PAN-PKS Soroti Isu Demokrasi Pasca Reformasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu demokrasi menjadi perbincangan hangat dalam pertemuan antara Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ), hari ini. Terlebih, setiap tanggal 21 Mei, bangsa Indonesia selalu memperingati hari reformasi.
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa sebenarnya banyak capaian yang sudah dirasakan pasca tumbangnya orde baru. Salah satu yang dirasakan di era reformasi ini, kata dia, bebasnya masyarakat Indonesia dalam mengemukakan pendapatnya.
"Itu hasil reformasi, hasilnya banyak," kata Zulhas dalam jumpa pers seusai pertemuan dengan PKS di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Jumat (21/5/2021).
Kendati begitu, tutur dia, masih ada pemikiran bersama dari semua pihak untuk membahas kembali sistem demokrasi yang sudah berjalan 23 tahun silam. Menurut Zulhas, bukan hanya PAN dan PKS, tapi juga semua partai politik.
"Karena demokrasi kita di samping yang sudah ada hasilnya, banyak yang perlu didiskusikan dan waspadai. Misalnya demokrasi hasilkan harmoni, tapi yang terjadi adalah disharmoni," ujarnya.
Wakil Ketua MPR itu melihat belakangan ini fitnah dan ujaran kebencian menjadi hal yang lumrah terjadi di era demokrasi. Dia menganggap, fenomena itu sudah kebablasan dari apa yang telah dicita-citakan.
"Karena demokrasi seharusnya menghasilkan nilai, value, tapi malah disharmoni, nah ini kenapa. Tentu ada yang keliru dari demokrasi kita," pungkasnya.
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa sebenarnya banyak capaian yang sudah dirasakan pasca tumbangnya orde baru. Salah satu yang dirasakan di era reformasi ini, kata dia, bebasnya masyarakat Indonesia dalam mengemukakan pendapatnya.
"Itu hasil reformasi, hasilnya banyak," kata Zulhas dalam jumpa pers seusai pertemuan dengan PKS di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Jumat (21/5/2021).
Kendati begitu, tutur dia, masih ada pemikiran bersama dari semua pihak untuk membahas kembali sistem demokrasi yang sudah berjalan 23 tahun silam. Menurut Zulhas, bukan hanya PAN dan PKS, tapi juga semua partai politik.
"Karena demokrasi kita di samping yang sudah ada hasilnya, banyak yang perlu didiskusikan dan waspadai. Misalnya demokrasi hasilkan harmoni, tapi yang terjadi adalah disharmoni," ujarnya.
Wakil Ketua MPR itu melihat belakangan ini fitnah dan ujaran kebencian menjadi hal yang lumrah terjadi di era demokrasi. Dia menganggap, fenomena itu sudah kebablasan dari apa yang telah dicita-citakan.
"Karena demokrasi seharusnya menghasilkan nilai, value, tapi malah disharmoni, nah ini kenapa. Tentu ada yang keliru dari demokrasi kita," pungkasnya.
(muh)