PKS Minta Evaluasi Efektivitas Alat Pendeteksi COVID-19 untuk Penumpang

Jum'at, 25 Juni 2021 - 16:05 WIB
loading...
PKS Minta Evaluasi Efektivitas...
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Suryadi Jaya Purnama meminta pemerintah mengevaluasi berbagai alat pendeteksi COVID-19 sebagai syarat perjalanan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI meminta evaluasi berbagai alat pendeteksi COVID-19 sebagai syarat perjalanan. Hal tersebut menyikapi ditemukannya penumpang yang positif COVID-19 pada penerbangan maskapai Garuda Indonesia.

Temuan itu membuat otoritas Hong Kong melarang sementara penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Jakarta mulai 22 Juni hingga 5 Juli 2021. Para penumpang itu diketahui positif COVID-19 berdasarkan hasil tes setibanya di Hong Kong pada Minggu 20 Juni 2021, padahal sebelumnya sudah dilakukan tes di Jakarta dan hasilnya negatif. Baca juga: Pulang Latihan Kerja, 225 Siswa SPN Polda Kaltim Positif COVID-19

Adanya kejadian ini dan meningkatnya jumlah kasus harian COVID-19 sebesar 20 ribu kasus per hari serta munculnya varian-varian COVID-19 yang baru menunjukkan bahwa uji COVID-19 dengan metode yang dianggap paling baik sekalipun ternyata memungkinkan terjadinya kesalahan.

"Berkaca pada hal tersebut perlu dilakukan evaluasi terhadap penggunaan berbagai alat pendeteksi COVID-19 sebagai syarat perjalanan, dimana peralatan tersebut menggunakan beberapa metoda yang berbeda dalam mendeteksi COVID-19," ujar Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS, Suryadi Jaya Purnama dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Jumat (25/6/2021).

Dia melanjutkan beberapa pakar kesehatan sendiri telah sejak lama meminta pemerintah untuk mengevaluasi penggunaan peralatan pendeteksi COVID-19 tersebut sebagai syarat perjalanan. Sebagaimana diketahui terdapat beberapa metode pendeteksian COVID-19, misalnya penggunaan alat swab dengan metoda tes PCR (polymerase chain reaction) adalah pemeriksaan molekular yang dilakukan dengan metode amplifikasi atau memperbanyak materi genetik virus atau bakteri.

Dia menilai alat dan metode itu dapat mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh manusia secara langsung. Selain metoda tes PCR tersebut, kata dia, terdapat pula metoda lain yang tidak mendeteksi secara langsung keberadaan virus dalam tubuh seseorang namun dapat mengindikasikan adanya virus, yaitu dengan cara mendeteksi pola senyawa VoC atau Volatile Organic Compound dalam embusan napas manusia.

Dimana dari pola VoC tersebut diharapkan dapat mengindikasikan ada atau tidaknya virus dalam tubuh seseorang. "Oleh karena metodenya yang tidak langsung dalam mendeteksi COVID-19 tersebut, maka dibutuhkan data yang sangat banyak untuk menguji keakurasian alat tersebut," katanya.

Dia mengungkapkan saat ini dengan kondisi adaptasi kebiasaan baru, tingkat perjalanan orang pun semakin meningkat sehingga tersedia data yang cukup banyak pula melalui hasil tes orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut. Dimana pemerintah sebagai pihak yang membolehkan penggunaan berbagai macam metode pendeteksi COVID-19 ini, kata dia, seharusnya memanfaatkan data-data tersebut untuk memastikan tingkat keakurasian masing-masing alat dan metoda.

"Apalagi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi akhir-akhir ini dan munculnya varian-varian COVID-19 yang baru, maka Fraksi PKS berpendapat bahwa evaluasi berbagai alat pendeteksi COVID-19 sebagai syarat perjalanan semakin urgen untuk dilakukan," jelasnya.

Fraksi PKS juga berpendapat di saat seperti ini selain memperketat persyaratan perjalanan, sebaiknya pemerintah menggunakan standard screening atau tes diagnosis yang sudah disetujui WHO saja, guna menghindari meluasnya penyebaran COVID-19.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1765 seconds (0.1#10.140)