Peringati 100 Tahun Presiden Soeharto, Keluarga Gelar Doa Bersama di Masjid At Tin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memperingati satu abad atau 100 tahun kelahiran Jenderal Besar HM Soeharto, Pihak keluarga akan menggelar doa bersama di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur pada hari ini Selasa (8/6/2021) sore.
Ketua Harian Panitia Penyelenggara Doa Bersama Arissetyanto Nugroho menjelaskan, acara doa bersama ini akan dipimpin Ahmad Fauzi Lubis, sedangkan untuk pembacaan tahlil akan dipimpin Saifullah Ismail. Sementara Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar akan mengisi ceramah. ”Kami akan memanjatkan doa bersama untuk almarhum Pak Harto, membacakan Surat Yasin, tahmid, dan tahlil. Ratusan peserta diprediksi akan mengikuti acara tersebut baik secara offline dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, dan juga diikuti secara online oleh ratusan masjid di berbagai wilayah, serta berbagai khalayak luas di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga akan diserahkan buku Profil 999 Masjid Pak Harto yang dilakukan oleh Panji Adhikumoro Soeharto untuk keluarga dan selanjutnya diberikan kepada sejumlah tokoh, antara lain Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. ”Momentum satu abad kelahiran Pak Harto ini merupakan momentum yang sangat istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi keluarga Jenderal Besar Haji Muhammad Soeharto. Bagaimanapun, 8 juni 2021 menjadi hari yang patut dikenang dan disyukuri oleh siapa pun yang mencintai dan menghormati presiden kedua Republik Indonesia tersebut,” ujarnya.
Semasa hidupnya, kata dia, almarhum Soeharto merupakan salah satu putera bangsa yang memberikan segala hal terbaik dari dirinya untuk Ibu Pertiwi tercinta. Sejak remaja, Soeharto memilih menjadi bagian dari anak zamannya, menjadi pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengangkat senjata. Bahkan, masa muda Soeharto dihabiskan dengan meniti karier sebagai prajurit yang menjaga nusa dan bangsanya dari berbagai ancaman.
”Hingga pada suatu titik penting hidupnya, Pak Harto diberi tanggung-jawab yang luar biasa berat, di antaranya memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949, meredakan pemberontakan-pemberontakan di berbagai daerah, memimpin operasi Mandala Pembebasan Irian Barat, serta membawa bangsa ini keluar dari kemelut nasional pasca kudeta G30S/PKI,” kata dia.
Tak hanya itu, Soeharto juga dipercaya menjadi Presiden Kedua Republik Indonesia (RI) dan menjalankan amanatnya tersebut dengan adil, mewujudkan makmur dan kesejahteraan bagi masyarakat. Banyak prestasi yang diukir Soeharto selama memimpin Indonesia. Di antaranya, berjasa besar di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian karena mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650% menjadi 12% dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya.
”Selama Pak Harto menjadi Presiden, ekonomi Indonesia sempat tumbuh rata-rata secara konstan di atas 7% pertahun, bahkan pernah di atas 9% pada awal-awal kepemimpinannya. Tiada kenal lelah, Pak Harto memanfaatkan waktu dan tenaga yang dimilikinya untuk memikirkan, mendiskusikan, dan mengambil keputusan yang tak mudah bagi kebaikan Indonesia. Didampingi Hj. Siti Hartinah Soeharto, bahu membahu tanpa pamrih mewujudkan apa yang didambakan oleh rakyat hingga purna tugas pada Mei 1998,” paparnya.
Tentunya, rakyat Indonesia ada yang sangat puas menerima, namun ada pula yang tak puas dengan kiprah Soeharto selama menjabat Presiden. Momentum 8 Juni 2021, kata dia, satu abad pascahari kelahirannya yang istimewa diharapkan mampu dijadikan momentum untuk menghidupkan semangat, menemukan, dan meraih keteladanan dari segala kiprah yang telah dilaksanakan semasa hidupnya.
”8 Juni 2021 juga bisa menjadi momentum untuk mensyukuri betapa pikiran, tindakan, dan kiprah Pak Harto dalam membangun bangsa dan negara, nyata benar manfaatnya. Keluarga dan pencinta Pak Harto mengajak seluruh handai taulan, serta bangsa Indonesia untuk memanjatkan doa bagi Pak Harto dan juga Ibu Tien Soeharto, agar kiprah mereka di dunia menjadi amal baik yang melapangkan jalan mereka ke surge,” tandasnya.
