Masyarakat Diimbau Tak Beraktivitas di Area Rawan Gunung Merapi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya, Jumat (20/8/2021). Berdasarkan olah data dan pantauan lapangan yang dilakukan oleh tim Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ), Gunung Merapi memuntahkan Awan Panas Guguran (APG) pada pukul 07.20 WIB dalam durasi 158 detik dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya. APG tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 64 milimeter.
"Luncuran APG Gunung Merapi berikutnya terjadi pada pukul 10.15 WIB dan tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 milimeter berdurasi 128 detik. Sedangkan untuk jarak luncur, BPPTKG mencatat APG yang ke dua tersebut pada hari ini adalah sejauh 1.700 meter ke arah barat daya atau menuju ke Kali Bebeng," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (20/8/2021) malam.
Berdasarkan pantauan selama sepekan terakhir sejak 13-19 Agustus 2021, sambung Abdul, Gunung Merapi telah mengeluarkan APG hingga 20 kali ke arah barat daya. BPPTKG mencatat jarak luncuran APG maksimal pada sepekan terakhir hingga mencapai 3.500 meter. Guguran lava juga teramati sebanyak 172 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal mencapai 2.000 meter.
Baca juga: Awan Panas Gunung Merapi, Sejumlah Desa di Magelang Diguyur Hujan Abu
Dari rentetan kejadian aktivitas vulkanik Gunung Merapi dalam sepekan tersebut, kata dia, BPPTKG juga mendapat laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait fenomena hujan abu dari Gunung Merapi yang tersebar di beberapa wilayah seperti Kecamatan Dukun, Sawangan, Tegalrejo, Secang, Gowok dan Mertoyudan di Kabupaten Magelang.
"Hujan abu vulkanik Gunung Merapi selanjutnya juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Mojotengah di Kabupaten Wonosobo. Selain itu Kecamatan Temanggung, Kedu, Pringsurat, Bulu, Tlogomulyo, Kranggan dan Parakan di Kabupaten Temanggung juga terdampak abu vulkanik," urainya.
Guna mengantisipasi adanya dampak kesehatan akibat hujan abu vulkanik tersebut, BPBD setempat telah mengambil langkah antisipatif dengan memberikan masker dan mengimbau masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah sementara waktu.
Baca juga: Selama Januari hingga Agustus, Gunung Merapi Alami 373 Guguran Awan Panas
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono mengatakan, hingga saat ini kondisi dalam keadaan aman. Edi juga meminta seluruh timnya agar terus bersiaga 24 jam penuh. BPBD juga melaksanakan koordinasi dengan lintas instansi terkait dari berbagai wilayah guna mengantisipasi dan meminimalisir dampak dari potensi bencana dan segala sesuatu yang tidak diinginkan.
"Kondisi aman. Aktivitas masyarakat masih terpantau aman dan tidak terganggu. Kita tetap siaga 24 jam," ujar Edi saat dihubungi. "Anggota BPBD segera turun ke lapangan untuk memberikan masker kepada warga," imbuhnya.
Dari perkembangan data aktivitas vulkanik yang terjadi hingga hari ini, Abdul menambahkan, BPPTKG masih menyatakan status Gunung Merapi dalam keadaan Siaga atau Level III. Kondisi itu belum berubah sejak ditetapkan pada 5 November 2020.
Seluruh data yang dirangkum BPPTKG pada hari ini hingga pukul 18.00 WIB menambah catatan mengenai kondisi Gunung Merapi yang masih memiliki tingkat aktivitas yang tinggi. Dalam hal ini tingkat kerawanan juga masih belum berubah, yakni pada radius 3 hingga 5 kilometer dari puncak merapi.
Pada kondisi tersebut, BPPTKG mengimbau kepada pemangku kebijakan di daerah dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi agar melakukan upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan.
BPPTKG mengingatkan agar masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Di samping itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengantisipasi adanya gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Segala aktivitas wisata dan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu," imbaunya.
"Masyarakat diminta dapat memperbarui informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, radio komunikasi atau dari sumber resmi BPPTKG," tambahnya.
