama dalam konsorsium nasional pengembangan vaksin bersama Eijkman dan Litbangkes untuk kemandirian nasional.