Lelah Pimpin PDIP, Megawati Disarankan Gelar Suksesi Ketua Umum Selagi Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam pembukaan pelatihan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami oleh DPP PDIP , Rabu (4/8/2021), Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku lelah memimpin partai dan siap melepas jabatan jika memang kadernya menginginkannya.
Menanggapi hal ini, Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio melihat bahwa rencana suksesi ini sudah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa bulan terakhir. Waktu itu pun sempat menjadi pertanyaan soal kapan dan siapa yang sekiranya akan menggantikan Mega.
"Ya sampai saat ini ya memang masih sama, trah Soekarno dan non trah Soekarno. Menurut saya, Mba Puan, Mas Nanan (Prananda Prabowo), dan Mas Tatan (Moh Riski Pratama) itu menjadi penerus yang menurut saya berada di garis trah paling depan yang bisa menggantikan Bu Mega," kata pria yang akrab disapa Hensat saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Mengaku Lelah Pimpin PDI Perjuangan
Namun, Hensat menyarankan, sebaiknya suksesi kepemimpinan di PDIP ini dilakukan selagi Megawati masih sehat. Sehingga, suksesi tersebut berjalan lanjar dan sejuk. "Saran saya, selagi sehat-sehat begini, beliau (Mega) melakukan suksesi atau pergantian, supaya adem ayem, nggak keras-kerasan," katanya.
Apalagi, sambung pendiri lembaga riset KedaiKOPI ini, dari sisi politik suksesi PDIP paling pas dilakukan saat ini karena PDIP sedang dalam posisi puncak, sebagai pemenang pemilu dua kali, dan kadernya menjadi presiden.
"Atau paling lama setelah Pilpres 2024, minimal Bu Mega mengantarkan PDI Perjuangan sebagai jawara pemilu legislatif lagi," ujar Hensat.
Baca juga: PDIP Tegaskan Baliho Puan Maharani Tak Terkait Pilpres
Adapun kaitan maraknya baliho Puan dengan suksesi PDIP, Hendri tak menampik ada kemungkinan mengarah ke sana. Sebab, baliho itu untuk membuat Puan semakin lebih dikenal publik. Namun, rasanya Puan akan diproyeksikan untuk maju sebagai calon eksekutif, calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). Sementara kepemimpinan PDIP akan diserahkan kepada dua anak laki-laki Mega.
"Tapi kalau feeling saya kayaknya Puan itu bakal didorong di eksekutif sementara partai itu mungkin akan diserahkan, kalau nggak diserahkan ke Mas Tatan, Muhamamd Rizki Pratama, atau dikasih ke Mas Nanan, Prananda Prabowo itu kalau untuk partai. Sementara Mba Puan di eksekutif lah gitu," kata Hensat.
Menanggapi hal ini, Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio melihat bahwa rencana suksesi ini sudah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa bulan terakhir. Waktu itu pun sempat menjadi pertanyaan soal kapan dan siapa yang sekiranya akan menggantikan Mega.
"Ya sampai saat ini ya memang masih sama, trah Soekarno dan non trah Soekarno. Menurut saya, Mba Puan, Mas Nanan (Prananda Prabowo), dan Mas Tatan (Moh Riski Pratama) itu menjadi penerus yang menurut saya berada di garis trah paling depan yang bisa menggantikan Bu Mega," kata pria yang akrab disapa Hensat saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Mengaku Lelah Pimpin PDI Perjuangan
Namun, Hensat menyarankan, sebaiknya suksesi kepemimpinan di PDIP ini dilakukan selagi Megawati masih sehat. Sehingga, suksesi tersebut berjalan lanjar dan sejuk. "Saran saya, selagi sehat-sehat begini, beliau (Mega) melakukan suksesi atau pergantian, supaya adem ayem, nggak keras-kerasan," katanya.
Apalagi, sambung pendiri lembaga riset KedaiKOPI ini, dari sisi politik suksesi PDIP paling pas dilakukan saat ini karena PDIP sedang dalam posisi puncak, sebagai pemenang pemilu dua kali, dan kadernya menjadi presiden.
"Atau paling lama setelah Pilpres 2024, minimal Bu Mega mengantarkan PDI Perjuangan sebagai jawara pemilu legislatif lagi," ujar Hensat.
Baca juga: PDIP Tegaskan Baliho Puan Maharani Tak Terkait Pilpres
Adapun kaitan maraknya baliho Puan dengan suksesi PDIP, Hendri tak menampik ada kemungkinan mengarah ke sana. Sebab, baliho itu untuk membuat Puan semakin lebih dikenal publik. Namun, rasanya Puan akan diproyeksikan untuk maju sebagai calon eksekutif, calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). Sementara kepemimpinan PDIP akan diserahkan kepada dua anak laki-laki Mega.
"Tapi kalau feeling saya kayaknya Puan itu bakal didorong di eksekutif sementara partai itu mungkin akan diserahkan, kalau nggak diserahkan ke Mas Tatan, Muhamamd Rizki Pratama, atau dikasih ke Mas Nanan, Prananda Prabowo itu kalau untuk partai. Sementara Mba Puan di eksekutif lah gitu," kata Hensat.
(abd)