Gus Muhaimin Motivasi Anak-Anak Rajin Belajar dan Ibadah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setiap 10 Muharram, merupakan tradisi yang sesuai anjuran Islam, untuk berbagi atau membahagiakan anak yatim. Dalam momentum tersebut, Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin berbagi memberikan santunan, memotivasi, dan menghadirkan pendongeng menghibur anak yatim se-Indonesia yang mengikuti kegiatan Refleksi Muharram secara virtual, Jumat (20/8/2021).
"Semangat untuk menguasai ilmu tidak boleh berhenti. Semangat untuk mencari ilmu tidak boleh berhenti," kata Gus Muhaimin.
Menurutnya, pandemi Covid-19 selain berdampak pada persoalan kesehatan dan ekonomi, juga berdampak besar terhadap dunia pendidikan. Saat ini tantangan di bidang pendidikan semakin sulit.
Baca juga: Road Show Virtual, Gus Muhaimin Serap Aspirasi Tokoh Masyarakat Sulsel
"Tantangan pendidikan semakin sulit. Model pendidikan virtual atau daring belum efektif. Tidak ada jalan lain, apapun model pendidikannya, yang di Maluku, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, apapun modelnya, mau daring, mau tatap muka, yang penting semangat mencari ilmu tidak boleh berhenti. Semangat untuk menguasai ilmu tidak boleh berhenti. Semangat untuk terbaik di dalam mencari ilmu tidak boleh berhenti," katanya.
Gus Muhaimin memaparkan, tahun ini menjadi tahun keprihatinan ilmu pengetahuan, tapi juga harus menjadi tahun kebangkitan ilmu pengetahuan sekaligus kebangkitan Indonesia.
"Kenapa harus bangkit? Sudah terbukti kita terlambat mengatasi pandemi karena kita tidak punya ilmu dan teknologi. Kita terlambat memiliki vaksin, harus ngantre beli karena kita tidak bisa bikin. Kita terlambat mendeteksi penyakit kita karena kita tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Baca juga: Burdah bersama Gus Muhaimin Perempuan Bangsa Gaungkan #prayfromhome
"Adik-adik sekalian, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Rebut, mampukan diri, insyaAllah Indonesia bisa bikin vaksin sendiri, bisa bikin obat sendiri, bisa bikin alat-alat kesehatan sendiri, tidak perlu beli mahal-mahal impor dari negara-negara lain," paparnya.
Hal senada diungkapkan Ketua DPP Perempuan Bangsa, Siti Mukaromah. Dalam sambutannya, dirinya memotivasi anak-anak untuk rajin beribadah dan mendoakan orang tua mereka yang telah meninggal dunia.
"Berprestasi, bercita-citalah setinggi langit. Jangan pernah berkecil hati, tetap rajin beribadah dan mendoakan orang tua, mendoakan pandemi segera berakhir," kata Erma yang juga Anggota Komisi VI FPKB DPR RI ini.
Menurutnya, tradisi yatiman yang kali ini dikemas dalam kegiatan Refleksi Muharram merupakan salah satu kegiatan sosial Perempuan Bangsa yang akan dilakukan setiap tahun. Pandemi, lanjutnya, jangan sampai mengurangi kreativitas dan produktivitas, terutama di bidang sosial. Sebab dalam situasi pandemi, sebagian besar masyarakat mengalami dampaknya.
Selain memberikan santunan, kegiatan Perempuan Bangsa ini juga menghadirkan pendongeng, Kak Iman secara virtual yang membagikan ilmu dan hikmah berbagi. Santunan sejumlah Rp300 juta diberikan kepada sekitar 1.500 anak yatim yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Kegiatan dihadiri anak-anak yatim tersebut secara virtual dengan protokol kesehatan ketat.
"Semangat untuk menguasai ilmu tidak boleh berhenti. Semangat untuk mencari ilmu tidak boleh berhenti," kata Gus Muhaimin.
Menurutnya, pandemi Covid-19 selain berdampak pada persoalan kesehatan dan ekonomi, juga berdampak besar terhadap dunia pendidikan. Saat ini tantangan di bidang pendidikan semakin sulit.
Baca juga: Road Show Virtual, Gus Muhaimin Serap Aspirasi Tokoh Masyarakat Sulsel
"Tantangan pendidikan semakin sulit. Model pendidikan virtual atau daring belum efektif. Tidak ada jalan lain, apapun model pendidikannya, yang di Maluku, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, apapun modelnya, mau daring, mau tatap muka, yang penting semangat mencari ilmu tidak boleh berhenti. Semangat untuk menguasai ilmu tidak boleh berhenti. Semangat untuk terbaik di dalam mencari ilmu tidak boleh berhenti," katanya.
Gus Muhaimin memaparkan, tahun ini menjadi tahun keprihatinan ilmu pengetahuan, tapi juga harus menjadi tahun kebangkitan ilmu pengetahuan sekaligus kebangkitan Indonesia.
"Kenapa harus bangkit? Sudah terbukti kita terlambat mengatasi pandemi karena kita tidak punya ilmu dan teknologi. Kita terlambat memiliki vaksin, harus ngantre beli karena kita tidak bisa bikin. Kita terlambat mendeteksi penyakit kita karena kita tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Baca juga: Burdah bersama Gus Muhaimin Perempuan Bangsa Gaungkan #prayfromhome
"Adik-adik sekalian, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Rebut, mampukan diri, insyaAllah Indonesia bisa bikin vaksin sendiri, bisa bikin obat sendiri, bisa bikin alat-alat kesehatan sendiri, tidak perlu beli mahal-mahal impor dari negara-negara lain," paparnya.
Hal senada diungkapkan Ketua DPP Perempuan Bangsa, Siti Mukaromah. Dalam sambutannya, dirinya memotivasi anak-anak untuk rajin beribadah dan mendoakan orang tua mereka yang telah meninggal dunia.
"Berprestasi, bercita-citalah setinggi langit. Jangan pernah berkecil hati, tetap rajin beribadah dan mendoakan orang tua, mendoakan pandemi segera berakhir," kata Erma yang juga Anggota Komisi VI FPKB DPR RI ini.
Menurutnya, tradisi yatiman yang kali ini dikemas dalam kegiatan Refleksi Muharram merupakan salah satu kegiatan sosial Perempuan Bangsa yang akan dilakukan setiap tahun. Pandemi, lanjutnya, jangan sampai mengurangi kreativitas dan produktivitas, terutama di bidang sosial. Sebab dalam situasi pandemi, sebagian besar masyarakat mengalami dampaknya.
Selain memberikan santunan, kegiatan Perempuan Bangsa ini juga menghadirkan pendongeng, Kak Iman secara virtual yang membagikan ilmu dan hikmah berbagi. Santunan sejumlah Rp300 juta diberikan kepada sekitar 1.500 anak yatim yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Kegiatan dihadiri anak-anak yatim tersebut secara virtual dengan protokol kesehatan ketat.
(abd)