Catatan Egy Massadiah dari Lokasi Salat Ied Letjen TNI Doni Monardo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Minggu (24/5/2020), suasana Ruang Serba Guna Dr. Sutopo Purwo Nugroho di lantai 15 Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur lengang. Aula seluas kurang lebih 400 meter persegi itu, berubah wajah.
Yang sudah-sudah, Ruang Serba Guna Sutopo yang diresmikan Kepala BNPB Doni Monardo pada 1 Agustus 2019 itu, digunakan untuk berbagai acara skala besar, dengan jumlah hadirin lebih ratusan orang. Hari ini, untuk pertama kalinya, ruang dengan ciri lantai dan dinding berlapis ornamen kayu itu, digunakan untuk salat Idul Fitri 1441 Hijriah/2020 Masehi.
Pesertanya adalah Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo dan para staf yang sudah dua bulan lebih mukim di kantor. (Baca juga: 248.555 Spesimen COVID-19 Telah Diperiksa)
Panitia kecil salat Idul Fitri di Graha BNPB hanya mengizinkan sepuluh (10) orang saja. Alhasil, ruang berkapasitas ratusan orang itu pun terlihat sangat longgar. Jarak jamaah satu dan lainnya sekitar dua meter. "Peserta salat Idul Fitri antara lain Pak Doni, Koorspri Kepala BNPB Kolonel Budi Irawan, Kolonel Hasyim Lalhakim, Jarwansah direktur Darurat BNPB, dan 5 staf lainnya," ungkap Egy Massadiah yang merupakan Tenaga Ahli BNPB yang juga mengikuti salat Ied.
Jalannya salat Idul Fitri menjadi sangat khidmad. Jamaah bersama-sama memanjatkan doa. Bermunajat dari ketinggian 75 meter dari permukaan tanah, berharap virus corona segera sirna.
Kehidupan Normal Baru
Salat Idul Fitri “kategori kecil-kecilan” pun berlangsung dengan bobot dan kekhidmatan yang dalam. Terlebih, panitia Karo Umum BNPB Andi Eviana menghadirkan khatib Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si yang merupakan Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia.
Nadjamudin yang juga pengajar di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah itu membawakan topik aktual dalam khotbahnya “Kehidupan Normal Baru dalam menggapai Keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala”.
“Saat ini Allah Jallajalalu menguji ummatnya dengan wabah pandemik yang sangat berbahaya dan mematikan (Virus Corona Disease 2019/COVID-19), sebagaimana Firman-Nya dalam Surah AlBaqarah pada ayat 155-156,” ujar Nadjamudin.
Ke depan, kita harus memulai kehidupan normal baru dengan membudayakan protokol kesehatan sebagai karakter pribadi. Dari karakter pribadi, nantinya begulir menjadi gerakan budaya baru di kalangan umat Islam dan Bangsa Indonesia.
Gerakan budaya baru ini akan bermuara pada lahirnya peradaban yang tinggi di mana umat manusia sudah hidup pada tatanan yang melekat pada kehidupan sehat dan merekonstruksi masa depannya secara sistemik dan berkelanjutan. “Protokol kesehatan ini adalah gagasan cerdas, bernas, dan mencerahkan dalam menghadapi wabah virus corona,” tambahnya.
Yang sudah-sudah, Ruang Serba Guna Sutopo yang diresmikan Kepala BNPB Doni Monardo pada 1 Agustus 2019 itu, digunakan untuk berbagai acara skala besar, dengan jumlah hadirin lebih ratusan orang. Hari ini, untuk pertama kalinya, ruang dengan ciri lantai dan dinding berlapis ornamen kayu itu, digunakan untuk salat Idul Fitri 1441 Hijriah/2020 Masehi.
Pesertanya adalah Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo dan para staf yang sudah dua bulan lebih mukim di kantor. (Baca juga: 248.555 Spesimen COVID-19 Telah Diperiksa)
Panitia kecil salat Idul Fitri di Graha BNPB hanya mengizinkan sepuluh (10) orang saja. Alhasil, ruang berkapasitas ratusan orang itu pun terlihat sangat longgar. Jarak jamaah satu dan lainnya sekitar dua meter. "Peserta salat Idul Fitri antara lain Pak Doni, Koorspri Kepala BNPB Kolonel Budi Irawan, Kolonel Hasyim Lalhakim, Jarwansah direktur Darurat BNPB, dan 5 staf lainnya," ungkap Egy Massadiah yang merupakan Tenaga Ahli BNPB yang juga mengikuti salat Ied.
Jalannya salat Idul Fitri menjadi sangat khidmad. Jamaah bersama-sama memanjatkan doa. Bermunajat dari ketinggian 75 meter dari permukaan tanah, berharap virus corona segera sirna.
Kehidupan Normal Baru
Salat Idul Fitri “kategori kecil-kecilan” pun berlangsung dengan bobot dan kekhidmatan yang dalam. Terlebih, panitia Karo Umum BNPB Andi Eviana menghadirkan khatib Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si yang merupakan Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia.
Nadjamudin yang juga pengajar di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah itu membawakan topik aktual dalam khotbahnya “Kehidupan Normal Baru dalam menggapai Keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala”.
“Saat ini Allah Jallajalalu menguji ummatnya dengan wabah pandemik yang sangat berbahaya dan mematikan (Virus Corona Disease 2019/COVID-19), sebagaimana Firman-Nya dalam Surah AlBaqarah pada ayat 155-156,” ujar Nadjamudin.
Ke depan, kita harus memulai kehidupan normal baru dengan membudayakan protokol kesehatan sebagai karakter pribadi. Dari karakter pribadi, nantinya begulir menjadi gerakan budaya baru di kalangan umat Islam dan Bangsa Indonesia.
Gerakan budaya baru ini akan bermuara pada lahirnya peradaban yang tinggi di mana umat manusia sudah hidup pada tatanan yang melekat pada kehidupan sehat dan merekonstruksi masa depannya secara sistemik dan berkelanjutan. “Protokol kesehatan ini adalah gagasan cerdas, bernas, dan mencerahkan dalam menghadapi wabah virus corona,” tambahnya.