Tokoh Muda Muhammadiyah Minta PPKM Darurat Dibarengi Peningkatan Kedisiplinan

Sabtu, 31 Juli 2021 - 13:22 WIB
loading...
Tokoh Muda Muhammadiyah Minta PPKM Darurat Dibarengi Peningkatan Kedisiplinan
Tokoh Muda Muhammadiyah, Defy Indiyanto Budiarto mengatakan sebenarnya langkah pemerintah dalam menekan laju COVID-19 melalui PPKM Darurat sudah tepat. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa Indonesia tidak bisa menerapkan lockdown secara total seperti yang dilakukan sejumlah negara dalam menghentikan laju penyebaran COVID-19 .

Menurut Jokowi, sistem semi lockdown dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat saja sudah membuat masyarakat menjerit dan minta segera dibuka, apalagi jika harus lockdown atau pemberhentian total aktivitas masyarakat yang juga belum menjamin pandemi pandemi terhenti. Baca juga: Ogah Pilih Opsi Lockdown, Jokowi: Belum Tentu Menyelesaikan Masalah

Tokoh Muda Muhammadiyah, Defy Indiyanto Budiarto mengatakan sebenarnya langkah pemerintah dalam menekan laju COVID-19 melalui PPKM Darurat sudah tepat. Defy sependapat dengan Jokowi bahwa sistem lockdown tidak cukup memungkinkan dilakukan di Indonesia.

"Saya pikir masing-masing negara kondisinya berbeda. Benar apa yang dikatakan Pak Jokowi, kita tidak bisa menerapkan sistem lockdown. Tapi cukup pembatasan dengan pengetatan sebab selain persoalan kesehatan, dalam mengambil kebijakan pemerintah juga harus memikirkan perekonomian warganya. Jangan sampai dibuat lockdown malah masyarakat nggak bisa makan," ujar Defy, Sabtu (31/7/2021).

Dikatakan Sekretaris LSBO Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, hal terpenting saat ini adalah bagaimana masyarakat bisa menjalankan PPKM Darurat dengan disiplin sehingga aturan-aturan yang dibuat pemerintah bisa ditaati dengan baik. "Meski cuma PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM dengan level-level tertentu, asal semua disiplin, menerapkan 5 M, saya optimistis laju penyebaran kasus COVID-19 bisa ditekan," tutur Defy.

Saat ini saja, meski masih banyak pelanggaran disana-sini, tren penurunan laju kasus COVID-19 mulai menunjukkan hasilnya. "Bisa dibayangkan jika sejak awal semua pihak disiplin dalam menerapkan PPKM Darurat. Saat ini tingkat okupansi sejumlah rumah sakit, seperti di Jakarta, sudah menunjukkan tren penurunan. Angka kesembuhan pasien juga terus menunjukkan tren yang cukup positif. Kalau ini bisa terus kita jaga saya optimistis Indonesia bisa mengatasi kondisi sulit ini," terangnya.

Menurutnya, setiap kebijakan yang diambil pemerintah pasti sudah melalui pertimbangan yang cukup matang dengan melibatkan para pakar, meski tidak setiap kebijakan yang diambil pasti sesuai dan tepat. "Coba kita melihat selama ini yang kritik pemerintah justru tidak berbuat untuk membantu sesama. Yang memberi saran, banyak juga yang tidak kompeten. Jadi menurut saya saatnya bersatu untuk mengatasi pandemi. Masing-masing harus bisa jaga kesehatan. Insya Allah pandemi ini akan berakhir," katanya.

Di sisi lain, bantuan sosial dari pemerintah juga harus tepat sasaran, waktu, administrasi, jumlah dan tepat kualiatasnya. "Masyarakat harus mengawasi ini dan juga perihal vaksin, jika di lingkungan ada yang belum menerima bantuan sosial dan sangat layak menerima maka dapat menginfokannya," jelasnya. Baca juga: Jokowi: Bukan Menakut-nakuti, WHO Belum Bisa Prediksi Kapan Pandemi Berakhir

Sebelumnya, Jokowi menambahkan bahwa PPKM Darurat saja sudah banyak yang menjerit dan minta segera dibuka. "Kemarin yang namanya PPKM darurat itu kan namanya semi lockdown. Itu masih semi saja sudah, saya masuk ke kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit, minta untuk dibuka. Saya rasa bapak ibu juga sama, mengalami yang sama," ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara pemberian Banpres Produktif Usaha Mikro 2021 di halaman Istana Merdeka, yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (30/7/2021).
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1762 seconds (0.1#10.140)