Spirit Peringatan HUT RI, Saatnya Bahu-membahu Atasi Pandemi

Senin, 16 Agustus 2021 - 14:06 WIB
loading...
Spirit Peringatan HUT RI, Saatnya Bahu-membahu Atasi Pandemi
HUT Kemerdekaan ke-76 RI merupakan momentum bangsa Indonesia untuk memperkokoh persatuan dalam rangka berjuang terbebas dari pandemi Covid-19. (Ilustrasi: KORAN SINDO/Win)
A A A
PANDEMI sudah 1,5 tahun melanda Tanah Air, namun kondisi kesehatan dan ekonomi masih belum pulih. Perlu evaluasi pada sejumlah kebijakan pemerintah agar Indonesia bisa segera keluar dari situasi sulit akibat Covid-19. Selain itu, dibutuhkan kebersamaan dan kekompakan dari seluruh komponen bangsa dalam mengatasi krisis.

Untuk terlepas dari krisis pandemi tidak hanya jadi tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga berperan penting dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Salah satu yang membanggakan selama pandemi berlangsung adalah terbangunnya solidaritas sosial. Kedermawanan dan semangat berbagi masyarakat meningkat tajam. Mereka membantu sesama dengan berbagai cara. Itu bisa terlihat saat terjadi krisis oksigen. Muncul gerakan masyarakat yang membantu meminjamkan tabung oksigen kepada pasien yang membutuhkan.

( )


Mu’ti mengatakan, hal yang diperlukan saat ini adalah komunikasi, koordinasi, konsistensi, dan kepemimpinan yang solid. Lambatnya penanganan Covid-19 sebagiannya karena keempat hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Kebijakan yang berubah-ubah.

Koordinasi yang tumpang tindih, pelaksanaan dan penegakan aturan yang tidak konsisten, menurut dia, membuat berbagai kebijakan tidak berjalan efektif. “Idealnya, penanganan pandemi Covid-19 dipimpin langsung oleh presiden, bukan oleh menteri,” tandasnya.

Transparasi Data
Salah satu problem yang dinilai ikut menghambat penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air adalah masalah data yang sering tidak transparan. Dengan membenahi data, ditambah kebijakan yang konsisten dari pemerintah, bangsa Indonesia diyakini bisa segera pulih dari dampak pandemi. Sejak pandemi melanda pada awal maret 2020, perbedaan data terutama pada jumlah orang yang terinfeksi virus maupun yang meninggal dunia kerap terjadi antara pemerintah pusat dan daerah. Padahal, data yang akurat sangat penting karena akan menentukan tepat atau tidaknya program dan kebijakan yang diambil pemerintah.

( Baca Juga: Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi Sebut Pandemi seperti Api dan Kawah Candradimuka)

Guru Besar Fakultas Ke dokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama termasuk yang mengeluhkan masalah data dalam penanganan pandemi ini. Dia mengatakan, secara umum data terkait Covid-19 selama ini tak sep nuhnya akurat. Amburadulnya data di Indonesia, bagi Tjandra, sangat menyulitkan para ahli untuk mengukur tingkat keberhasilan penanganan pandemi dan memprediksi apa yang terjadi di masa depan.

“Misalnya, tadinya disebut tidak ada varian Delta, lalu varian Delta ada, dan seterusnya,” ujarnya.

Namun, dia tetap menaruh harapan besar kepada pemerintah untuk segera mengatasi pandemi dengan berbagai kebijakan yang diambil selama ini. Sejum lah jalan tangguh untuk me ng atasi wabah harus konsisten dijalankan pemerintah. Salah satunya adalah memperkuat 3T yakni test (pengetesan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3001 seconds (0.1#10.140)