Sekelumit Cerita Guru Tangguh di Hari Kemerdekaan Ke 76 RI

Selasa, 17 Agustus 2021 - 08:33 WIB
loading...
Sekelumit Cerita Guru Tangguh di Hari Kemerdekaan Ke 76 RI
Dari sekian banyak guru yang berjuang di tengah pandemi adalah Tri Sujarwo dari Taman Baca Albiruni. Dia memulai karir sejak 2015 dan telah berkelana ke berbagai daerah seperti Papua, Flores, dan Lampung. Foto: MPI/Kevi Laras
A A A
JAKARTA - HUT Ke 76 RI tahun ini diperingati dengan kesederhanaan, namun penuh makna. Terlebih Indonesia tengah dirundung pandemi Covid-19. Di balik itu ada optimisme bagi rakyat Indonesia untuk bangkit dan tumbuh kembali.

Para pejuang di bidangnya masing-masing terus berupaya menanggulangi penyebaran Covid-19 sekaligus mencerdaskan kehidupan generasi penerus, termasuk tenaga pendidik atau guru yang selama ini mengajar, membimbing, dan memotivasi anak-anak meski secara virtual.
Baca juga: Cerita Pembuatan Bendera Pusaka, Tenda Warung Soto dan Rp500 Sen Begini Kisahnya

Dari sekian banyak guru yang berjuang di tengah pandemi adalah Tri Sujarwo dari Taman Baca Albiruni. Memulai karir sejak 2015 dan telah berkelana ke berbagai daerah seperti Papua, Flores, dan Lampung. "Mulai mengajar itu 2015. Banyaknya di lembaga non formal dari Papua, Flores dan sekarang di Lampung," ujar Jarwo, Selasa (17/8/2021).

Kini, Jarwo sedang mengembangkan taman baca Albiruni Metro Lampung dan mengajar di Sekolah Murid Merdeka yang mengajar secara online. "Aku paling lama di Papua ngajar setahun dan di Lampung baru 2 mingguan. Aku di Lampung lagi mau kembangin taman baca Albiruni dan mengajar di Sekolah Murid Merdeka," katanya.

Selanjutnya, Dewi Oktavia merupakan guru SD Harapan Bunda yang juga berjuang tetap tangguh di tengah pandemi. Kegiatan belajar mengajar secara online sejak pandemi mulai diterapkan. "Sejak awal pandemi saya online dan itu bukan hal yang mudah sebab perlu adaptasi dan penyesuaian dengan pembelajaran online," ucapnya.

Baginya, peran orang tua kini berfungsi selama anak belajar online karena waktu lebih banyak di rumah bersama orang tua. "Baiknya, anak jadi lebih dekat dengan orang tuanya dan orang tua jadi tahu bagaimana peran guru dalam mengajar, apalagi waktu terbanyak sekarang di rumah sama orang tua," ujar Dewi.

Kemudian, Yuri Alfrin Aladdin dari Al-Azhar Jakarta yang tetap tangguh belajar online di tengah pandemi. Menurutnya, pembelajaran online (e-learning) pihak kampus mewajibkan dosen menyiapkan 1 materi berupa modul/hands out, link YouTube dan podcast atau forum diskusi serta kuis bagi mahasiswanya.
Baca juga: Melihat Tangguh dan Gigihnya Nakes Pahlawan Masa Kini Tangani Pasien Covid-19

"Sejak pandemi kampus menerapkan e-learning di mana dosen wajib menyiapkan materi berupa modul, link YouTube, podcast atau forum diskusi dan kuis. Tentu ini memakan waktu yang lebih lama jika dibandingkan belajar secara offline," ungkapnya.

Keberhasilan pembelajaran secara online dapat diukur dengan bagaimana mahasiswa dapat menyelesaikan tugas baik secara individu atau kelompok. "Bisa diukur dengan bagaimana mahasiswa menyelesaikan tugas yang diberikan secara individu atau kelompok dan dosen pun juga harus rajin melihat atau mengecek plagiarisme mahasiswa dengan aplikasi yang berbayar atau tidak berbayar," ujarnya.

Pembelajaran online dialami oleh semua pelajar dan pendidik di tengah situasi pandemi. Berbagai kendala dan keberhasilan pun bisa dimaknai sama yaitu bagaimana penerapan atau adaptasi pembelajaran online dan bagaimana tugas yang diberikan dapat diselesaikan dan materi tersampaikan dengan baik.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3222 seconds (0.1#10.140)