Klasemen Papan Survei Capres Masih Dirajai Prabowo, Ganjar dan Anies
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS), Arman Salam menyatakan, saat ini survei opini publik sering dijadikan sebagai alat untuk memotret opini kekinian dalam berbagai bidang baik politik, ekonomi, sosial dan pertahanan dan keamanan, termasuk potret kinerja anggota kabinet.
"Namun dalam melakukan survei tentu harus memiliki ilmu tentang teknik sampling yang mumpuni. Termasuk dalam membuat aneka pertanyaan harus diuji validitas dan reabilitasnya agar hasilnya akurat paling tidak mendekati kondisi sesungguhnya," tutur Arman saat dihubungi, Minggu (23/5/2021).
Menurut Arman, melakukan kombinasi figur-figur Capres untuk diuji elektabilitasnya menjadi hal yang biasa saja. Namun dalam konteks analisa perlu ditegaskan kembali jika figur tersebut disegmentasikan atau dicluster secara terbatas.
Baca juga: Susi Pudjiastuti dan Risma Dinilai Sosok Perempuan yang Laik Masuk Capres 2024
Dalam survei simulasi seperti itu biasa untuk melihat pola peralihan suara, tetapi dalam memberikan informasi kepada publik terkait figur potensial capres nampaknya tidak banyak memberikan informasi, malah terkesan sebagai dagangan nama yang ingin diorbitkan.
"Jika bicara calon presiden baiknya semua nama potensial dari semua latar belakang calon harus dimasukan karena siapapun berpeluang mancalonkan," ujarnya.
"Jika diparsialkan bisa jadi tukul arwana masuk pada lima besar calon presiden jika pertanyaan dibatasi dengan dari pelawak kondang di indonesia siapa yang dipilih ibu atau bapak menjadi presiden 2024," sambung dia.
Dia mengungkapkan, survei terakhir lembaganya terkait Capres dari latar belakang menteri Jokowi, menurutnya Prabowo dan Sandiaga Uno berada di atas jauh meninggalkan yang lain.
"Namun jika semua figur yang berpotensi dari berbagai latar belakang baik pimpinan partai, kepala daerah, politisi, militer, akademisi, maupun menteri menteri maka nama Prabowo, Ganjar, Anies dan Ridwan Kamil masih sengit di papan atas," pungkasnya.
"Namun dalam melakukan survei tentu harus memiliki ilmu tentang teknik sampling yang mumpuni. Termasuk dalam membuat aneka pertanyaan harus diuji validitas dan reabilitasnya agar hasilnya akurat paling tidak mendekati kondisi sesungguhnya," tutur Arman saat dihubungi, Minggu (23/5/2021).
Menurut Arman, melakukan kombinasi figur-figur Capres untuk diuji elektabilitasnya menjadi hal yang biasa saja. Namun dalam konteks analisa perlu ditegaskan kembali jika figur tersebut disegmentasikan atau dicluster secara terbatas.
Baca juga: Susi Pudjiastuti dan Risma Dinilai Sosok Perempuan yang Laik Masuk Capres 2024
Dalam survei simulasi seperti itu biasa untuk melihat pola peralihan suara, tetapi dalam memberikan informasi kepada publik terkait figur potensial capres nampaknya tidak banyak memberikan informasi, malah terkesan sebagai dagangan nama yang ingin diorbitkan.
"Jika bicara calon presiden baiknya semua nama potensial dari semua latar belakang calon harus dimasukan karena siapapun berpeluang mancalonkan," ujarnya.
"Jika diparsialkan bisa jadi tukul arwana masuk pada lima besar calon presiden jika pertanyaan dibatasi dengan dari pelawak kondang di indonesia siapa yang dipilih ibu atau bapak menjadi presiden 2024," sambung dia.
Dia mengungkapkan, survei terakhir lembaganya terkait Capres dari latar belakang menteri Jokowi, menurutnya Prabowo dan Sandiaga Uno berada di atas jauh meninggalkan yang lain.
"Namun jika semua figur yang berpotensi dari berbagai latar belakang baik pimpinan partai, kepala daerah, politisi, militer, akademisi, maupun menteri menteri maka nama Prabowo, Ganjar, Anies dan Ridwan Kamil masih sengit di papan atas," pungkasnya.
(maf)