Pengaruhnya Cukup Signifikan, Anak Muda Diharap Terjun Langsung ke Politik
loading...

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Gerindra G Budisatrio Djiwandono mengatakan, anak muda adalah aset penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Gerindra G Budisatrio Djiwandono mengatakan, anak muda adalah aset penting bagi kemajuan bangsa Indonesia. Untuk itu, peran anak muda dalam politik di DPR harus terus ditingkatkan. Sebab, anak muda punya ekspetasi tinggi terhadap perubahan di Indonesia.
Baca juga: Dikunjungi Anak Muda Muhammadiyah, Amien Rais Sampaikan Pesan Ini
Kendati demikian demikian, Budi mengamini, tidak mudah bagi anak muda untuk terjun dalam dunia politik yang bisa mewakili suara anak muda. Hal ini perlu pengorbanan yang besar dan panjang alias tidak instan.
"Saya mendapat kepercayaan menjadi wakil ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, itu prosesnya panjang 10 tahun menjalani proses ini. Ekspektasi lawan realita memang agak bertolak belakang ya, tidak selalu sama," kata Budi dalam Ragam Aktualiasi Tidar (RADAR) bertajuk Realita Anak Muda Berpolitik 'Ekspektasi vs Realita' yang diselenggarakan Tunas Indonesia Raya (TIDAR) organisasi sayap Partai Gerindra dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Saleh PAN Ungkap Anak Muda Muhammadiyah Sangat Kecewa dengan Pernyataan Ngabalin
Budisatrio berpendapat, apabila anak muda mampu melewati proses panjang itu pasti akan mendapatkan hasil yang manis. Yakni mewakili suara anak muda di DPR yang saat ini masih sangat kecil.
Dia melanjutkan, dengan banyaknya keterwakilan anak muda di DPR, maka keinginan dari kalangan muda untuk perubahan Indonesia bisa direalisasikan. Sebab mau tidak mau, suka atau tidak suka, keputusan di DPR diambil berdasarkan suara terbanyak.
Baca juga: Bertemu La Nyalla, Pemuda Perindo Bahas Peran Anak Muda dan Bonus Demografi
"Dalam mencapai suatu kebijakan, keputusan, apakah di komisi atau di paripurna DPR, kita butuh suara mayoritas, kita harus ada banyak suara baru kita bisa menjalankan suatu kebijakan. Kalau tidak, maka kita akan sulit," ucap Budi.
Menurut dia, belum terdengarnya suara anak muda di DPR karena saat ini keterwakilannya masih sangat minim. Bahkan berdasarkan data, keterwakilan politik anak muda dengan rentang usia 23 tahun hingga 30 tahun di DPR RI periode 2019-2024 hanya sekitar 4 persen atau 24 orang dari total 575 kursi dewan.
"Tapi saya selalu bertumpu dan berkeyakinan bila mana diberikan kesempatan, anak muda Indonesia pasti bisa, contohnya itu sudah terlalu banyak, temen tadi. Mba Roro, Mas Hakim masih muda, mereka bisa menyumbangkan pikirannya dan ini sangat penting untuk hadir di DPR RI," ungkapnya.
Maka itu, dia kembali mengingatkan dan memberikan semangat kepada anak muda untuk tidak ragu ikut terjun dalam dunia politik. Tujuannya, agar suara anak muda menggema dan didegarkan di DPR RI. Begitu juga dengan kebijakan yang diambil merepresentasikan anak muda.
"Kita tidak boleh lelah, tidak boleh kecil hati bahwa perjuangan tidak selesai esok hari, tapi memakan waktu, 6,7 sampai 10 tahun, inilah perjuangan yang harus diketahui teman-teman yang terinspirasi masuk (ke DPR)," pungkasnya.
Baca juga: Dikunjungi Anak Muda Muhammadiyah, Amien Rais Sampaikan Pesan Ini
Kendati demikian demikian, Budi mengamini, tidak mudah bagi anak muda untuk terjun dalam dunia politik yang bisa mewakili suara anak muda. Hal ini perlu pengorbanan yang besar dan panjang alias tidak instan.
"Saya mendapat kepercayaan menjadi wakil ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, itu prosesnya panjang 10 tahun menjalani proses ini. Ekspektasi lawan realita memang agak bertolak belakang ya, tidak selalu sama," kata Budi dalam Ragam Aktualiasi Tidar (RADAR) bertajuk Realita Anak Muda Berpolitik 'Ekspektasi vs Realita' yang diselenggarakan Tunas Indonesia Raya (TIDAR) organisasi sayap Partai Gerindra dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Saleh PAN Ungkap Anak Muda Muhammadiyah Sangat Kecewa dengan Pernyataan Ngabalin
Budisatrio berpendapat, apabila anak muda mampu melewati proses panjang itu pasti akan mendapatkan hasil yang manis. Yakni mewakili suara anak muda di DPR yang saat ini masih sangat kecil.
Dia melanjutkan, dengan banyaknya keterwakilan anak muda di DPR, maka keinginan dari kalangan muda untuk perubahan Indonesia bisa direalisasikan. Sebab mau tidak mau, suka atau tidak suka, keputusan di DPR diambil berdasarkan suara terbanyak.
Baca juga: Bertemu La Nyalla, Pemuda Perindo Bahas Peran Anak Muda dan Bonus Demografi
"Dalam mencapai suatu kebijakan, keputusan, apakah di komisi atau di paripurna DPR, kita butuh suara mayoritas, kita harus ada banyak suara baru kita bisa menjalankan suatu kebijakan. Kalau tidak, maka kita akan sulit," ucap Budi.
Menurut dia, belum terdengarnya suara anak muda di DPR karena saat ini keterwakilannya masih sangat minim. Bahkan berdasarkan data, keterwakilan politik anak muda dengan rentang usia 23 tahun hingga 30 tahun di DPR RI periode 2019-2024 hanya sekitar 4 persen atau 24 orang dari total 575 kursi dewan.
"Tapi saya selalu bertumpu dan berkeyakinan bila mana diberikan kesempatan, anak muda Indonesia pasti bisa, contohnya itu sudah terlalu banyak, temen tadi. Mba Roro, Mas Hakim masih muda, mereka bisa menyumbangkan pikirannya dan ini sangat penting untuk hadir di DPR RI," ungkapnya.
Maka itu, dia kembali mengingatkan dan memberikan semangat kepada anak muda untuk tidak ragu ikut terjun dalam dunia politik. Tujuannya, agar suara anak muda menggema dan didegarkan di DPR RI. Begitu juga dengan kebijakan yang diambil merepresentasikan anak muda.
"Kita tidak boleh lelah, tidak boleh kecil hati bahwa perjuangan tidak selesai esok hari, tapi memakan waktu, 6,7 sampai 10 tahun, inilah perjuangan yang harus diketahui teman-teman yang terinspirasi masuk (ke DPR)," pungkasnya.
(maf)
Lihat Juga :