BPPTKG akan terus melakukan pemantauan dari aktivitas Gunung Merapi. Apabila terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status Gunung Merapi akan ditinjau kembali.
"Luncuran APG Gunung Merapi berikutnya terjadi pada pukul 10.15 WIB dan tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 milimeter berdurasi 128 detik. Sedangkan untuk jarak luncur, BPPTKG mencatat APG yang ke dua tersebut pada hari ini adalah sejauh 1.700 meter ke arah barat daya atau menuju ke Kali Bebeng," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (20/8/2021) malam.
Berdasarkan pantauan selama sepekan terakhir sejak 13-19 Agustus 2021, sambung Abdul, Gunung Merapi telah mengeluarkan APG hingga 20 kali ke arah barat daya. BPPTKG mencatat jarak luncuran APG maksimal pada sepekan terakhir hingga mencapai 3.500 meter. Guguran lava juga teramati sebanyak 172 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal mencapai 2.000 meter.
Baca juga: Awan Panas Gunung Merapi, Sejumlah Desa di Magelang Diguyur Hujan Abu
Dari rentetan kejadian aktivitas vulkanik Gunung Merapi dalam sepekan tersebut, kata dia, BPPTKG juga mendapat laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait fenomena hujan abu dari Gunung Merapi yang tersebar di beberapa wilayah seperti Kecamatan Dukun, Sawangan, Tegalrejo, Secang, Gowok dan Mertoyudan di Kabupaten Magelang.
"Hujan abu vulkanik Gunung Merapi selanjutnya juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Mojotengah di Kabupaten Wonosobo. Selain itu Kecamatan Temanggung, Kedu, Pringsurat, Bulu, Tlogomulyo, Kranggan dan Parakan di Kabupaten Temanggung juga terdampak abu vulkanik," urainya.
Guna mengantisipasi adanya dampak kesehatan akibat hujan abu vulkanik tersebut, BPBD setempat telah mengambil langkah antisipatif dengan memberikan masker dan mengimbau masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah sementara waktu.
Baca juga: Selama Januari hingga Agustus, Gunung Merapi Alami 373 Guguran Awan Panas
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono mengatakan, hingga saat ini kondisi dalam keadaan aman. Edi juga meminta seluruh timnya agar terus bersiaga 24 jam penuh. BPBD juga melaksanakan koordinasi dengan lintas instansi terkait dari berbagai wilayah guna mengantisipasi dan meminimalisir dampak dari potensi bencana dan segala sesuatu yang tidak diinginkan.
"Kondisi aman. Aktivitas masyarakat masih terpantau aman dan tidak terganggu. Kita tetap siaga 24 jam," ujar Edi saat dihubungi. "Anggota BPBD segera turun ke lapangan untuk memberikan masker kepada warga," imbuhnya.
Dari perkembangan data aktivitas vulkanik yang terjadi hingga hari ini, Abdul menambahkan, BPPTKG masih menyatakan status Gunung Merapi dalam keadaan Siaga atau Level III. Kondisi itu belum berubah sejak ditetapkan pada 5 November 2020.
Seluruh data yang dirangkum BPPTKG pada hari ini hingga pukul 18.00 WIB menambah catatan mengenai kondisi Gunung Merapi yang masih memiliki tingkat aktivitas yang tinggi. Dalam hal ini tingkat kerawanan juga masih belum berubah, yakni pada radius 3 hingga 5 kilometer dari puncak merapi.
Pada kondisi tersebut, BPPTKG mengimbau kepada pemangku kebijakan di daerah dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi agar melakukan upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan.
BPPTKG mengingatkan agar masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Di samping itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengantisipasi adanya gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Segala aktivitas wisata dan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu," imbaunya.
"Masyarakat diminta dapat memperbarui informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, radio komunikasi atau dari sumber resmi BPPTKG," tambahnya.
BPPTKG akan terus melakukan pemantauan dari aktivitas Gunung Merapi. Apabila terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status Gunung Merapi akan ditinjau kembali.
(abd)