PDIP-Gerindra Bertemu dan Prabowo Dampingi Jokowi ke Kaltim, Ini Makna 2 Peristiwa Tersebut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra melakukan pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (24/8/2021). Di hari yang sama, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendampingi Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) meninjau sodetan akses jalan menuju rencana ibu kota negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai dua peristiwa itu memiliki makna. "Makna dua peristiwa tersebut bisa dikatakan bahwa salah satu skenario terkuat dalam Pemilu yang akan datang 2024 adalah terbentuknya koalisi PDIP-Gerindra," ujar Igor kepada SINDOnews, Selasa (24/8/2021).
Igor memprediksi koalisi itu akan mengulang apa yang pernah terjadi di Pemilu 2009 lalu. "Saat kedua partai nasionalis ini mengusung Megawati-Prabowo Subianto sebagai capres-cawapres. Jadi pada Pemilu 2024 nanti potensial bahwa duet kader
terbaik PDIP-Gerindra kembali akan berpasangan," katanya.
Menurut dia, sanjungan Menhan Prabowo terhadap kinerja Presiden Jokowi atas penanganan pandemi Covid-19, kedekatan dan hubungan harmonis antara Prabowo-Megawati-Jokowi mengisyaratkan bahwa Presiden Jokowi juga lebih merasa nyaman dan aman untuk mengendorse calon yang nanti bisa diusung oleh PDIP-Gerindra di 2024. Dia berpendapat, ada lima opsi yang bisa muncul dari koalisi PDIP-Gerindra di Pemilu 2024.
Pertama, kata dia, mengusung kembali Megawati-Prabowo. Kedua, mengusung Prabowo-Puan. Ketiga, mengusung Prabowo-Ganjar Pranowo. Keempat, mengusung kader yang lebih milenial, yaitu Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno atau Sandiaga Uno-Puan Maharani.
"Dan kelima adalah opsi Jokowi-Prabowo dengan amendemen UUD. Di antara kelima opsi itu, menduetkan pasang Prabowo-Puan saat ini masih yang paling kuat di kalangan internal kedua partai," pungkasnya.
Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai dua peristiwa itu memiliki makna. "Makna dua peristiwa tersebut bisa dikatakan bahwa salah satu skenario terkuat dalam Pemilu yang akan datang 2024 adalah terbentuknya koalisi PDIP-Gerindra," ujar Igor kepada SINDOnews, Selasa (24/8/2021).
Igor memprediksi koalisi itu akan mengulang apa yang pernah terjadi di Pemilu 2009 lalu. "Saat kedua partai nasionalis ini mengusung Megawati-Prabowo Subianto sebagai capres-cawapres. Jadi pada Pemilu 2024 nanti potensial bahwa duet kader
terbaik PDIP-Gerindra kembali akan berpasangan," katanya.
Menurut dia, sanjungan Menhan Prabowo terhadap kinerja Presiden Jokowi atas penanganan pandemi Covid-19, kedekatan dan hubungan harmonis antara Prabowo-Megawati-Jokowi mengisyaratkan bahwa Presiden Jokowi juga lebih merasa nyaman dan aman untuk mengendorse calon yang nanti bisa diusung oleh PDIP-Gerindra di 2024. Dia berpendapat, ada lima opsi yang bisa muncul dari koalisi PDIP-Gerindra di Pemilu 2024.
Pertama, kata dia, mengusung kembali Megawati-Prabowo. Kedua, mengusung Prabowo-Puan. Ketiga, mengusung Prabowo-Ganjar Pranowo. Keempat, mengusung kader yang lebih milenial, yaitu Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno atau Sandiaga Uno-Puan Maharani.
"Dan kelima adalah opsi Jokowi-Prabowo dengan amendemen UUD. Di antara kelima opsi itu, menduetkan pasang Prabowo-Puan saat ini masih yang paling kuat di kalangan internal kedua partai," pungkasnya.
(zik)