Pengamat: Ada 3 Alasan Mengapa Wapres Amerika Tak Kunjungi Indonesia saat ke Asia

Senin, 23 Agustus 2021 - 17:58 WIB
loading...
Pengamat: Ada 3 Alasan Mengapa Wapres Amerika Tak Kunjungi Indonesia saat ke Asia
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, yang mengetahui secara pasti alasan mengapa Indonesia tidak dikunjungi adalah pemerintah AS. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris akan melawat ke Asia untuk pertama kalinya dan singgah ke Vietnam dan Singapura, namun tidak Indonesia. Muncul pertanyaan di kalangan publik Indonesia pakah Indonesia tidak lagi penting bagi AS.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, yang mengetahui secara pasti alasan mengapa Indonesia tidak dikunjungi adalah pemerintah AS. Dia berpendapat tidak dikunjunginya Indonesia bukan karena Indonesia tidak lagi penting di mata AS secara geopolitik, justru sebaliknya. “Dalam mata AS bila Indonesia jatuh ke tangan China maka akan banyak negara yang ikut jatuh,” katanya, Senin (23/8/2021).

Dia menduga ada tiga alasan tidak dikunjunginya Indonesia oleh Komala Harris. Pertama, kunjungan ke Vietnam karena Vietnam adalah negara yang secara agresif berhadapan head to head (langsung) dengan China terkait klaim China atas garis putus. Kehadiran Wapres sebagai pejabat nomor 2 tertinggi di AS adalah pesan agar China tidak agresif dalam penggunaan senjata terhadap Vietnam.

“AS akan berada di belakang Vietnam untuk membantu setiap saat bila China melakukan serangan terbuka. Pesan seperti ini tidak mungkin terjadi bila Harris berkunjung ke Indonesia. Ini mengingat Indonesia tidak memiliki klaim tumpang tindih dengan China mengingat Indonesia tidak mengakui 9 Garis Putus yang diklaim oleh China,” ungkapnya.

Kedua, dipilihnya Singapura walaupun negara kecil namun memiliki ekonomi yang luar biasa di kawasan. Disamping itu Singapura adalah sekutu AS meski tidak terikat dalam suatu pakta pertahanan. “Pesan yang ingin disampaikan oleh AS terhadap China adalah meski AS tidak lagi memiliki kedigdayaan dibidang ekonomi seperti masa lalu namun AS bisa meminta sekutu-sekutunya yang memilki kekuatan ekonomi untuk berbagai beban (burden sharing) dalam menghadapi China,” tukasnya.
Ketiga, ketidakhadir Kemala Harris ke Indonesia sama sekali tidak menunjukkan kurang pentingnya Indonesia. Bisa jadi pemerintah AS hendak memberi kesempatan bagi Indonesia agar berkonsentrasi dan fokus dalam penanganan pandemi yang belakangan bergejolak. Di samping itu, AS di bawah pemerintahan Biden membangun kerja sama dengan Indonesia di level yang kongkret bukan simbolis untuk memberi pesan kepada China.

“Ini penting bagi pemerintahan Biden yang berasal dari Partai Demokrat. Ideologi Demokrat adalah mengusung penghormatan terhadap HAM dan demokrasi. Bagi konstituen partai ini sulit untuk menghilangkan kesan bahwa Indonesia telah terbebas dari isu pelanggaran HAM dan Demokratisasi. Oleh karenanya pemerintahan Biden tetap melihat Indonesia penting namun pada saat bersamaan tidak dipersepsikan oleh konstituennya seolah Biden meninggalkan idealisme pengusungan HAM dan Demokrasi,” pungkasnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2083 seconds (0.1#10.140)