Peringati Hari Lanjut Usia, Risma Tegaskan Lansia Bukan Beban Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Sosial RI (Mensos) Tri Rismaharini menyebut lanjut usia (Lansia) bukan menjadi beban negara namun justru merupakan aset negara dan subjek pembangunan. Hal ini disampaikan saat menyambut peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), di Bekasi.
“Justru lansia harus dipandang sebagai aset penting negara. Mereka adalah subjek pembangunan. Populasi lansia yang besar, berpotensi memberikan banyak keuntungan jika mereka tetap tangguh, sehat dan produktif,”kata Mensos dalam laman resmi Kemensos, Senin (31/05/2021).
Sebagai penduduk senior, mereka juga telah berkontribusi dalam perkembangan bangsa. Dengan pengalaman, pengetahuan dan keteladanan, mereka bisa mewariskan nilai kebajikan kepada generasi sesudahnya. "Dengan warisan yang diberikan menjadi modal, bagi generasi saat ini untuk mengelola pembangunan dengan belajar dari pengalaman masa lalu lansia. Sebagai penduduk senior, mereka memiliki sejumlah kelebihan,”paparnya.
Ia menambahkan saat mereka menyandang sebutan sebagai lansia, bukan berarti mereka tidak produktif, dan oleh karenanya menjadi objek pembangunan. Justru sebaliknya, lansia merupakan aset produktif. “Tentu saja, produktifitas dimaksud harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki dan tingkat kesehatannya,”papar Mensos.
Sehingga dibutuhkan langkah-langkah guna memberdayakan para lansia dan dibekali dengan ilmu yang disesuaikan dengan kepentingan sektor pembangunan yang akan menggunakan SDM lansia tersebut. Para lansia pun butuh dukungan dari keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekitar, untuk membuat mereka merasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
"Para lansia yang sejahtera baik lahir dan batin bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat termasuk organisasi sosial, organisasi profesi, akademi, LSM, dan kelompok masyarakat lainnya,"jelasnya.
Lihat Juga: Seminar Lembaga Demografi FEB UI: Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045
“Justru lansia harus dipandang sebagai aset penting negara. Mereka adalah subjek pembangunan. Populasi lansia yang besar, berpotensi memberikan banyak keuntungan jika mereka tetap tangguh, sehat dan produktif,”kata Mensos dalam laman resmi Kemensos, Senin (31/05/2021).
Sebagai penduduk senior, mereka juga telah berkontribusi dalam perkembangan bangsa. Dengan pengalaman, pengetahuan dan keteladanan, mereka bisa mewariskan nilai kebajikan kepada generasi sesudahnya. "Dengan warisan yang diberikan menjadi modal, bagi generasi saat ini untuk mengelola pembangunan dengan belajar dari pengalaman masa lalu lansia. Sebagai penduduk senior, mereka memiliki sejumlah kelebihan,”paparnya.
Ia menambahkan saat mereka menyandang sebutan sebagai lansia, bukan berarti mereka tidak produktif, dan oleh karenanya menjadi objek pembangunan. Justru sebaliknya, lansia merupakan aset produktif. “Tentu saja, produktifitas dimaksud harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki dan tingkat kesehatannya,”papar Mensos.
Sehingga dibutuhkan langkah-langkah guna memberdayakan para lansia dan dibekali dengan ilmu yang disesuaikan dengan kepentingan sektor pembangunan yang akan menggunakan SDM lansia tersebut. Para lansia pun butuh dukungan dari keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekitar, untuk membuat mereka merasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
"Para lansia yang sejahtera baik lahir dan batin bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat termasuk organisasi sosial, organisasi profesi, akademi, LSM, dan kelompok masyarakat lainnya,"jelasnya.
Lihat Juga: Seminar Lembaga Demografi FEB UI: Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045
(cip)