Ancaman Covid-19 terhadap Anak Harus Diatasi dengan Ketahanan Keluarga
loading...
A
A
A
"Sebab kesiapan PTM harus datang dari semua pihak tidak hanya kesiapan dari pemerintah," katanya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti mengungkapkan anak-anak yang terpapar Covid-19 sebagian besar karena terciptanya klaster keluarga. Sementara dalam uji coba PTM di berbagai daerah, ungkap Retno, terlihat belum siapnya sejumlah pihak untuk menjamin pelaksanaan PTM berjalan dengan aman dan efektif.
Retno berharap dalam pelaksanaan PTM harus dilibatkan secara aktif dinas kesehatan di daerah terkait, untuk memastikan keamanan anak-anak dari sisi kesehatan dalam proses belajar.
Kunci dalam meningkatkan perlindungan anak-anak di masa pandemi ini, ujar Retno, adalah penguatan ketahanan keluarga, penguatan testing, tracing dan treatments (3T), dan lengkapi immunisasi dasar balita dan anak-anak.
Orang tua, jelas Retno, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjalankan disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam keseharian.
Juru Bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi saat ini disebabkan masih tingginya mobilitas masyarakat dan sebagian lainnya abai menerapkan protokol kesehatan. Nadia mengingatkan, agar masyarakat mewaspadai titik lengah, seperti antara lain saat makan bersama di rumah makan dan pertemuan keluarga, di fase-fase ini anak-anak rawan sekali terpapar Covid-19.
"Sosialisasi bahwa vaksinasi Covid-19 terhadap anak itu penting. Namun lebih penting lagi setelah divaksin anak-anak juga dibiasakan menerapkan protokol kesehatan dalam keseharian," katanya.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Universitas Airlangga, Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan, virus tersebut akan selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar bisa tetap survive. Sehingga, mutasi virus korona akan terus terjadi.
"Jadi hanya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan, kita bisa menekan risiko terpapar Covid-19," katanya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti mengungkapkan anak-anak yang terpapar Covid-19 sebagian besar karena terciptanya klaster keluarga. Sementara dalam uji coba PTM di berbagai daerah, ungkap Retno, terlihat belum siapnya sejumlah pihak untuk menjamin pelaksanaan PTM berjalan dengan aman dan efektif.
Retno berharap dalam pelaksanaan PTM harus dilibatkan secara aktif dinas kesehatan di daerah terkait, untuk memastikan keamanan anak-anak dari sisi kesehatan dalam proses belajar.
Kunci dalam meningkatkan perlindungan anak-anak di masa pandemi ini, ujar Retno, adalah penguatan ketahanan keluarga, penguatan testing, tracing dan treatments (3T), dan lengkapi immunisasi dasar balita dan anak-anak.
Orang tua, jelas Retno, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjalankan disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam keseharian.
Juru Bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi saat ini disebabkan masih tingginya mobilitas masyarakat dan sebagian lainnya abai menerapkan protokol kesehatan. Nadia mengingatkan, agar masyarakat mewaspadai titik lengah, seperti antara lain saat makan bersama di rumah makan dan pertemuan keluarga, di fase-fase ini anak-anak rawan sekali terpapar Covid-19.
"Sosialisasi bahwa vaksinasi Covid-19 terhadap anak itu penting. Namun lebih penting lagi setelah divaksin anak-anak juga dibiasakan menerapkan protokol kesehatan dalam keseharian," katanya.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Universitas Airlangga, Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan, virus tersebut akan selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar bisa tetap survive. Sehingga, mutasi virus korona akan terus terjadi.
"Jadi hanya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan, kita bisa menekan risiko terpapar Covid-19," katanya.
(abd)