IVL Season VIII, Bupati Barito Kuala Membangun Desa dan Menata Kota
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan desa menjadi salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala 2017-2022. Ini dikarenakan potensi daerah yang berada di Kalimantan Selatan dan beribu kota di Marabahan ini ada di desa dengan keberadaan 195 desa dan 6 kelurahan yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani.
"Kami ingin membangun dari desa dan menata kota agar bisa mengurangi ketimpangan antara kota dan desa, serta mencegah urbanisasi," terang Bupati Barito Kuala Noormiliyani saat menjawab pertanyaan dewan juri pada acara Indonesia Visionary Leader (IVL) Season VIII yang digelar MNC Portal Indonesia, Selasa (6/7/2021).
Menurutnya, pertanian menjadi perhatian khusus karena wilayahnya memiliki hamparan lahan pertanian seluas 3.000 hektare yang sayang jika tidak dioptimalkan. Apalagi produk pertanian seperti jeruk, padi, nanas, adalah nomer satu di Kalimantan Selatan. Kontribusi terbesar PDRB tahun 2020 sekitar 27,81% disumbangkan dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sementara industri pengolahan hanya berkontribusi 15,76%.
Melalui kolaborasi dengan Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Pertanian, pihaknya ke depan ingin mengembangkan daerah yang bukan hanya menjadi sentra pangan tapi juga daerah eko wisata yang berbasis pertanian. Salah satunya dengan membangun Jejangkit Ecopark, Community Based Tourism, serta menciptakan one village one product.
"Melalui pembangunan desa kami ingin mengeluarkan desa tertinggal menjadi desa berkembang dan mandiri. Hasilnya tahun 2014 desa tertinggal ada 39 namun di 2018 tinggal 19, sementara desa berkembang dari asalnya 156 naik jadi 172," sebutnya.
Di bidang digitalisasi juga pihaknya sudah menerapkan sistem pemerintah berbasis elektronik di desa, smart village. Masyarakat tinggal mengunakan HP untuk mengurus administrasi kependudukan. Pemilihan kepala desa dengan sistem e-voting di 43 desa pada tahun 2021 serta terpilih menjadi kabupaten yang memiliki empat desa cinta statistic (cantik) oleh BPS.
"Hanya memang ada beberapa program yang akibat pandemi COVID-19 tidak terealisasi dikarenakan refocusing angaran. Seperti konektivitas antar wilayah dari jalur sungai ke darat karena memang biayanya mahal. Namun target jangka pendek kita coba menata kota untuk wujudkan desa mandiri dan kabupaten layak anak," tegasnya.
"Kami ingin membangun dari desa dan menata kota agar bisa mengurangi ketimpangan antara kota dan desa, serta mencegah urbanisasi," terang Bupati Barito Kuala Noormiliyani saat menjawab pertanyaan dewan juri pada acara Indonesia Visionary Leader (IVL) Season VIII yang digelar MNC Portal Indonesia, Selasa (6/7/2021).
Menurutnya, pertanian menjadi perhatian khusus karena wilayahnya memiliki hamparan lahan pertanian seluas 3.000 hektare yang sayang jika tidak dioptimalkan. Apalagi produk pertanian seperti jeruk, padi, nanas, adalah nomer satu di Kalimantan Selatan. Kontribusi terbesar PDRB tahun 2020 sekitar 27,81% disumbangkan dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sementara industri pengolahan hanya berkontribusi 15,76%.
Melalui kolaborasi dengan Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Pertanian, pihaknya ke depan ingin mengembangkan daerah yang bukan hanya menjadi sentra pangan tapi juga daerah eko wisata yang berbasis pertanian. Salah satunya dengan membangun Jejangkit Ecopark, Community Based Tourism, serta menciptakan one village one product.
"Melalui pembangunan desa kami ingin mengeluarkan desa tertinggal menjadi desa berkembang dan mandiri. Hasilnya tahun 2014 desa tertinggal ada 39 namun di 2018 tinggal 19, sementara desa berkembang dari asalnya 156 naik jadi 172," sebutnya.
Di bidang digitalisasi juga pihaknya sudah menerapkan sistem pemerintah berbasis elektronik di desa, smart village. Masyarakat tinggal mengunakan HP untuk mengurus administrasi kependudukan. Pemilihan kepala desa dengan sistem e-voting di 43 desa pada tahun 2021 serta terpilih menjadi kabupaten yang memiliki empat desa cinta statistic (cantik) oleh BPS.
"Hanya memang ada beberapa program yang akibat pandemi COVID-19 tidak terealisasi dikarenakan refocusing angaran. Seperti konektivitas antar wilayah dari jalur sungai ke darat karena memang biayanya mahal. Namun target jangka pendek kita coba menata kota untuk wujudkan desa mandiri dan kabupaten layak anak," tegasnya.
(zik)