SBY Disalahkan Soal Cat Pesawat Kepresidenan, Demokrat Ingatkan PDIP Pernah Mau Jual
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Irwan menjawab perihal tudingan politikus PDIP, Arteria Dahlan yang justru menyalahkan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena memilih warna biru untuk pesawat kepresidenan, sehingga pesawat tersebut dicat ulang dengan warna yang semestinya yakni merah putih.
Pria yang akrab disapa Irwan Fecho ini menegaskan tidak pernah memprotes warna yang dipilih untuk pesawat RI-1 itu. Yang terpenting adalah Istana menjelaskan dengan terbuka mengenai latar belakang dan tujuan pengecatan ulang tersebut.
"Tidak ada yang protes kok apalagi terkait masalah warna. Silakan saja bagi penguasa mau cat warna apa yang penting dijelaskan dengan terbuka latar belakang dan tujuan pengecatan dan perubahan warnanya," kata Irwan saat dikonfirmasi, Rabu (4/7/2021).
"Istana ini suka diam-diam dan tiba-tiba saja ramai di publik. Persis tahun lalu juga tiba-tiba Istana sewa pesawat Garuda untuk pesawat kepresidenan dan mengecat merah dan diberi logo lalu ujung-ujungnya batal," sambungnya.
Wakil Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR ini juga mempertanyakan momentum pengecatan yang dilakukan di tengah pandemi, sementara pemerintah sendiri masih terus mencari kekurangan anggaran untuk penanganan pandemi. Soal anggaran yang sudah dialokasikan di APBN 2019, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengingatkan bahwa anggaran tersebut bisa direalokasi atau direfocusing untuk pandemi.
"Terpenting juga kan terkait momentumnya apalagi situasi begini, tangani pandemi saja masih kelimpungan cari pendanaan, coba yang masih bisa ditunda ya tunda aja. Kalau alasannya tahun 2019 sudah dibahas anggarannya ya gampang kok cukup di realokasi atau refocusing program dan anggarannya," ujarnya.
Oleh karena itu, legislator asal Kalimantan Timur ini menilai bahwa Arteria telah keliru besar jika menyalahkan SBY soal warna pesawat. Seharusnya bangsa Indonesia berterimakasih karena, SBY bisa membeli pesawat kepresidenan setelah 69 tahun Indonesia tidak memilikinya. "Arteria nggak paham itu. Ajaran Soekarno untuk Jasmerah pun dia lupa. PDIP dulu malah tolak keras pembelian pesawat kepresidenan ini bahkan saat Jokowi jadi presiden di 2014 mereka usulkan agar dijual. Ini kok aneh bin lucu tiba-tiba bicara pesawat kepresidenan," tandas Irwan.
Pria yang akrab disapa Irwan Fecho ini menegaskan tidak pernah memprotes warna yang dipilih untuk pesawat RI-1 itu. Yang terpenting adalah Istana menjelaskan dengan terbuka mengenai latar belakang dan tujuan pengecatan ulang tersebut.
"Tidak ada yang protes kok apalagi terkait masalah warna. Silakan saja bagi penguasa mau cat warna apa yang penting dijelaskan dengan terbuka latar belakang dan tujuan pengecatan dan perubahan warnanya," kata Irwan saat dikonfirmasi, Rabu (4/7/2021).
"Istana ini suka diam-diam dan tiba-tiba saja ramai di publik. Persis tahun lalu juga tiba-tiba Istana sewa pesawat Garuda untuk pesawat kepresidenan dan mengecat merah dan diberi logo lalu ujung-ujungnya batal," sambungnya.
Wakil Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR ini juga mempertanyakan momentum pengecatan yang dilakukan di tengah pandemi, sementara pemerintah sendiri masih terus mencari kekurangan anggaran untuk penanganan pandemi. Soal anggaran yang sudah dialokasikan di APBN 2019, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengingatkan bahwa anggaran tersebut bisa direalokasi atau direfocusing untuk pandemi.
"Terpenting juga kan terkait momentumnya apalagi situasi begini, tangani pandemi saja masih kelimpungan cari pendanaan, coba yang masih bisa ditunda ya tunda aja. Kalau alasannya tahun 2019 sudah dibahas anggarannya ya gampang kok cukup di realokasi atau refocusing program dan anggarannya," ujarnya.
Oleh karena itu, legislator asal Kalimantan Timur ini menilai bahwa Arteria telah keliru besar jika menyalahkan SBY soal warna pesawat. Seharusnya bangsa Indonesia berterimakasih karena, SBY bisa membeli pesawat kepresidenan setelah 69 tahun Indonesia tidak memilikinya. "Arteria nggak paham itu. Ajaran Soekarno untuk Jasmerah pun dia lupa. PDIP dulu malah tolak keras pembelian pesawat kepresidenan ini bahkan saat Jokowi jadi presiden di 2014 mereka usulkan agar dijual. Ini kok aneh bin lucu tiba-tiba bicara pesawat kepresidenan," tandas Irwan.
(cip)