Cegah Kebakaran Hutan, Badan Restrorasi Gambut dan Mangrove Bangun Sekat Kanal

Rabu, 18 Agustus 2021 - 22:01 WIB
loading...
Cegah Kebakaran Hutan, Badan Restrorasi Gambut dan Mangrove Bangun Sekat Kanal
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) membangun sekat kanal di Desa Suka Pindah, guna mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Guna mengantisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) membangun sekat kanal di Desa Suka Pindah, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Sekat kanal ini dibangun untuk menjaga tinggi muka air di lahan gambut agar tetap basah sehingga tak mudah terbakar. Air yang tertahan diharap dapat menjadi sumber air dan mencegah kebakaran lahan gambut. Pembangunan sekat kanal pun disesuaikan dengan topografi gambut. Dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman tanpa mengeringkan gambut.

Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Suka Pindah, Asmawi mengatakan, pembangunan sekat kanal di wilayahnya sudah berjalan 60%. Dari target lima titik sekat kanal, tiga di antaranya sudah berhasil dibangun, yang melibatkan kepala desa serta lebih dari 15 warga Desa Suka Pindah.

"Ini merupakan sekat kanal pertama di Desa Suka Pindah. Prosesnya sendiri memakan waktu hampir dua minggu. Jadi pas awal kita belum tahu lokasinya, setelah survei ternyata sungainya keruh, sehingga kita harus membersihkan terlebih dahulu, setelah bersih baru bisa membuat sekat kanal. Sungguh suatu pekerjaan yang tidak mudah," sambungnya.

Sementara itu, upaya pembangunan sekat kanal oleh BRGM juga disambut antusias oleh Kepala Desa Suka Pindah, Selamat. "Kami sangat terbantu, karena kalau musim kemarau, pasti Kepala Desa dahulu yang dihubungi oleh Kecamatan, Polsek, Polres, karena perangkat desa harus langsung terjun untuk memadamkan api," ungkap Selamat.

Lebih lanjut Selamat bercerita jika desanya kerap terdampak kebakaran lahan gambut yang menyebabkan terganggunya aktivitas warga. "Terbakar itu pernah juga sekitar tahun 2018, kalau panas panjang sering terbakar. Warga susah beraktivitas karena banyak asap, kadang ada yang batuk," pungkasnya.

Selamat menambahkan, sebelum diajarkan membangun sekat kanal oleh BRGM, warga desa dan pokmas terus berupaya membantu pemadaman, namun mereka tidak bisa menjangkau titik api yang jauh, karena luas lahan gambut bisa mencapai belasan ribu hektare. "Kami terus mengedukasi masyarakat agar sama-sama menjaga, dari perangkat desa pun kalau ada warga lain yang mau masuk diperiksa dulu, tujuannya ke mana. Kami berharap dengan adanya sekat kanal maka tidak akan ada lagi kebakaran lahan gambut," harapnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3305 seconds (0.1#10.140)