Ketua Harian Panitia Penyelenggara Doa Bersama Arissetyanto Nugroho menjelaskan, acara doa bersama ini akan dipimpin Ahmad Fauzi Lubis, sedangkan untuk pembacaan tahlil akan dipimpin Saifullah Ismail. Sementara Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar akan mengisi ceramah. ”Kami akan memanjatkan doa bersama untuk almarhum Pak Harto, membacakan Surat Yasin, tahmid, dan tahlil. Ratusan peserta diprediksi akan mengikuti acara tersebut baik secara offline dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, dan juga diikuti secara online oleh ratusan masjid di berbagai wilayah, serta berbagai khalayak luas di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga
Dalam kegiatan tersebut juga akan diserahkan buku Profil 999 Masjid Pak Harto yang dilakukan oleh Panji Adhikumoro Soeharto untuk keluarga dan selanjutnya diberikan kepada sejumlah tokoh, antara lain Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. ”Momentum satu abad kelahiran Pak Harto ini merupakan momentum yang sangat istimewa bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi keluarga Jenderal Besar Haji Muhammad Soeharto. Bagaimanapun, 8 juni 2021 menjadi hari yang patut dikenang dan disyukuri oleh siapa pun yang mencintai dan menghormati presiden kedua Republik Indonesia tersebut,” ujarnya.
Semasa hidupnya, kata dia, almarhum Soeharto merupakan salah satu putera bangsa yang memberikan segala hal terbaik dari dirinya untuk Ibu Pertiwi tercinta. Sejak remaja, Soeharto memilih menjadi bagian dari anak zamannya, menjadi pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengangkat senjata. Bahkan, masa muda Soeharto dihabiskan dengan meniti karier sebagai prajurit yang menjaga nusa dan bangsanya dari berbagai ancaman.
”Hingga pada suatu titik penting hidupnya, Pak Harto diberi tanggung-jawab yang luar biasa berat, di antaranya memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949, meredakan pemberontakan-pemberontakan di berbagai daerah, memimpin operasi Mandala Pembebasan Irian Barat, serta membawa bangsa ini keluar dari kemelut nasional pasca kudeta G30S/PKI,” kata dia.
Tak hanya itu, Soeharto juga dipercaya menjadi Presiden Kedua Republik Indonesia (RI) dan menjalankan amanatnya tersebut dengan adil, mewujudkan makmur dan kesejahteraan bagi masyarakat. Banyak prestasi yang diukir Soeharto selama memimpin Indonesia. Di antaranya, berjasa besar di bidang pembangunan ekonomi dan pertanian karena mampu menurunkan tingkat inflasi dari 650% menjadi 12% dalam beberapa tahun pertama kepemimpinannya.
”Selama Pak Harto menjadi Presiden, ekonomi Indonesia sempat tumbuh rata-rata secara konstan di atas 7% pertahun, bahkan pernah di atas 9% pada awal-awal kepemimpinannya. Tiada kenal lelah, Pak Harto memanfaatkan waktu dan tenaga yang dimilikinya untuk memikirkan, mendiskusikan, dan mengambil keputusan yang tak mudah bagi kebaikan Indonesia. Didampingi Hj. Siti Hartinah Soeharto, bahu membahu tanpa pamrih mewujudkan apa yang didambakan oleh rakyat hingga purna tugas pada Mei 1998,” paparnya.
Tentunya, rakyat Indonesia ada yang sangat puas menerima, namun ada pula yang tak puas dengan kiprah Soeharto selama menjabat Presiden. Momentum 8 Juni 2021, kata dia, satu abad pascahari kelahirannya yang istimewa diharapkan mampu dijadikan momentum untuk menghidupkan semangat, menemukan, dan meraih keteladanan dari segala kiprah yang telah dilaksanakan semasa hidupnya.
”8 Juni 2021 juga bisa menjadi momentum untuk mensyukuri betapa pikiran, tindakan, dan kiprah Pak Harto dalam membangun bangsa dan negara, nyata benar manfaatnya. Keluarga dan pencinta Pak Harto mengajak seluruh handai taulan, serta bangsa Indonesia untuk memanjatkan doa bagi Pak Harto dan juga Ibu Tien Soeharto, agar kiprah mereka di dunia menjadi amal baik yang melapangkan jalan mereka ke surge,” tandasnya.
(cip)