Jubir Kemenkes Beberkan Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia

Senin, 26 Juli 2021 - 10:12 WIB
loading...
Jubir Kemenkes Beberkan...
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi. FOTO/DOK.BNPB
A A A
JAKARTA - Kelangkaan vaksin Covid-19 di sejumlah daerah disebabkan oleh beberapa hal. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini program vaksinasi Covid-19 sudah menyasar semua umur, termasuk usia 12 tahun ke atas.

Lalu, animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi semakin tinggi, karena meningkatnya laju kasus positif Covid-19. Selain itu, sertifikat vaksin Covid-19 jadi syarat wajib perjalanan jarak jauh.

Nadia menilai tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 sangat baik. Namun itu bukan masalah utama kelangkaan vaksin Covid-19 di beberapa daerah. "Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia, Senin (26/7/2021).

Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 di Kabupaten Wajo Mulai Menipis

Dari 130 juta dosis, 68 juta dosis sudah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. "61 juta sudah tervaksinasi. Dari 68 juta yang terdistribusi itu pasti ada sisa, mungkin sekitar 5%. Jadi, sudah 65 juta yang terpakai. Yang masih di gudang-gudang farmasi kurang lebih 5 juta. Sisanya ada 65 juta saat ini di gudang Biofarma," kata Siti Nadia.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dari 65 juta dosis di gudang Biofarma, 30 juta di antaranya masih dalam bentuk setengah jadi, yang perlu diproduksi selama 3-4 pekan ke depan. Sebanyak 30 juta dosis dalam proses pengujian mutu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, Nadia menilai Biofarma perlu mempercepat produksi, BPOM harus mempercepat pengujian mutu.

"Di sisi lain memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," tuturnya.

Baca juga: Anak-Anak Ikut Divaksin Covid-19 di Sentra Vaksinasi MNC Center: Ternyata Enggak Seseram yang Saya Pikir

Dia menuturkan, 50% dosis vaksin Covid-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab, kasus Covid-19 di Jawa dan Bali cukup tinggi. Sisanya disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali. "Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda," katanya.

Di samping itu, jumlah vaksin yang didistribusikan tidak secara sekaligus dan sesuai perhitungan yang telah ditentukan. "Yang menjadi catatan kita adalah vaksin tergantung laporan stok dan kecepatan penyuntikan. Makin cepat penyuntikan, dia akan dapat tambahan," katanya.

Kondisi itu yang membuat beberapa daerah menilai distribusi vaksin Covid-19 tidak merata. Dia menjelaskan bahwa Indonesia setiap bulan menerima vaksin dari Sinovac dan AstraZeneca.

Pada Agustus nanti kemungkinan Indonesia menerima 15 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac. "Kita berharap nanti dari Covac Facility dapat 7 jutaan. Kemudian yang kita beli sendiri dari Astrazeneca ada juga. Itu perkiraannya sekitar 3 juta," ujarnya.

Dia memperkirakan Indonesia akan kedatangan 35 juta sampai 40 juta dosis vaksin pada Agustus. "Itu termasuk rencananya vaksinasi Pfizer dan mungkin Novavax. Pfizer akan datang akhir Agustus sekitar 2 juta atau 3 juta," ungkapnya.

Maka itu, dia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan vaksin karena pemerintah sudah menjamin. Kata dia, persoalannya bukan karena vaksin Covid-19 langka atau pengiriman terputus dari negara produsen.

"Tapi memang kita tahu pengiriman vaksin dari luar negeri itu bertahap. Juli ada 25 juta dosis. Agustus 30-40 juta dosis. September 40-50 juta dosis. Oktober kita cukup punya banyak sekitar 75-80 juta dosis. Jadi memang kita dalam melakukan vaksinasi itu harus bertahap, sesuai ketersediaan," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)