Bela SBY, Wasekjen Demokrat Sebut Sekjen PDIP Kena Serangan Panik

Minggu, 30 Mei 2021 - 08:15 WIB
loading...
Bela SBY, Wasekjen Demokrat Sebut Sekjen PDIP Kena Serangan Panik
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Irwan menyebut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkena serangan panik. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Irwan membalas pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, yang menegaskan partainya tidak akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Dia melihat bahwa Hasto tengah terkena serangan panik, karena tiba-tiba membuat pernyataan itu. Sekaligus membuktikan bahwa Hasto menikmati perpecahan bangsa dalam pilpres. "Apa yang disampaikan Hasto ini saya pandang sebagai sebuah panic disorder, nggak ada angin, nggak ada hujan tiba-tiba Hasto menarik garis batas tegas yang justru makin menegaskan bahwa mereka menikmati kondisi perpecahan bangsa sejak Pilpres 2014," kata pria yang akrab disapa Irwan Fecho kepada wartawan, Minggu (30/5/2021).

Menurut Irwan, sudah jelas Hasto terkena panic attack atau serangan panik, hal itu ditandai oleh ketakutan akan lawan politik dalam hal ini Partai Demokrat yang terus mendapat simpati besar rakyat Indonesia, sehingga kehilangan kendali rasional di tengah kondisi pilpres yang masih jauh dan masih fokus pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Kemudian, sambung legislator asal Kalimantan Timur ini, pernyataan Hasto soal perbedaan ideologi partai pun berbahaya dan berpotensi membelah bangsa. "Pernyataan Hasto terkait ideologi partai ini berbahaya karena berpotensi membelah pesatuan bangsa dengan labelling yang keliru dan sesat kepada lawan politiknya. Semua partai tentu punya ideologi. Dan sudah final ideologi Partai Demokrat adalah Pancasila," tegas Irwan.

Selain itu, mantan PNS ini juga menjawab pernyataan Hasto bahwa Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai "Bapak Bansos". Pernyataan itu dinilainya sebagai bentuk upaya mencitrakan bantuan sosial (Bansos) di era SBY negatif. Padahal, rakyat tahu bukan bansos era SBY yang negatif, tetapi penyelewengan dana bansos itu yang jahat dan itu dilakukan oleh menteri dari partai Hasto sendiri.

Irwan menegaskan, bansos di era SBY berbentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diterima rakyat. Terbukti meminimalisir penyelewengan dan membantu rakyat yang susah. Bagi SBY, bantuan langsung ke rakyat itu justru manifestasi ideologis, jalan bagi keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. "Justru kalau fiktif dan diselewengkan bansos jadi dimanfaatkan untuk elektoral semata. Masyarakat cerdas dan tahu itu makanya Hasto panik dan kehilangan kendali etika dan rasionalitas politik," pungkas Irwan.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)