Wacana Duet dengan Prabowo Sama Saja Siapkan Ranjau Buat Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wacana untuk menduetkan Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendapat kritik masyarakat. Bukan semata dipandang sebagai kebekuan sirkulasi kepemimpinan nasional, duet keduanya dianggap hanya menguntungkan oligarki yang sedang menikmati kuasa.
Analis politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat bahwa memasangkan Jokowi dengan Prabowo di Pilpres 2024 sama saja ingin memperpanjang oligarki politik.
"Saya pikir enggak bagus untuk kita mengusung Jokowi tiga periode. Ini sangat melukai. Reformasi semangatnya jelas membatasi masa jabatan presiden 3 periode," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting tersebut kepada SINDOnews, Rabu (16/6/2021).
Pangi pun membeberkan hasil survei Voxpol Center Research and Consulting periode 23 Maret - 2 April 2021. Salah satu hasil survei lembaganya itu menunjukkan bahwa masyarakat menolak wacana jabatan presiden tiga periode.
"Sebesar 84,4 persen masyarakat menolak masa jabatan presiden menjadi 3 periode. Dengan mengusung Jokowi- Prabowo sama saja ingin memperpanjang oligarki politik, kemunduran demokrasi, KKN dan regenerasi di kader partai menjadi mandek," tutur Pangi.
Selain itu, dia menilai wacana duet tokoh itu sama saja sedang menyiapkan ranjau bagi Presiden Jokowi. "Sebagai tokoh demokratis, yang mendukung demokrasi, tentu wacana pasangan JokPro bertentangan dengan idealisme dan nuansa kebatinan kita menolak, karena itu sama saja kita sedang menyiapkan ranjau untuk Jokowi," pungkasnya.
Sejauh ini sudah ada organisasi yang menghimpun para pendukung pasangan Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2024 bernama Jokpro 2024. Adapun Komunitas Jokpro 2024 itu sejauh ini sudah deklarasi di beberapa daerah.
Di antaranya di Yogyakarta dan Lapangan Jatayu Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). Mereka menyatakan dukungan agar Jokowi bisa mendapat kesempatan satu kali lagi memimpin Indonesia bersama Prabowo Subianto.
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
Analis politik Pangi Syarwi Chaniago berpendapat bahwa memasangkan Jokowi dengan Prabowo di Pilpres 2024 sama saja ingin memperpanjang oligarki politik.
"Saya pikir enggak bagus untuk kita mengusung Jokowi tiga periode. Ini sangat melukai. Reformasi semangatnya jelas membatasi masa jabatan presiden 3 periode," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting tersebut kepada SINDOnews, Rabu (16/6/2021).
Pangi pun membeberkan hasil survei Voxpol Center Research and Consulting periode 23 Maret - 2 April 2021. Salah satu hasil survei lembaganya itu menunjukkan bahwa masyarakat menolak wacana jabatan presiden tiga periode.
"Sebesar 84,4 persen masyarakat menolak masa jabatan presiden menjadi 3 periode. Dengan mengusung Jokowi- Prabowo sama saja ingin memperpanjang oligarki politik, kemunduran demokrasi, KKN dan regenerasi di kader partai menjadi mandek," tutur Pangi.
Selain itu, dia menilai wacana duet tokoh itu sama saja sedang menyiapkan ranjau bagi Presiden Jokowi. "Sebagai tokoh demokratis, yang mendukung demokrasi, tentu wacana pasangan JokPro bertentangan dengan idealisme dan nuansa kebatinan kita menolak, karena itu sama saja kita sedang menyiapkan ranjau untuk Jokowi," pungkasnya.
Sejauh ini sudah ada organisasi yang menghimpun para pendukung pasangan Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2024 bernama Jokpro 2024. Adapun Komunitas Jokpro 2024 itu sejauh ini sudah deklarasi di beberapa daerah.
Di antaranya di Yogyakarta dan Lapangan Jatayu Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). Mereka menyatakan dukungan agar Jokowi bisa mendapat kesempatan satu kali lagi memimpin Indonesia bersama Prabowo Subianto.
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
(muh)